Wednesday, December 1, 2010

Inilah 6 Jenderal dan Pemimpin Perang Termuda Sepanjang Sejarah

Dalam sejarah militer, pemimpin militer adalah tokoh sentral dalam membangun kekuatan persenjataan, strategi dan kemampuan tempur prajuritnya. Oleh sebab itu orang yang dipilih untuk menjadi pemimpin dalam dunia militer adalah orang mempunyai pengalaman yang cukup. Biasanya, mereka yang menduduki posisi tersebut secara usia di atas 40 Tahun. Namun sejarah mencatat deretan orang muda yang telah berhasil meraih posisi terhormat itu dan mengguanakannya untuk merubah sejarah dunia
1. Usamah Bin Zaid
Sejarah penyebaran Islam di masa Nabi Muhammad telah banyak mencatat peristiwa penting dalam sejarah dunia, salah satu diantara peristiwa penting itu ialah pengangkatan usamah bin Zayid sebagai pemimpin perang (Jenderal di masa Sekarang) dalam usia yang sangat muda yaitu kurang dari 20 tahun (sejarawan Islam memperkirakan saat itu usianya masih 17-19 tahun). Sejak masa kanak-kanak Usamah memang
sudah mempunyai keberanian dan keinginanya untuk berperang. Saat
terjadi Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah saw dengan tujuan ingin turut berperang (jihad). Namun karena usianya yang belum layak, Rosulullah menolak permintaannya. Karena itu, Usama pulang sambil menangis. Dia sedih karena tidak turut berperang di bawah komando Rasulullah. Meski demikian ia tak berputus asa, pada peperangan selanjutnya yaitu perang Khandaq ia kembali mengajukan diri untuk menjadi tentara dalam pasukan kaum muslimin. Rasulullah kagum melihat tekad kerasnya ingin turut berperang. Karena itu, beliau mengizinkannya. Usamah ikut bertempur ketika baru berusia lima belas tahun. Pada perang Mu'tah ia menyaksiakan sendiri ayahnya Zaid Bin Haritsah yang juga komandan pertempuran gugur di tangan musuh.

Ketika Islam berjaya pada masa Rasulullah di Arab. Pada tahun kesebelas hijriah Rasulullah menurunkan perintah agar menyiapkan bala tentara untuk memerangi pasukan Romawi. Dalam pasukan itu terdapat antara lain Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khattab, Sa'ad bin ABi Waqqas, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan lain-lain sahabat yang tua-tua.Rasulullah mengangkat Usamah bin Zaid yang muda remaja menjadi panglima seluruh pasukan yang akan diberangkatkan. Ketika itu usia Usamah belum melebihi dua puluh tahun. Beliau memerintahkan Usamah supaya berhenti di Balqa' dan Qal'atut Daarum dekat Gazzah, termasuk wilayah kekuasaan Romawi
Usamah dan pasukannya terus bergerak dengan cepat meninggalkan Madinah. Setelah melewati beberapa daerah yang masih tetap memeluk Islam, akhirnya mereka tiba di Wadilqura. Usamah mengutus seorang mata-mata dari suku Hani Adzrah bernama Huraits. Ia maju meninggalkan pasukan hingga tiba di Ubna, tempat yang mereka tuju. Setelah berhasil mendapatkan berita tentang keadaan daerah itu, dengan cepat ia kembali menemui Usamah. Huraits menyampaikan informasi bahwa penduduk Ubna belum mengetahui kedatangan mereka dan tidak bersiap-siap. Ia mengusulkan agar pasukan secepatnya bergerak untuk melancarkan serangan sebelum mereka mempersiapkan diri. Usamah setuju. Dengan cepat mereka bergerak. Seperti yang direncanakan, pasukan Usamah berhasil mengalahkan lawannya. Hanya selama empat puluh hari, kemudian mereka kembali ke Madinah dengan sejumlah harta rampasan perang yang besar, dan tanpa jatuh korban seorang pun.
Usamah berhasil kembali dari medan perang dengan kemenangan gemilang. Mereka membawa harta rampasan yang banyak, melebihi perkiraan yang diduga orang. Sehingga, orang mengatakan, "Belum pernah terjadi suatu pasukan bertempur kembali dari medan tempur dengan selamat dan utuh dan berhasil membawa harta rampasan sebanyak yang dibawa pasukan Usamah bin Zaid."
Setelah menjalani hidupnya bersama para sahabat Nabi, Usamah bin Zaid wafat tahun 53 H / 673 M pada masa pemerintahan khalifah Mu'awiyah.
2. Alexander Agung

Alexander Agung (356 SM - 323 SM) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia.

Alexander dilahirkan pada tanggal 20 Juni 356 SM di Pella, ibu kota Makedonia, sebagai anak dari Raja Makedonia, Fillipus II, dan istrinya Olympias, seorang Putri dari Epirus. Ketika kecil, ia menyaksikan bagaimana ayahnya memperkuat pasukan Makedonia dan memenangkan berbagai pertempuran di wilayah Balkan. Ketika berumur 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan filsuf Yunani terkenal, Aristoteles, untuk menjadi guru pribadi bagi Alexander. Dalam tiga tahun, Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi. Pada tahun 340 SM, Filipus mengumpulkan sepasukan besar tentara Makedonia dan menyerang Byzantium. Selama penyerangan itu, ia memberikan kekuasaan sementara kepada Alexander yang ketika itu berumur 16 tahun, untuk memimpin Macedonia.

Raja Phillip II meninggal tahun 336 SM oleh pembunuh gelap pada saat pernikahan putrinya. Alexander pun naik tahta menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun. Sesaat setelah kematian Phillip, kota-kota di Yunani yang sebelumnya telah tunduk pada Makedonia seperti Athena dan Thebes memberontak. Alexander segera bertindak dan berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut. Namun, tahun beikutnya terjadi pemberontakan kembali, dia memutuskan untuk bertindak tegas dengan mengahancurkan Thebes dan menjual seluruh penduduknya sebagai budak. Kejadian ini berhasil memadamkan keinginan kota-kota lain untuk memberontak.

Tahun 335 SM, Alexander menyerang Persia dengan membawa sekitar 42.000 pasukan. Selama dua tahun berikutnya Alexander memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan Persia hingga akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Persia Darius III pada 333 SM. Darius yang kabur berusaha untuk damai dengan menawarkan Alexander wilayah dan harta namun ditolak. Alexander mengatakan bahwa dia sekarang adalah Raja Asia dan hanya dia yang berhak menentukan pembagian wilayah. Alexander kemudian meneruskan ekspansi militernya hingga berhasil menaklukkan wilayah Mesir hingga ke perbatasan India sebelum terpaksa berhenti karena prajuritnya yang kelelahan karena pertempuran terus-menerus selama sepuluh tahun.

Alexander kemudian kembali ke kerajaanya untuk merencanakan ekspansi baru. Selama perjalanan ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh. Kemudian sebagai wujud terima kasih pada para prajuritnya, Alexander memberi sejumlah uang pada mereka dan menyatakan bahwa ia akan mengirim para veteran dan cacat kembali ke Makedonia. Namun tindakan ini justru diartikan sebaliknya oleh prajurit Alexander. Selain itu, mereka juga menentang sejumlah keputusan Alexander, seperti mengadopsi budaya Persia dan dimasukkanya pasukan dari Persia ke dalam barisan prajurit dari Makedonia. Sejumlah Prajurit kemudian memberontak di kota Opis. Alexander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Dalam upaya menciptakan perdamaian yang bertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia, Alexander mengadakan pernikahan massal antara para perwiranya dengan wanita bangsawan dari Persia. Akan tetapi, hanya sedikit pernikahan yang bertahan lebih dari setahun.

Sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni
323 SM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas. Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia).

Penyatuan wilayah dari makedonia hingga persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang. Alexander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun

3. Napoleon Bonaparte
Bangsa Prancis menyebut Napoleon Bonaparte sebagai "takdir orang." Seorang pahlawan di Prancis, tetapi Napoleon dibenci di Eropa. Sekarang, Napoleon dikenang sebagai salah satu pemimpin militer terbesar sepanjang masa. Ia membangun sebuah kerajaan yang wilayahnya meliputi sebagian besar Eropa. Napoleon Bonaparte lahir pada 1769 di Corsica, sebuah pulau di Laut Mediterania. Pada usia 16, Napoleon memilih karier di tentara Perancis. Pada 1789, sebuah revolusi mulai mengguncang Prancis. Raja dan ratu dieksekusi. Orang-orang yang lapar bekerja menuntut kebebasan baru. Pemerintahan revolusioner di Prancis tersapu hukum tua. Mereka menyatakan perang terhadap pendukung mantan raja. Revolusi Prancis berlangsung hingga 1799.

Napoleon kali pertama menunjukkan kemampuan militernya ketika berjuang untuk Revolusi Prancis. Pada 1794, ia merebut kota Prancis Toulon, yang didukung oleh aturan pemerintah. Untuk keberhasilan ini, Napoleon diangkat menjadi seorang jenderal pada usia 24. Pada 1795, Napoeleon menyelamatkan pemerintahan revolusioner dari para perusuk di Paris. Pada 1796-1797, Napoeleon mengomandani tentara Prancis di perbatasan Italia-Perancis. Di sana, ia berhasil mengalahkan tentara yang lebih besar dari Austria, musuh utaram Prancis. Napoleon melanjutkan untuk menyerbu Mesir pada 1798 seklaigus merupakan kemenangan Napoleon memperbesar wilayah kekuasaan Prancis.

Napoleon kembali ke Prancis sebagai pahlawan. Orang-orang Prancis telah kehilangan kepercayaan pada pemerintahan revolusioner. Jadi, Napoleon memutuskan untuk memegang kendali. Pada November 1799, Napoleon membentuk pemerintahan baru dengan mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin.Mampukah Napoleon memimpin negaranya sebaik ia bisa mengomandani tentara? Awalnya, dia sukses besar.

Napoleon mengorganisasi pemerintah nasional dan lokal. Dia membuat undang-undang baru yang menegakkan kebebasan beragama dan hak-hak lain untuk rakyat. Dia memperkenalkan pajak yang lebih adil dan sistem pendidikan baru. Dari 1800 sampai 1802, ia memaksa negara-negara Eropa yang telah bergabung bersama melawan Prancis setuju untuk berdamai.Pada 1804, Napoleon menobatkan dirinya sebagai Kaisar Perancis Napoleon I. Dia membayar seniman papan atas untuk mengggambarkan dirinya dalam kebanggaan, sebuah pose yang kuat.

Prancis sekarang menjadi bangsa terkuat di Eropa. Namun, ini tidak membuat Napoleon puas. Kekejaman, kelihaian, dan selalu mencari kemenangan. Ia bermimpi tentang sebuah kerajaan besar. Inggris, Rusia, Austria, dan Prusia (Jerman Utara) bersatu untuk melawan Napoleon.Pada 1805, Inggris mengalahkan kapal Perancis di depan pantai selatan Spanyol dalam Pertempuran Trafalgar yang terkenal itu. Namun, pada 1807, Napoleon menghancurkan tentara Rusia dan Prusia dan memenangkan lebih banyak tanah untuk Prancis.

Pada 1808, Napoleon menyerbu Spanyol. Pejuang Spanyol melakukan sebuah perlawanan sengit. Mereka menggunakan teknik gerilya (serangan kejutan dan mundur cepat) sehingga mustahil bagi Napleon untuk menang.Peristiwa buruk pun datang. Pada 1812, Napoleon memimpin 500.000 tentara untuk menyerang Rusia. Melalui cuaca musim dingin yang pahit, mereka berbaris ke Moskow, ibukota Rusia. Namun, mereka menemukan dirinya terdampar. Rusia telah membakar sebagian besar kota, menghancurkan makanan dan tempat tinggal yang dibutuhkan oleh pasukan Napoleon. Napoleon harus mundur. Lebih dari separuh anak buahnya meninggal. Segera setelah kegagalan ini, Napoleon menderita kekalahan di Leipzigm Jerman. Negara-negara sekutu melawan Prancis dan memaksa Napoleon untuk turun. Ia dikirim ke pengasingan di Pulau Elba Mediterania, dekat Italia pada 1813. Namun Napoleon bukanlah tipe orang yang menyerah. Pada 1815, ia melarikan diri dari Elba dan berlari kembali ke Paris. Di sana, dia disambut orang banyak dengan bersorak-sorai. Napoleon mengumpulkan pasukan dan bergerak ke utara ke Belgia untuk menghadapi pasukan musuh.Kampanye di Belgia berakhir dengan bencana. Napoleon kalah jumlah pasukan dan mengalami kekalahan dalam Pertempuran Waterloo, salah satu pertempuran bersejarah paling terkenal.Napoleon menghabiskan tahun-tahun terakhirnya sebagai tahanan di Pulau Saint Helena di Samudera Atlantik. Dia meninggal pada 1821. Namun, pengaruh Napoleon di Prancis telah berlangsung lama setelah kematiannya. Banyak reformasi di bidang hukum, pemerintahan, dan pendidikan masih mengatur kehidupan Prancis sampai hari ini.

4. Jenderal Besar Sudirman

Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Beliau memimpin perang ketika berusia 27 Tahun dan saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang Jenderal Besar . Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan. Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.

Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini. Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.

Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan. Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.

5. Adolf Galand

Adolf Galand (lahir 19 Maret1912 – meninggal 9 Februari1996 pada umur 83 tahun) adalah seorang pilot pesawat tempur
Jerman pada Perang Dunia 2. Ia lahir pada tahun 1912 di WesterholtIa masuk Luftwaffe (AU Jerman) pada tahun 1935. Setelah lulus sekolah terbang, ia menerbangkan pesawat Arado Ar-68. Ia juga pernah dikirim ke Spanyol untuk bergabung dengan Legion Condor, di sana ia menerbangkan pesawat He-51. Ia kembali ke Jerman pada tahun 1939. Pada saat itu ia mulai menerbangkan pesawat Messerschmitt Bf-109. Di pesawat inilah kariernya mulai melambung.

Pada Perang Dunia 2 ia merontokkan 104 Pesawat Sekutu dan dikenal sebagai Aces. Pada tahun 1945, ia dipercaya untuk menerbangkan pesawat Messerschmitt Me-262 yang merupakan pesawat jet pertama di dunia. Bahkan ia mengomandani skuadron JV-44 yang terdiri dari pilot-pilot Elit Luftwaffe yang berpesawat Me-262. Ia adalah seorang poliot yang sangat terkenal pada Perang Dunia 2, bahkan ia telah diangkat menjadi Jenderal pada usia yang ke 29. Usianya yang masih muda bila dibandingkan dengan para ahli pertempuran udara pada masa itu

Pada saat perang berakhir, ia bersama Heinz Bar, Gerhard Barkhorn dan lain-lain menyerah kepada Tentara Amerika.Setelah perang Galand pergi ke Argentina dan menjadi penasehat dan instruktur untuk pilot-pilot tempur AU Argentina. Ia kembali ke Jerman pada tahun 1954 dan menjadi seorang pengusaha yang sukses. Ia meninggal dunia pada tahun 1996.

6. Kim Jong Un


Kini Kim Jong Un terbilang sebagai jenderal bintang empat termuda di dunia. Di negara-negara lain, belum pernah mendengar ada personil militer yang mampu menempuh pangkat tertinggi di usia 27 tahun, seperti yang dinikmati Jong Un. Kalau bukan putra diktator yang sangat berkuasa, tidak mungkin pula dia menyandang gelar itu. Jong Un merupakan putra paling bungsu pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Il.

Promosi Jong Un sebagai jenderal bintang empat dikabarkan Selasa, 28 September 2010. Bukan cuma itu saja yang diraih Jong Un. Media pemerintah Korut, Rabu pagi 29 September 2010, mengumumkan bahwa Jong Un juga mendapat posisi sebagai anggota Komite Pusat dan Wakil Ketua Komisi Militer Partai Pekerja - yang merupakan partai politik satu-satunya di negara komunis itu.
Sebagai Wakil Ketua Komisi Militer, Jong Un turut bertanggungjawab menyusun kebijakan militer, yang beranggotakan 1,2 juta personil. Demikian ungkap Kementrian Unifikasi Korea Selatan. Uniknya, Jong Un tidak diketahui punya karir politik maupun militer. Media massa internasional hanya baru mengetahui Jong Un pernah bersekolah di Swiss


Tampaknya, penunjukkan Jong Un sebagai jenderal dan anggota inti pada Partai Pekerja merupakan skenario ayahnya. Jong Un disiapkan untuk mewarisi kekuasaan Jong Il bila dia wafat.Wajar bila Jong Il mulai menyiapkan pengganti mengingat kesehatannya mulai menurun. Pada Agustus 2008, pemimpin yang kini berusia 68 tahun itu dikabarkan menderita stroke. Maka, harus ada calon pemimpin baru bila muncul kabar yang tidak menyenangkan menyangkut kesehatan Jong Il.
Peristiwa yang sama juga pernah terjadi saat Jong Il menggantikan ayahnya, Kim Il Sung, yang wafat pada 1994. Il Sung merupakan Bapak Pendiri Korut sehingga sudah dianggap dewa oleh rakyatnya. Diantara ketiga putra yang dimiliki Jong Il, Jong Un tampaknya merupakan yang paling cocok menjadi calon pemimpin baru. Masalahnya, kedua kakaknya dianggap tak punya potensi memimpin 24 juta rakyat Korut.

Putra sulung Jong Il, yaitu Kim Jong Nam, sudah terlalu lama berada di luar negeri. Bahkan, Jong Nam sudah membuat malu ayahnya saat dia ketahuan berupaya kabur ke Jepang dengan paspor palsu pada 1990-an.
Putra kedua Jong Il, Kim Jong Chol, malah dianggap punya kepribadian menyimpang, karena bersifat lebih mirip perempuan ketimbang lelaki. Kepribadian Jong Chol itu diungkapkan oleh seorang mantan juru masak Jong Il, dalam otobiografi yang terbit pada 2003 berjudul "Saya Dulu Tukang Masak Kim Jong Il."

Jong Un diyakini masih berusia belia untuk menjadi jenderal, yaitu 27 tahun. Dia juga tidak punya pengalaman berpolitik dan tidak terdengar pernah berdinas militer.
Namun, dia merupakan kesayangan Jong Il. Penampilan dan ambisi Jong Un mirip dengan Jong Il.
Sampai muncul kabar pengangkatannya sebagai jenderal, Jong Un belum pernah muncul ke hadapan publik, apalagi berbicara. Kalangan media massa pun sejauh ini hanya bisa mendapatkan foto-foto Jong Un semasa kecil dan remaja.

Itu karena Jong Il selama ini sangat menutup rapat semua anggota keluarganya dari sorotan publik dan media. Maka, pengangkatan Jong Un dan isu bahwa dipersiapkan menjadicalon pemimpin baru Korut menjadi berita besar di mancanegara.
"Itu jelas merupakan kabar terbesar yang kami pernah dengar dari Korea Utara sejak meninggalnya Kim Il Sung," kata Peter Beck, pengamat dari Universitas Keio di Tokyo, Jepang.
Isu suksesi itu muncul saat Jong Il menggelar Kongres Partai Pekerja pekan ini. Momen itu sangat jarang terjadi di Korut, karena kongres terakhir berlangsung pada 1980.
Namun, pengamat dari The Mansfield Foundation, L. Gordon Flake, merasa bahwa isu suksesi kepemimpinan ini masih terlalu dini untuk dibicarakan. "Tidak ada suksesi selama Kim Jong Il masih hidup," kata Flake. "Apa yang kita saksikan adalah indikasi awal dari permulaan proses suksesi. Kim Jong Il masih berkuasa," lanjut Flake.

No comments:

Post a Comment