Tuesday, November 23, 2010

Raja/Ratu Terhebat di Britania Raya

Dalam sejarah Britania Raya, telah terdapat lebih dari seratus raja/ratu yang pernah memimpin kerajaan-kerajaan di Kepulauan Britania. Mana sajakah raja/ratu yang dianggap terhebat oleh bangsa Britania Raya saat ini. Berikut adalah 10 raja/ratu terhebat dalam sejarah Britania Raya hasil pilihan warga berdasarkan polling yang diadakan oleh BBC:


10. King Edward I of England (1272-1307)
"If we can't drive them out, we will breed them out."
Di awal takhtanya, Raja Edward I mereformasi administrasi kerajaan dan juga hukum-hukum di kerajaan sehingga menjadi lebih tertata. Di bawah pimpinannya juga Inggris mampu meluaskan wilayah kekuasaannya dengan menundukkan Wales dan Skotlandia. Hal ini menempatkannya di urutan 10 Raja Britania Raya terhebat.


9. King Henry II of England (1151-1189)
"My life, when it is written, will read better than it lived."
Keberhasilan Raja Henry II yang cukup dikenal adalah terbentuknya sistem hukum di Inggris. Di masanya, ia membentuk pengadilan atas tindakan kriminal, dan juga penjara bagi yang tersangka. Ia juga mampu mengendalikan keuangan kerajaan. Di masanya juga penyerangan Inggris ke Irlandia dimulai, menjadi awal masa pendudukan Inggris di Irlandia.


8. King Richard III of England (1483-1485)
"Conscience is but a word cowards use."
Sebelum menjadi raja, kemampuan militernya dan kesetiaannya kepada kakaknya, Edward IV, menjadikan popularitasnya tinggi dan sangat dihormati, dan berbagai jabatan politik pun dipercayakan kepadanya. Bahkan ketika keponakannya, Edward V naik takhta dalam usia 12 tahun, ia pun dipercayakan untuk mengendalikan pemerintahan. Namun dua bulan kemudian, keponakannya menghilang dan takhta Inggris pun dipegangnya. Edward V yang dinyatakan hilang justru menjatuhkan popularitasnya, dan ia dituduh membunuh Edward V secara diam-diam untuk menaiki takhta. Selain kehilangan popularitas, Richard III juga harus menghadapi pemberontakan dan kudeta atas takhtanya. Ia pun akhirnya tewas dalam perang pada 1485 ketika melawan pemberontaknya yang dipimpin Henry Tudor. Henry Tudor pun mengambil takhtanya dan menjadi Raja Henry VII. Meskipun pemerintahannya hanya dua tahun, kisah keberaniannya dalam perang menjadikan rakyat Britania menganggapnya sebagai salah satu raja terhebat.


7. King Robert I of Scotland (1306-1329)
"We fight not for glory, nor for wealth, nor honour but only and alone we fight for freedom which no good man surrenders but with his life."
Pada tahun 1296, Inggris berhasil menguasai Skotlandia. Di masa penjajahan Inggris, Robert menggalang dukungan hingga kemudian mengklaim dirinya sebagai Raja Skotlandia pada tahun 1306 dan memimpin perang melawan Inggris. Robert I pun berhasil mengalahkan Inggris pada tahun 1314 dan Skotlandia kembali mendapat kemerdekaannya. Dan pada tahun 1328, ia berhasil membuat Inggris mengakui kemerdekaan Kerajaan Skotlandia. Perannya memerdekaan Skotlandia menjadikan ia sangat dikagumi rakyat Skotlandia pada khususnya, dan rakyat Britania Raya pun menempatkannya di urutan ke-7 raja terhebat dalam sejarah.


6. King Henry V of England (1413-1422)
"We would not seek a battle as we are, yet as we are, we say we will not shun it."
Di masa pemerintahan Raja Henry V lah, Bahasa Inggris yang standar dibakukan, dan dijadikan bahasa resmi di Kerajaan Inggris. Dan kemenangannya memimpin Perang Agincourt pada 1415 melawan Perancis menjadikan ia disegani, bukan hanya karena jumlah tentaranya yang jauh lebih sedikit dibandingkan tentara Perancis, juga karena hasil perang itu menjadi tonggak awal Kerajaan Inggris mengklaim wilayah Perancis.


5. King Henry VIII of England (1590-1547)
"We are, by the sufferance of God, King of England; and the Kings of England in times past never had any superior but God."
Ia menduduki takhta Inggris pada usia 18 tahun sepeninggal ayahnya. Di masa mudanya, ia dikenal sebagai raja yang sangat aktif di kegiatan luar seperti berburu dan berkuda. Ia pun dikenal memiliki karisma yang besar. Salah satu hal yang paling dikenal pada masanya adalah keputusannya memutus hubungan dengan Takhta Suci di Vatikan, menutup Gereja Katolik di Inggris, dan mendirikan Gereja Inggris yang terpisah dari otoritas Paus, di mana ia menjadikan dirinya sebagai Pemimpin Gereja. Padahal pada saat itu, otoritas Paus sebagai pemimpin Takhta Suci cukup ditakuti banyak kerajaan. Selain itu, ia juga dikenal karena memiliki enam istri. Ia meninggal di usia 55 tahun dan digantikan oleh putranya, Edward VI yang baru berusia 9 tahun.


4. Queen Elizabeth II of the United Kingdom (1952-present)
"I declare before you all that my whole life whether it be long or short shall be devoted to your service."
Lahir pada April 1926, ia menjadi ratu pada usia 26 tahun. Di masa Perang Dunia II, tidak hanya mendukung tentara Inggris dari belakang, ia ikut mendukung dengan menjadi mekanik dan supir bagi mobil dan truk militer. Popularitasnya memuncak pada tahun 1947, di hari ulang tahunnya yang ke-21 ketika ia di depan publik, secara mengejutkan, mengucapkan sumpah untuk mengabdikan dirinya untuk rakyatnya selama hidupnya, sumpah yang kemudian diucapkannya kembali ketika naik takhta. Ia dikenal karena konsisten dalam menjalankan tugas kenegaraan, meskipun hanya tugas simbolik. Hampir tidak pernah, Ratu Elizabeth II absen dalam menjalan kewajibannya sebagai ratu, bahkan pada hari tuanya. Ia juga dikenal aktif mengunjungi berbagai negara di dunia untuk mempererat hubungan Britania Raya dengan negara-negara lainnya.


3. Queen Victoria of the United Kingdom (1837-1901)
"The important thing is not what they think of me, but what I think of them."
Lahir pada 1819, ia merupakan satu-satunya penerus takhta kerajaan pada masa itu, sehingga ia harus menjalani masa kecil penuh aturan ketat. Ia menduduki takhta pada usia 18 tahun sepeninggal pamannya, William IV. Sebagai ratu muda di masa modern, di mana isu pembentukan republik mulai menguat, ia beberapa kali menjadi target pembunuhan. Namun hal itu tetap membuatnya tegar dan tetap menjalankan tugas sebagai Ratu. Di masanya, Britania Raya berkembang pesat dalam bidang industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan wilayah Britania Raya berkembang hingga ke berbagai benua di dunia. Ia dikenal sangat mendukung ekspansi Britania Raya ke berbagai benua. Meskipun semuanya bukan hasil kerjanya, peran simbolik dia sebagai ratulah yang menjadikan Britania Raya tetap kuat dan bersatu. Ratu Victoria juga dikenal sebagai peletak dasar moral dan etika bagaima keluarga kerajaan harus berperan dalam monarki konstitusional. Selain itu Ratu Victoria dikenal dari cintanya yang begitu mendalam terhadap suaminya, Pangeran Albert. Sejak Albert meninggal pada 1861, ia tidak pernah tampil di depan publik selama beberapa tahun, dan ia terus berpakaian hitam sebagai tanda berkabung hingga akhir hayatnya. Takhtanya selama 64 tahun dikenal sebagai Masa Kemenangan (Victorian Era) dan merupakan takhta terlama dalam sejarah Britania Raya.


2. King Alfred the Great of Wessex (871-899)
"I desired to live worthily as long as I lived, and to leave after my life, to the men who should come after me, the memory of me in good works."
Meskipun bukan ia yang mempersatukan Inggris, namun usahanyalah yang menjadi cikal bakal persatuan kerajaan-kerajaan di Inggris. Sebagai Raja Wessex, sebuah kerajaan kecil di selatan Pulau Britania, ia menghadapi serangan dari bangsa Viking dari Denmark. Meskipun sempat mundur, di bawah pimpinannya ia mampu mengalahkan bangsa Viking. Ia pun mengajak kerajaan-kerajaan lainnya di Inggris beraliansi mendirikan pertahanan yang kuat untuk melawan serangan bangsa Viking di kemudian hari. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Inggris di kemudian hari.


1. Queen Elizabeth I of England (1558-1603)
"It is my desire to live nor reign no longer than my life and reign shall be for your good."
Lahir pada September 1533, ia menduduki takhta Kerajaan Inggris pada usia 25 tahun sepeninggal kakaknya, Ratu Mary I. Ia memerintah di masa Inggris terancam perpecahan antara penganut Katolik dan Protestan. Namun, ia mampu menyatukan Inggris dengan mendirikan kembali Gereja Protestan dan tetap mengizinkan Gereja Katolik di Inggris. Dan di masanya juga, ia berhasil membawa Inggris menang dalam perang melawan Armada Spanyol. Kemenangan itu menjadikan Inggris negara yang kuat dan disegani negara-negara lainnya. Ia juga membawa kestabilan politik dan ekonomi selama masanya. Karena itu, masa pemerintahannya dikenal sebagai Masa Keemasan (The Golden Era). Tidak heran, mayoritas warga Britania menganggapnya sebagai Ratu terhebat dalam sejarah.

The Fall of Majapahit Empire




Bukti-bukti Sejarah

Abad XV adalah dimulainya ‘pelayaran besar’ oleh bangsa-bangsa Eropa. Segera setelah berhasil mengusir penguasa Arab dari Semenanjung Iberia, pelaut-pelaut dari kerajaan-kerajaan Spanyol dan Portugis memulai pelayaran mereka. Segenap daya dan dana dikerahkan untuk membangun dan mempersenjatai kapal-kapal kuat yang sanggup berlayar jauh.

Pelaut-pelaut Spanyol berlayar ke barat, menyeberangi Samudra Atlantik, berharap menemukan India. Ternyata mereka kecele. Sebuah benua besar membentang dari Kutub Utara sampai Kutub Selatan. Semula, mereka mengira sudah sampai di India. Penduduknya mereka namakan Indian. Ternyata bukan. Selanjutnya mereka namai benua baru itu sebagai Amerika.

Menghindari wilayah orang Arab (Timur Tengah), pelaut Portugis mengarahkan kapal-kapalnya ke selatan. Atau mungkin mereka tahu : jalur di Laut Mediterania tidak kemana-mana, tidak ada jalur laut langsung menuju ke India. Mereka lebih memilih memutari Benua Afrika. Mereka begitu terobsesi akan India. Mungkin mereka menduga bahwa sumber rempah-rempah (spices, komoditi sangat berharga di Eropa) ada di India.

Portugis berhasil sampai ke India, tetapi mendapati bahwa ternyata rempah-rempah dikapalkan dari arah timur. Tidak berasal dari anak benua India. Kabarnya berasal dari Malaka. Pada tahun 1511, Malaka-pun mereka kuasai. Dan ternyata, Malaka juga hanyalah pelabuhan transit. Menurut pelaut-pelaut pribumi yang mengangkutnya, rempah-rempah itu berasal dari Maluku.

Belum lama Portugis menduduki Malaka, orang-orang pribumi sudah mulai berusaha membebaskannya. Setahun sesudahnya (1512), terjadi pengepungan Malaka yang dipimpin oleh seorang laksamana (admiral) dari Jawa. Apa kepentingan orang Jawa di negeri di Tanah Semenanjung ini ?

Jawa harus diselidiki. Informasi terus digali. Portugis mendengar berita kurang jelas (gosip) kalau Jawa diperintah oleh raja-raja, baik yang sudah Islam maupun yang masih cafre. Yang terbesar adalah dua raja kafir yang memerintah sebagian besar ujung barat dan ujung timurnya. Yang dimaksud pastilah Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit.

Pada jaman inilah mulai banyak orang Eropa berkunjung ke Jawa. Mungkin karena memang tugasnya, kebanyakan mereka mencatat segala keterangan yang didapat. Pada jaman itu, informasinya mungkin hanya berguna untuk keperluan strategi perdagangan dan militer saja. Tapi bagi sejarawan kemudian, informasi ini seperti permata terpendam yang sangat berharga.

Dari catatan-catatan inilah para sejarawan dapat merekonstruksi kondisi sosial politik di Nusantara, dan Jawa khususnya, pada jaman itu. Digabungkan dengan ‘sejarah’ yang dicatat oleh orang pribumi sendiri, diharapkan bisa diperoleh gambaran yang memadai.

Informasi tentang keruntuhan Majapahit diberikan oleh HJ. De Graaf dan Th. Pigeaud dalam bukunya: Kerajaan Islam Pertama di Jawa, Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI (terjemahan yang diterbitkan Grafiti Pers). Mereka menyimpulkannya dari dokumen-dokumen Eropa dan Jawa terpercaya. Temuannya berbeda dengan ‘sejarah’ yang diuraikan dalam buku-buku dan cerita Jawa tradisional.

Menurut cerita rakyat Jawa, tahun kejadiannya adalah 1478. Diambil dari kalimat terkenal ‘Sirna Ilang Kertaning Bhumi’ = Musnah Hilang Keagungan Negeri = 1400 Jawa = 1478 Masehi, yang dipercaya sebagai tahun keruntuhan Majapahit. Tapi kedua ilmuwan Belanda tersebut mendapatkan bukti-bukti yang berbeda.

Keduanya menelisik dokumen-dokumen Jawa kuno dan catatan perjalanan orang Eropa ke Jawa pada abad XV dan XVI. Ada juga disebutkan, meskipun sedikit, sumber-sumber dari catatan orang Cina. Untuk catatan orang-orang Eropa dan Cina, mereka dapat dengan mudah menafsirkannya, meskipun nama-nama orang dan tempat di Jawa ditulis dalam ejaan Portugis atau Cina. Kebiasaan menulis bangsa Eropa dan Cina adalah mirip. Mereka lebih banyak menulis fakta apa adanya. Meskipun disana-sini ada juga catatan yang dilebih-lebihkan, isi dokumen-dokumen itu lebih gamblang dan tidak ‘seburuk’ tulisan orang-orang Jawa.

Dokumen Jawa mereka bagi menjadi tiga macam golongan. Golongan pertama adalah dokumen resmi yang kebenarannya tidak perlu diragukan. Dokumen ini biasanya berbentuk prasasti yang ditulis diatas batu atau logam atau bahan lainnya, dan biasanya dikeluarkan oleh raja yang resmi memerintah.

Dokumen jenis ini berisi lebih banyak gambaran tentang golongan elite di sekitar raja atau keluarganya. Karena tanggalnya tercantum jelas (atau dapat juga dilakukan analisis penanggalan terhadap bahan prasasti atau gaya bahasa atau gaya huruf dengan metoda tertentu), dokumen ini sangat bermanfaat untuk mencari informasi tentang kondisi sosial politik pada masa tertentu.

Dokumen jenis kedua adalah buku-buku yang ditulis pada jaman yang lebih kemudian. Tulisan orang Jawa, mungkin dimaksudkan untuk mengagungkan penguasa secara berlebihan, biasanya banyak mangandung unsur-unsur ajaib dan tidak masuk akal. Buku-buku itu pada umumnya berbentuk babad dan yang terbesar adalah Babad Tanah Jawi, ditulis kira-kira tahun 1720-an. Selisih beberapa ratus tahun lebih dari kejadian yang diuraikan.

Termasuk dalam dokumen ini juga adalah kisah para Wali (penyebar agama Islam di Jawa). Kisah-kisah ini beredar luas di pesisir Jawa. Tulisan ini juga memuat unsur-unsur mukjizat dan tindakan ajaib para guru tersebut. Dari nilai sejarah, dokumen ini juga kurang bisa dijadikan pegangan. Namun jika hal-hal gaib diabaikan dan dilakukan telaah lebih teliti, cerita-cerita ini dapat juga memberikan gambaran tentang perikehidupan masyarakat di abad XV dan XVI.

Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tidak mudah. Ahli sejarah harus dengan susah payah menafsirkan apa sebenarnya yang dimaksud oleh para pujangga Jawa dalam buku-buku mereka. Metodanya adalah dengan membandingkan dengan teks-teks lain, terutama teks Eropa, jika ada. Jika tidak ada teks pembanding, mereka mencoba menafsirkan dengan cara menarik kesimpulan yang paling mungkin dengan membuang unsur-unsur yang tidak logis.

Salah satu buku Jawa yang paling menarik perhatian adalah Sejarah Banten. Buku ini ditulis di Kerajaan Banten yang merupakan salah satu cabang keluarga Kerajaan Demak di Jawa Barat. Karena Banten tidak pernah takluk kepada Mataram, dokumen mereka terjauhkan dari unsur pengagungan Dinasti Mataram seperti yang terdapat pada buku-buku Jawa yang lain. HJ. De Graaf dan Th. Pigeaud mendapati bahwa ternyata isi Sejarah Banten bersesuaian dengan teks orang Eropa.

Jenis dokumen Jawa terakhir adalah cerita rakyat setempat. Cerita-cerita ini, jika dikaji dengan cermat dan hati-hati ternyata dapat juga memberikan informasi sejarah yang bermanfaat. Sayangnya cerita-cerita rakyat ini tidak memiliki catatan waktu kejadian dan urut-urutannya diabaikan. Tidak jarang, di dalamnya juga mengandung cerita-cerita ajaib yang sulit dapat dipercaya.

Siapakah Raden Patah ?

Berdasarkan dokumen-dokumen yang ada, Kemaharajaan Majapahit ternyata tidak runtuh di tahun 1478. Tetapi tahun itu ternyata bukan tahun yang tidak penting. Setidaknya ada dua kejadian besar yang langsung menyangkut nasib bumi Jawa : berdirinya Kesultanan Demak dan perebutan kekuasaan di ibukota Majapahit.

Pada tahun itulah raja pertama Demak mulai memerintah. Di catatan-catatan Jawa dia disebut dangan nama Raden Patah. Dari kata Arab : Al Fatah, berarti kemenangan gemilang. Pada awalnya, dia masih mengakui Maharaja Majapahit sebagai atasannya.

Dari gelarnya, yaitu raden, dapat diduga ia bertalian darah dengan penguasa lama. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak Maharaja Majapahit terakhir, yaitu Brawijaya. Sedangkan ibunya adalah selir raja, seorang wanita Cina muslim. Tempat kelahirannya adalah Palembang. Konon ibunya dalam keadaan mengandung ketika ‘dihadiahkan’ kepada Gubernur kesayangan Maharaja di Sumatera Selatan itu.

Ditemukan juga nama Panembahan Jimbun sebagai gelar raja itu. Kaum peranakan Cina di Jawa menganggap nama itu berasal dari kata Cina : Jin Bun, yang berarti ‘orang kuat’. Fakta ini sepertinya memperkuat anggapan bahwa ia benar-benar putra Maharaja Majapahit terakhir yang beristrikan wanita Cina.

Keterangan itu sempat dikutip Prof. Slamet Muljana dari Universitas Indonesia dalam bukunya : Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Namun sumber-sumber yang dikutip Slamet Muljana itu diragukan kebenarannya oleh HJ de Graaf. (Lihat juga buku lain tulisan HJ de Graaf : Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI, Antara Historisitas dan Mitos). HJ de Graaf menduga kata ‘Jimbun’ pada gelar Raja Demak pertama itu berasal dari sebuah wilayah di sekitar Demak yang bernama sama, tempat kelahiran sang raja.

Menurut catatan orang Eropa, nama penguasa Demak pertama itu adalah Pate Rodin (Sr) . De Graaf memperolehnya dari buku Summa Oriental tulisan Tome Pires, seorang duta Portugis dari Malaka yang mengunjungi Jawa pada awal abad XVI. Ilmuwan Belanda itu memperkirakan nama sang penguasa mungkin adalah ‘Kamaruddin’ atau ‘Badruddin’.

Dari buku yang sama dan juga dari dokumen Kerajaan Banten, didapatkan bukti bahwa Raja Demak tersebut bukanlah keturunan Maharaja Majapahit. Di dokumen Kerajaan Banten, ia disebut dengan nama Arya Sumangsang. Ia adalah anak Patih Adipati (gubernur) Demak bernama Cek Ko Po yang beretnis Cina. Sedangkan penguasa Demak pada waktu itu adalah bawahan Majapahit bernama Lembu Sora. Mungkin ia yang bergelar Kertabhumi.

Cek Ko Po, menurut Sejarah Banten, adalah seorang Cina muslim yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Dengan keahliannya dalam berniaga, ia menjadi kaya raya. Dengan kekayaanya tidak aneh jika ia menjadi orang terpandang di kota Demak. Melihat kemampuannya itu, penguasa Demak kemudian mengangkatnya menjadi ‘Patih’.

‘Patih’ yang dimaksud belum tentu merujuk pada jabatan patih seperti yang disandang oleh patih raja Jawa pada umumnya. Tugas pejabat patih pada jaman kuno adalah mengatur segala hal - ekonomi maupun militer - agar pemerintahan dapat berjalan lancar (mirip dengan perdana menteri pada jaman sekarang). Bisa juga yang dimaksud dengan ‘patih’ disana adalah semacam pemimpin masyarakat Cina. De Graaf memperkirakan, (pada awalnya ia) tak lebih dari ‘Kapitan’ Cina, seperti yang lazim dipakai di jaman yang lebih kemudian.

Meskipun hanya menjabat sebagai ‘patih’ penguasa daerah bawahan (ataupun sebagai ‘Kapitan’ Cina), ternyata ia sangat berjasa kepada Maharaja Majapahit. Cek Ko Po-lah yang ‘memimpin’ ekspedisi militer penghukuman atas Palembang dan Cirebon yang membangkang. Dalam bahasa sekarang : menjadikan Palembang dan Cirebon sebagai Daerah Operasi Militer (DOM).

Tidak jelas, apakah Cek Ko Po turun langsung sebagai panglima operasi militer atau hanya mendukung secara finansial. Melihat latar balakangnya yang sukses sebagai pengusaha, agaknya ia membantu dengan kekayaannya. Dan bantuannya itu sangat bermanfaat.

Menurut aturan, yang menjadi panglima seharusnya adalah Lembu Sora/Kertabhumi. Karena Demak merupakan wilayah ‘dalam’ (bukan berstatus mancanegara) Majapahit yang berada di ujung paling barat. Tetapi rupanya ia mendelegasikan wewenang kepada ‘patih’nya itu.

Pada waktu ekspedisi itulah konon anak Cek Ko Po dilahirkan. Entah dengan cara mengawini putri Penguasa Demak itu atau dengan cara membunuhnya, pada akhirnya anak Cek Ko Po marak menjadi Raja di Demak. Dan ternyata, Maharaja Majapahit – sebagai atasan Demak – tidak melakukan tindakan apapun atas penyimpangan itu.

Ada beberapa kemungkinan mengapa Maharaja mendiamkan, yang berarti mengesahkan, kejadian itu. Bisa jadi karena jasa-jasanya yang besar kepada Maharaja. Mungkin pada tahun-tahun itu kekuatan militer Majapahit sudah sedemikian lemahnya. Atau mungkin juga Maharaja mendapatkan keuntungan dengan adanya pengambilalihan kekuasaan di Demak itu. Mungkin juga gabungan ketiga penyebab itulah yang menjadi dasar sikap lembek pemerintah pusat.

Berdasarkan dokumen Majapahit yang paling dapat dipercaya, penguasa tertinggi Majapahit saat itu adalah keturunan cabang keluarga Maharaja yang ada di Kediri. Mungkin juga Maharaja itu memindahkan ibukota ke Kediri. Ada sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa pada tahun yang sama - 1478 - terjadi ‘pengambilalihan’ kekuasaan dari Maharaja yang sedang berkuasa oleh Raja (bawahan, mungkin masih keluarga) dari Kediri yang bernama Girindrawardhana.

Cabang keluarga Kediri ini lebih muda dan sebenarnya tidak berhak menduduki tahta. Cabang keluarga yang sebenarnya lebih berhak, karena lebih senior, adalah cabang Sinagara. Salah satu keturunannya adalah Lembu Sora / Kertabhumi yang berkuasa di Demak. Maharaja mendapatkan keuntungan karena ‘saingan potensial’ itu sudah disingkirkan oleh ‘patih’-nya sendiri. Istilah Jawanya : Maharaja melakukan ‘nabok nyilih tangan’ = memukul dengan cara meminjam tangan orang lain.

Ternyata, pemerintah pusat Majapahit salah melakukan perhitungan politik. Membiarkan kejadian di Demak ternyata membuat turunnya wibawa Maharaja di mata penguasa-penguasa daerah lain, terutama penguasa-penguasa yang mulai beralih beragama Islam. Apapun alasannya, Maharaja tidak bisa mengubah keadaan. Insiden Demak membuktikan dengan nyata : Majapahit yang dulu perkasa, sekarang sudah tidak bergigi lagi.

Contoh yang paling jelas dilakukan oleh penguasa Giri-Gresik. Tanpa ragu ia memproklamirkan diri menjadi raja (merdeka) lengkap dengan gelar : Prabu Satmata. Sebelumnya, ia hanya bergelar Sunan Giri I. Yang masih setia mungkin tinggal raja-raja Blambangan dan Bali. Inilah awal keruntuhan Majapahit. Akan tetapi jelas bahwa Majapahit tidak ambruk di tahun 1478 itu. Kemaharajaan Majapahit, meskipun lemah, masih berdiri sampai berpuluh-puluh tahun kemudian.

Bukti nyata keberadaan Majapahit di tahun-tahun setelah 1478 ada di buku Summa Oriental itu juga. Di sekitar tahun 1513, penulis buku itu mengunjungi Tuban. Ia sebagai wakil penguasa baru atas Malaka, diterima dengan baik. Tuan rumahnya bernama Pate Vira. Kemungkinan besar adalah Adipati Wilwatikta, penguasa Tuban waktu itu. Seorang bangsawan Jawa berusia enam puluhan. Meskipun sudah beragama Islam, ia masih mengaku sebagai bawahan Maharaja Hindu di Daha di pedalaman Jawa Timur. Daha adalah sebutan lain dari Kediri.

Karena yang sedang berkuasa di Majapahit saat itu adalah cabang keluarga Kediri, De Graaf dan juga ahli sejarah lain, tidak bisa tidak, tanpa keraguan, menafsirkan Daha atasan Tuban sebagai Kemaharajaan Majapahit. Meskipun Tome Pires tidak menulis satupun kata Majapahit (atau dalam bentuk lainnya) di bukunya, tidak dapat disangkal bahwa yang dimaksud Daha di situ adalah Majapahit.

Ada beberapa bukti lainnya yang menguatkan. Salah satu diantaranya adalah catatan perjalanan seorang Brahmana dari tanah Sunda bernama Bujangga Manik yang sejaman. Ia selalu menyebut Daha/Kediri untuk wilayah yang bernama resmi Majapahit. Jadi, pada paro terakhir Abad XV dan awal Abad XVI itu, Majapahit selalu disebut dengan nama Daha atau Kediri.

Nama sang penguasa Tuban juga bisa dikaitkan. Kata ‘wilwa-tikta’ pada namanya adalah terjemahan Sansekerta untuk kata Jawa ‘maja-pahit’. Cerita rakyat Tuban (Babad Tuban) menyebutkan bahwa ia memperoleh nama itu ketika pada masa mudanya mengabdi (magang) sebagai pejabat tinggi di lingkungan ibukota Majapahit. Namanya yang lain adalah Arya Teja.

Menurut Tome Pires juga (berdasarkan informasi yang diterimanya dari penguasa Tuban itu), nama sang Maharaja di Daha adalah Batara Vigiaja. Tentu, ini adalah lidah Portugis untuk menyebut (Bra) Wijaya. Di buku-buka Jawa – Babad Tanah Jawi misalnya – nama Brawijaya (diikuti dengan nomor I, II, dan seterusnya) digunakan untuk menyebut raja-raja Majapahit. Kata Jawa kuno ‘Bhra’ atau ‘Bhre’ artinya adalah raja.

Dan mahapatihnya bernama Gusti Pate. Menurut catatan-catatan Jawa dan Bali, nama sebenarnya adalah Patih Udara atau Mahudara atau Amdura. Patih itu sangat terkenal dan ditakuti di penghujung senja Majapahit. Menurut Tome Pires juga, sang patih adalah keturunan mahapatih terkenal di era raja-raja Majapahit terdahulu (Gajah Mada ?). Babad Tanah Jawi mengacaukan nama patih ini dengan Gajah Mada yang sudah meninggal kira-kira 150 tahun sebelumnya.

Disamping ditemui langsung oleh Adipati Wilwatikta sang Penguasa Tuban (yang terkesan sangat angkuh dan tinggi hati di matanya), rombongan Tome Pires juga diselidiki oleh utusan-utusan dari ibukota yang dikirim oleh Mahapatih Udara. Tome Pires sangat terkesan dengan sifat ingin tahu mereka akan hal-hal baru. Prestasi orang Portugis menaklukkan Kesultanan Malaka dan mempertahankannya benar-benar dikagumi oleh orang Jawa Majapahit.

Mahapatih itu juga yang memberi gelar penguasa Surabaya sebagai Jurupa Galagam Imteram. Ini adalah ejaan Portugis untuk gelar Jawa : Surapati Ngalaga Ing Terung = Panglima Ulung Dari Terung. Nama penguasa Surabaya itu sebelumnya adalah Pate Bubat. Gelar itu diberikan atas jasa militernya membendung serangan orang-orang Islam dari Jawa Tengah.

Babad-babad Jawa juga menyebut-nyebut orang ini. Adipati Terung mula-mula adalah pembela Majapahit yang gigih, meskipun ia sudah beragama Islam dan mungkin keturunan Cina juga. Konon dialah yang berhasil membunuh Penghulu Rahmatullah, ayah Sunan Kudus, Panglima Demak penyerbu Majapahit. Tetapi kemudian ia (atau penggantinya) berbalik menjadi musuh Majapahit di kemudian hari.

Keruntuhan Majapahit

Tahun keruntuhan Majapahit kemungkinan besar adalah 1527. Menurut dokumen Kerajaan Demak, pada tahun itulah Demak menaklukkan Kediri. Dengan alasan yang sama, bahwa penguasa Majapahit adalah cabang keluarga Kediri, berarti yang ditaklukkan tahun 1527 itu tidak lain dan tidak bukan adalah Majapahit.

De Graaf juga menemukan bukti (tidak langsung) lain. Di tahun 1528, Raja Muda Portugis di Malaka menerima Duta Besar dari Kerajaan Blambangan yang diutus lewat pelabuhan Panarukan. Karena selama berabad-abad Blambangan adalah wilayah Majapahit, dengan merdekanya wilayah itu, berarti Kemaharajaan atasannya sudah tidak ada lagi.

Pada 1528 juga diberikatan bahwa Raja-raja Madura juga mulai beralih menjadi Islam. Dengan direbutnya Ibukota Majapahit oleh orang-orang Demak, para Penguasa Madura itu pasti lebih bebas memilih keyakinan yang menguntungkannya.

Yang berkuasa di Demak pada waktu penaklukan itu bukan lagi penguasa pertamanya, melainkan penguasa ketiganya. Di buku Tome Pires, dia disebut dengan nama Pate Rodin (Jr). Di buku-buku Jawa, dialah Raja Demak yang paling lama berkuasa : Sultan Trenggana.

Ia menggantikan abangnya yang hanya memerintah sebentar, Pangeran Sabrang Lor (Pengeran Menyeberang Ke Utara) atau oleh orang Portugis disebut dengan Pate Unus dari Jepara. Orang inilah yang berusaha memerangi Portugis di Malaka tahun 1512. Keduanya adalah putra penguasa Demak pertama (Raden Patah/ Pate Rodin Sr/ Arya Sumangsang/ Panembahan Jimbun).

Panglima Angkatan Bersenjata Demak pada waktu penaklukan Majapahit adalah Sunan Kudus. Sudah tentu, pada waktu itu ia belum bernama Sunan Kudus. Ia adalah anak sekaligus pengganti panglima yang terbunuh dalam perang sebelumnya.

Tokoh ini, dalam cerita-cerita Jawa, dikenal sebagai salah satu dari Wali Sanga. Mereka diyakini sebagai penyebar agama Islam mula-mula di tanah Jawa. Mereka juga diakui sebagai penasihat ahli untuk Raja Demak yang bersidang secara rutin. Cerita-cerita yang beredar sangat fantastis, penuh dengan mukjizat dan kesaktian (kecakapan militer) individu.

Pada saat yang sama, Kerajaan Demak ternyata juga mengirimkan pasukan bersenjatanya ke barat. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan Hindu lainnya, milik orang-orang Sunda : Pajajaran. Jenderal pemimpinnya adalah Syarif Hidayatullah. Disebut juga sebagai Fatahillah atau Fadhillah Khan atau Syeh Nurullah. Orang Portugis menyebutnya Faletehan atau Tagarill.

Mengapa Demak memecah kekuatannya menjadi dua ? Dipimpin oleh dua jenderal yang sama-sama tangguh, dengan perintah pada arah yang berlawanan ? Bisa jadi Kesultanan Demak sangat yakin akan kekuatannya. Cukup dengan masing-masing separo angkatan bersenjata, mereka yakin dapat melibas musuh-musuhnya. Tetapi menurut hitungan militer, alasan itu kurang dapat diterima. Terbukti kemudian, mereka gagal menaklukkan Pajajaran.

Kemungkinan alasan lainnya adalah untuk mencegah agar komando militer tidak memusat pada satu orang saja. Kekuatan militer besar yang dikendalikan oleh seorang panglima saja, tentu bisa sangat berbahaya bagi kedudukan Raja sendiri. Mungkin Sultan dapat merasakan adanya ancaman itu.

Bukankah ayah (atau kakek)-nya sudah melakukan dengan sukses hal yang dikhawatirkannya itu ? Bukankah dengan memanfaatkan pasukan besar yang sangat terlatih (berperang di Palembang dan Cirebon), ayahnya berhasil menjadi penguasa Demak ? Begitu mungkin perhitungan Sultan Trenggana.

Sang Panglima Demak Wilayah Barat adalah orang Pasai yang sudah haji ke Mekah dan mencapai kedudukan tinggi berkat wawasan internasionalnya yang luas. Atau mungkin juga karena perkawinannya dengan salah satu putri Sultan Trenggana. Di hari tuanya kelak, dia lebih dikenal dengan nama Sunan Gunungjati dari Cirebon.

Dibawah pimpinannya, tentara Demak berhasil menguasai Banten, Cirebon dan Sunda Kelapa (sekarang Jakarta). Tetapi mereka hanya berhasil mengisolasi Pajajaran dari akses ke laut. Mereka tidak berhasil mengalahkannya. Wilayah pedalaman Jawa Barat yang elok dan subur masih tetap dalam genggaman Raja Pajajaran.

Peranan Para Sunan

Menurut dokumen yang paling terpercaya, para Sunan tersebut sebenarnya mula-mula menjabat sebagai Imam (penghulu) Masjid Raya Kerajaan Demak. Pada jaman itu, ternyata para Imam diberi kewenangan untuk membentuk korps militer tersendiri. Nama kesatuannya adalah Suranata. Legiun semacam ini (setengah militer setengah religius) masih dilestarikan di Istana Yogyakarta sampai sekarang.

Anggota pasukannya berasal dari komunitas orang alim yang dipimpin sendiri oleh sang Imam. Tidak diketahui dari mana sumber pembiayaan untuk senjata dan pelatihan militer lainnya. Mungkin dari amal jariah jamaah masjid seperti yang lazim sampai sekarang ini, atau mungkin juga dibiayai langsung dari kas kerajaan.Yang pasti, mereka dikenal sangat militan dalam membela dan mendakwahkan agama Islam.

Di negeri yang baru masuk Islam, tentu tidak aneh jika semangat mereka dalam berdakwah meluap-luap. Medan untuk berjihad terhampar luas di depan. Mereka berharap mendapatkan pengikut yang sebanyak-banyaknya dari orang Jawa yang masih kafir. Dengan demikian perluasan wilayah Islam menjadi terlaksana dengan sukses. Kematian bukan hal mengerikan bagi mereka. Mati di ladang jihad, syurga imbalannya. Tidak heran jika legiun Suranata sangat ditakuti dimana-mana.

Dengan latar belakang kekuatan yang dimilikinya itulah, Sunan Kudus berkarier di bidang militer Kerajaan Demak. Dan prestasinya tidak tanggung-tanggung : meruntuhkan kerajaan kafir kuno Hindu Jawa Majapahit. Keberhasilannya adalah menyingkirkan rintangan terbesar (menurut orang-orang Islam baru itu) dalam menjalankan perintah Tuhan di bumi Jawa. Dengan ambruknya pembela kekafiran, jalan menuju pengislaman di bekas wilayahnya menjadi semakin lapang.

Sudut Pandang Kaum Cafre

Fragmen kekalahan Majapahit itu direkam dengan jeli oleh para pencipta Reyog Panaraga (Batara Katong ?). Maharaja Majapahit digambarkan sangar seperti macan, tetapi suka bermegah-megah (hedonis) seperti merak. Pekerjaannya hanya lenggang-lenggok tanpa tujuan jelas akibat keberatan mahkota meraknya.

Para komandan militernya (warok) hanya bisa mendelik marah-marah karena prajurit-prajurit anak buahnya ternyata penakut dan lemah gemulai (diperankan oleh para gemblak, pemuda yang cantik-cantik). Naik kuda tetapi bertingkah kebanci-bancian dan tidak tangkas bertempur. Apalah artinya komandan yang pintar tanpa anak buah yang trengginas.

Pada klimaks pertunjukan reyog, kepala sang raja yang mulia diduduki oleh anak kecil : Kemaharajaan Majapahit yang dulu jaya dikalahkan oleh Kerajaan Demak yang belum lama berdiri.

Ada beberapa legenda dan catatan yang menyebutkan bahwa Majapahit tidak tinggal diam dengan kekalahannya. Legenda yang luas beredar : Majapahit akan bangkit kembali setelah 500 tahun (berarti tahun 2027 ?). Itu adalah sumpah yang diucapkan oleh penasihat spiritual Maharaja Majapahit, Sabdopalon dan Nayagenggong menjelang kepergiannya. Nama-nama yang mungkin mengacu pada Biksu Buddha dan Brahmana Syiwa.

Catatan resmi : yang lemah dan ketakutan mengungsi ke Pegunungan Tengger dan Pulau Bali. Tetapi yang kuat dan berani terus melawan. Di daerah Sengguruh (wilayah Malang Selatan sekarang), keturunan Gusti Pate / Patih Udara dengan sisa-sisa kekuatan Majapahit yang ada, masih melakukan perlawanan bersenjata. Diberitakan bahwa pada 1535 (8 tahun setelah jatuhnya Ibukota Majapahit), pasukan dari Sengguruh itu berhasil menguasai kota pesisir utara Giri (Gresik), sebuah kota Islam.

Legenda rakyat mengatakan bahwa pasukan itu terpaksa kembali ke markas utamanya di Sengguruh akibat diserang oleh sekawanan lebah yang muncul dari makam Sunan Giri yang dibongkar. Faktanya : pada 1535 juga, pasukan Islam Demak berhasil menguasai Pasuruan, mungkin lewat penyerangan dari laut.

Jatuhnya Pasuruan ini bisa memutus jalur perhubungan dari Sengguruh ke Gresik. Suatu keadaan yang (dari sudut pandang militer) pasti jauh lebih membahayakan dari pada sengatan sekawanan lebah. Perlawanan Sengguruh baru dapat dipatahkan pada tahun 1545. Berjarak 18 tahun sejak Ibukota Majapahit direbut.

Blambangan juga tidak mau tunduk begitu saja. Penetrasi Sultan Trenggana lebih jauh ke timur pada tahun 1546 berakibat fatal bagi sang raja. Seorang pengelana Portugis yang lain - Fernandez Mendez Pinto - melaporkan terbunuhnya sang raja Demak (Emperador Pangueyran de Dama) pada pertempuran di sekitar Panarukan. (Meskipun ia mengelirukannya dengan Pasuruan, yang sudah ditaklukkan Demak 11 tahun sebelumnya). Berita ini dapat dipercaya, karena setelah tahun itu (1546), di ibukota Demak terjadi kekacauan hebat akibat suksesi pewarisan tahta.

Ada berita samar-samar yang mengatakan bahwa Raja Blambangan dibantu sepenuhnya oleh Raja Bali Selatan (Gelgel). Menurut Tome Pires, Raja Blambangan lawan Sultan Trenggana bernama Pate Pimtor (mungkin ejaan Portugis untuk gelar Binatara). Sedangkan Raja Gelgel yang membantunya, tidak terbantahkan, adalah Anak Agung Batu Renggong yang perkasa. Keduanya semula mengakui Maharaja Majapahit sebagai atasannya.

Bahkan Raja-raja Bali tidak pernah takluk kepada Kerajaan Islam Jawa manapun.

Analisis Penyebab Kekalahan Angkatan Perang Majapahit

Faktor yang mungkin mempengaruhi jalannya pertempuran adalah digunakannya senjata berteknologi tinggi pada waktu itu oleh pasukan Demak : meriam berpeluru besi. Memang ada spekulasi yang mengatakan bahwa sebenarnya Majapahit juga memiliki senjata api sejenis meriam (teknologi artileri yang dipelajari dan dikembangkan dari mesiu temuan orang-orang Cina).

Namun yang dilontarkan meriam Majapahit bukan proyektil besi, melainkan bahan kimia yang menimbulkan ledakan saja. Hanya mirip mercon yang dilontarkan. Teknologi ini jelas tertinggal jauh dibandingkan dengan meriam Demak yang sanggup meruntuhkan tembok, menjebol pintu gerbang perbentengan dan mengoyak lambung kapal. Demak pasti sudah berpengalaman berhadapan dengan ampuhnya meriam (Portugis) pada waktu berusaha mengepung Malaka.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa Demak sanggup membuat atau membeli meriam yang setara dengan milik kapal-kapal Portugis itu. Menurut catatan Eropa, Demak memiliki tawanan perang seorang Portugis yang berasal dari Algarvia (wilayah Portugis Selatan) yang kemudian masuk Islam. Entah siapa nama aslinya, ia kemudian bernama Coja Zeynall.

Pekerjaan orang ini adalah membuat meriam untuk Raja. Salah satu hasil karyanya dipakai oleh Panglima Demak Wilayah Barat untuk menaklukkan Banten. Meriam ini kemudian dipajang di depan istana barunya di Banten. Sekarang meriam itu masih ada dan disimpan di Museum Nasional Jakarta dan diberi nama Ki Amuk.

Pribadi Sang Panglima Demak Wilayah Barat Syarif Hidayatullah juga bisa dijadikan bukti kepemilikan meriam itu. Ia kelahiran Pasai. Ia pasti sangat terkesan dengan daya rusak meriam Portugis dalam meluluh-lantakkan negerinya. Kemudian ia pergi berhaji ke Mekah. Melihat sulitnya transportasi waktu itu, tentu tidak mudah bagi orang Asia Tenggara untuk beribadah haji.

Di pusat komunitas muslim itu tentu ia mendengar berita digunakannya meriam-meriam Kesultanan Turki Usmani yang menggentarkan penguasa-penguasa di Kairo, Jerusalem, Konstantinopel, Athena, Beograd, Bucharest, Budapest, bahkan sampai ke Wienna. (Pada tahun 1517, Sultan Salim I dari Turki sukses menginvasi Mesir). Bukan tidak mungkin di sana, calon Panglima Demak itu berusaha mempelajari teknologi pembuatan meriam berikut strategi penggunaannya.

Ditemukan juga faktor non-militer sebagai penyebab kalahnya angkatan perang Majapahit itu. Dalam upaya bertahan, ternyata Majapahit (bersama Pajajaran) melakukan manuver politik dengan menawarkan koalisi kepada Portugis, penakluk Malaka. Majapahit melakukannya dengan perantaraan penguasa Tuban. Tome Pires, di Tuban menerima utusan-utusan Mahapatih Majapahit yang menawarkan persekutuan tahun 1513.

Pada tahun 1522, Panglima Portugis Henrique Leme mengadakan perjanjian dengan Raja Pajajaran yang bernama ‘Samiam’. Mungkin yang dimaksud adalah ‘Sang Hyang’ (Sang Dewa), gelar yang disandang Raja-raja Pajajaran. Portugis dijanjikan akan diberi ijin untuk mendirikan pos di Sunda Kelapa (pelabuhan milik Pajajaran) jika membantu mereka melawan pasukan Islam dari Jawa Tengah.

Perkembangan ini tentu tidak disenangi oleh kaum muslim di Jawa Tengah. Si kafir Hindu hendak meminta bantuan kepada kafir Portugis. Lengkap sudah faktor yang bisa membangkitkan semangat orang-orang Islam dalam membasmi kekafiran.

Padahal, semula Maharaja Majapahit tidak pernah (atau tidak sanggup) menghalang-halangi atau memusuhi penyebar Islam di wilayah negerinya. Legenda tentang Wali paling senior - Sunan Ampel - menunjukkan bahwa ia diterima dengan baik di istana. Mungkin juga karena masih keponakan permaisuri, Putri Champa. Malah ia diberi tugas memimpin masyarakat baru muslim di Surabaya.

Bahkan makam-makam tua di Tralaya-Trowulan, di wilayah sekitar ibukota Majapahit, membuktikan bahwa para bangsawan Majapahit sudah ada yang menganut Islam sejak jaman Prabu Hayam Wuruk.

Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga

Di samping kisah wali-wali lain, riwayat tentang Sunan Kudus banyak dijumpai dalam cerita-cerita Jawa yang beredar luas. Konon ia berdarah Arab, dan dari garis ibu masih merupakan keturunan Sunan Ampel. Namanya yang sebenarnya adalah Jafar Sidik. Disamping menjabat sebagai Imam Masjid Raya Demak, ia juga berdinas di Angkatan Bersenjata Demak menggantikan ayahnya yang terbunuh. Ayahnya hanya dikenal dari nama anumertanya : Penghulu Rahmatullah, artinya yang dirahmati oleh Allah.

Cerita dan babad Jawa menceritakan tokoh ini dengan karakteristik khas : keras dan tidak kenal kompromi. Dalam menegakkan syariah, ia tidak segan-segan menggunakan kekerasan, bahkan melakukan pembunuhan-pembunuhan. Sama sekali tidak pernah terdengar dia mau mengkompromikan keyakinannya dengan budaya setempat ketika masih menjadi pejabat tinggi di Kerajaan Demak.

Tindakannya melarang penyembelihan sapi, (dalam rangka menghormati kepercayaan Hindu yang masih dianut luas) dilakukan setelah ia menetap di kota Kudus. Demikian juga dengan perintahnya dalam pembangunan Menara Masjid Kudus yang terkenal itu. Arsitek menara ini – Ki Empu Sepet – adalah ahli bangunan dari Istana Majapahit yang menjadi tawanan perang Sunan Kudus. Tidak aneh jika bentuk menara masjid menyerupai candi-candi Hindu. Ia (atau pewaris keahliannya) kemudian menjadi arsitek istana baru raja-raja Demak dan Cirebon.

Tindakan Sunan Kudus yang paling terkenal (selain memimpin penyerbuan Majapahit) adalah menghukum si penyebar bid’ah : Syeh Siti Jenar dan muridnya Ki Ageng Pengging. Ajaran mereka pada intinya adalah : ‘manunggaling kawula Gusti’ = bersatunya diri manusia dengan Tuhan. Ajaran itu jelas membahayakan akidah Islam.

Menyamakan Allah Yang Maha Suci dengan manusia yang penuh dosa dan kelemahan jelas-jelas merendahkan martabat-Nya. Tidak ada hukuman yang lebih cocok bagi penghina Tuhan selain hukuman mati. Tanpa ragu, Sunan Kudus dan ‘Komando Pasukan Khusus’ Suranata-nya bergerak memusnahkan bibit-bibit kerusakan akidah itu.

Atau ada alasan lain yang lebih serius ? Ki Ageng Pengging (memiliki nama lain : Kebo Kenanga) adalah keturunan Adipati Andayanigrat, salah seorang pembela Majapahit yang gigih pada jamannya. Andayaningrat adalah putra Maharaja Majapahit terakhir yang ditempatkan di Pengging. Ia menjadi salah seorang panglima pembendung serangan Demak. Ki Ageng Pengging hendak makar membalaskan kekalahan ayahnya ?

Berbeda dengan Sunan Kalijaga misalnya. Sunan ini berasal dari golongan elite waktu itu. Ayahnya adalah Adipati Wilwatikta dari Tuban. Nama kecilnya adalah Raden Said. Setelah lama menjadi penjahat, akhirnya dia insyaf dan menjadi orang baik-baik berkat bimbingan pamannya, Sunan Bonang. Jadi, bukan hanya sekarang, anak pejabat tinggi cenderung bandel-bandel. Selanjutnya ia menjadi murid Sunan Gunungjati di Cirebon.

Sebagai Wali yang asli Jawa, metoda dakwahnya berbeda dengan Sunan Kudus. Sunan Kalijaga menggunakan kearifan lokal dalam mengajak rakyat Jawa yang masih Hindu-Budha ke agama Islam. Tujuannya adalah menghindarkan sejauh mungkin gejolak penolakan di masyarakat. Dia banyak melakukan adaptasi-adaptasi budaya Jawa agar cocok dengan nilai-nilai keislaman. Gending dan wayang yang semula kesenian sakral bagi agama lama, dipergunakannya sebagai media dakwah yang sangat efektif.

Sebagian kalangan menganggap bahwa metoda Sunan Kalijaga-lah yang berhasil mengislamkan Jawa. Tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa ajarannya menyesatkan. Ia dianggap merusak akidah. Metodanya mencampuradukkan ajaran Islam yang suci yang berasal dari Allah dengan ajaran agama lain, bahkan dengan kebudayaan Jawa yang hanya hasil kreasi manusia. Jadinya adalah Islam Kejawen yang menyimpang jauh dari ajaran Islam murni dari Arabia.

Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga hidup sezaman. Tidak tercatat adanya konflik kepentingan atau bentrok fisik antara kedua Wali itu. Namun keputusan Sultan Trenggana menunjukkan kapada Wali siapa Kerajaan Demak berpihak. Mungkin Sultan khawatir dengan pendekatan ‘keras’ dalam penyebaran Islam di Jawa yang dilakukan oleh Jafar Sidik.

Jafar Sidik akhirnya digantikan oleh Kalijaga sebagai Imam Masjid Raya sekaligus Penasehat Raja. Ia diberi wilayah tersendiri : Kudus sebagai imbalan atas jasa-jasanya. Namanya semula adalah Tajug atau Undung atau Ngudung. Setelah menjadi miliknya, nama kota itu diubahnya menjadi Kudus (dari kata Al Quds, sebutan orang Arab untuk Jerusalem). Satu-satunya kota di Jawa yang bernama dari bahasa Arab. Dia kemudian lebih dikenal dengan nama Sunan Kudus, sesuai dengan tempat tinggalnya.

Kekacauan Di Demak

Kematian mendadak Sultan Trenggana di Panarukan 1546 menimbulkan kekacauan hebat di ibukota Demak. Terjadi banyak pembunuhan balas-membalas antara pihak-pihak yang merasa berhak mewarisi tahta. Legenda tentang kekacauan itu lestari dalam buku-buku babad dan pertunjukan rakyat (ketoprak). Hampir semua orang Jawa - baik yang melek huruf maupun tidak- mengetahui kisahnya. Bahkan sangat romantis, sampai-sampai banyak sejarawan sempat meragukan kebenarannya.

Yang terbunuh mula-mula adalah putra mahkota, Pengeran Mukmin. Nama anumertanya menunjukkan dengan jelas akan nasib malangnya : Pangeran Seda ing Lepen (Pangeran Meninggal di Sungai). Ditenggelamkan di sungai ? Suatu kematian yang sangat tidak terhormat menurut adat Jawa. Awalnya tidak diketahui siapa dalang pembunuhan itu.

Pengganti Sultan Trenggana kemudian terpilih adik Mukmin yang bernama Susuhunan Prawata. Sepertinya keadaan akan menjadi damai kembali. Ia lebih dikenal sebagai orang alim yang lebih banyak mencurahkan hidupnya untuk urusan keagamaan. Dapat dilihat pada gelarnya.

Tetapi kemudian muncul ketidakpuasan dari seorang pangeran yang lain. Pangeran ini mencurigai Prawata sebagai dalang pembunuhan di sungai itu agar dapat menguasai tahta. Dan menuduh anggota keluarga kerajaan lainnya melakukan persekongkolan. Pangeran itu adalah putra Mukmin sendiri.

Namanya sangat terkenal di kalangan rakyat Jawa : Arya Penangsang, Adipati Jipang–Panolan (bawahan Demak). Pada gilirannya, ia menuntut balas atas kematian ayahnya yang dihinakan. Susuhunan Prawata-pun disingkirkannya. (Mungkin juga ia merasa lebih berhak menduduki tahta). Pembunuhan seorang raja sudah pasti menimbulkan kegegeran hebat. Keberhasilannya pasti dengan mengerahkan kekuatan militer yang besar.

Tahun kejadiannya adalah 1549. Akibatnya mudah ditebak : ibukota Demak hancur karenanya. Anggota keluarga Dinasti Demak yang lain merasa terancam karenanya. Kesultanan Islam pertama di Jawa hanya bertahan tidak lebih dari tiga generasi penguasa.

Banyak cerita romantis yang beredar luas di masyarakat. Ratu Kalinyamat (Putri Sultan Trenggana yang diberi kekuasaan di Jepara) bersumpah akan terus bertapa telanjang di kamar dalam istananya selama Arya Penangsang masih hidup. Hanya rambut panjangnya yang dijadikan sebagai penutup tubuh. Suaminya termasuk yang menjadi korban keganasan pasukan pangeran pendendam itu.

Anak Ki Ageng Pengging lebih berhasil. Nama kanak-kanaknya adalah Raden Mas Karebet. Semasa mudanya burjulukan Jaka Tingkir. Ia dimasyurkan sebagai pemuda gagah berani. Kata legenda : dia langsung diterima sebagai anggota ‘Komando Pasukan Khusus Tamtama’ setelah berhasil menundukkan kerbau liar yang mengamuk di alun-alun Demak. Selanjutnya ia mendapat karunia, salah seorang Putri Sultan Trenggana sebagai istri dan wilayah Pajang sebagai tempat kedudukan.

Dongeng asal muasal dia bisa diterima di Istana Demak itu memang masih patut dipertanyakan. Tetapi jelas dia bukan berasal dari golongan santri/ orang alim. Jika ia seorang santri, pasti lebih memilih bergabung dengan korps lainnya, Suranata. Kelak ia menjadi Sultan Hadiwijaya dari Pajang, penerus kejayaan Demak.

Menantu Sultan Trenggana ini, juga diancam oleh Arya Penangsang. Adipati Pajang ini semula adalah seorang pendekar yang mencapai kedudukan tinggi melalui karier militer di Legiun Tamtama Kerajaan Demak.

Legiun Tamtama adalah nama Kesatuan Pasukan Khusus Kesultanan Demak. Anggotanya adalah para pemuda bebas yang memiliki ketrampilan bertarung yang hebat (pendekar). Mereka bukan berasal dari pemuda petani yang terkena wajib militer, anggota mayoritas prajurit jaman kuno. Pola rekrutmen tentara semacam ini sudah diterapkan sejak jaman Majapahit.

Sebagai mantan prajurit, tentu ia tidak gentar menghadapi ancaman Arya Penangsang. Terjadilah geger tahap ketiga, ketika pasukan Jipang–Panolan berhadapan dengan pasukan Pajang. Panglima Pajang yang paling berjasa dalam mengalahkan pasukan Arya Penangsang adalah Ki Ageng Pemanahan dan anaknya Sutawijaya. Bisa jadi, mengacu pada namanya, Pemanahan adalah komandan pasukan pemanah.

Kisah selanjutnya bersifat legendaris belaka. Valid tidaknya tidak bisa dikonfirmasi dengan dokumen lain.

Konon Sutawijaya-lah yang berhasil menombak perut Arya Penangsang sampai ususnya terburai keluar. Tetapi Arya Penangsang belum mati karenanya. Dengan men-cantol-kan ususnya ke kerisnya (yang masih tersarung), ia masih sanggup melanjutkan perlawanan. Sampai akhirnya ia lupa mencabut kerisnya. Keris itu memotong ususnya, Arya Penangsang-pun meninggal.

Kata legenda : pada saat usus Arya Penangsang tercantol di kerisnya itulah ia kelihatan sangat gagah dan tampan dan berbau harum semerbak meski sedang menghadapi kematian (menunjukkan apa yang dilakukannya adalah benar !).

Episode kegagahan Arya Penangsang yang penuh semangat meluap-luap itu diabadikan dalam upacara perkawinan adat Jawa. Setiap pengantin pria Jawa selalu dihiasi keris di punggung yang diberi untaian melati memanjang dari perut. Meniru Arya Penangsang yang sedang mencantolkan ususnya sendiri ketika bertarung mempertahankan haknya.

Berkat jasanya itu, Ki Ageng Pemanahan mendapatkan hadiah berupa tanah luas di pedalaman Jawa Tengah : Mataram. Dialah yang menjadi cikal bakal Dinasti Mataram yang berkuasa turun temurun di (sebagian) bumi Jawa sampai Abad XXI ini. Dan Sutawijaya dinaikkan pangkatnya menjadi Senapati (pangti = panglima tertinggi) Angkatan Bersenjata Kesultanan Pajang. Sekaligus dijadikan anak angkat oleh Raja Pajang Hadiwijaya.

Sang ayah tidak pernah memakai gelar yang lebih tinggi dari Ki Ageng Mataram. Jelas ia lebih merasa sebagai bawahan Pajang. Tetapi anaknya yang ambisius kelak menjadi raja pertama kerajaan (merdeka) baru yang dirintis oleh ayahnya itu. Namanya lebih dikenal sebagai Panembahan Senapati, raja Mataram pertama. Hadiwijaya tidak sempat membentuk dinasti mungkin karena tidak memiliki keturunan laki-laki.

Kisah tersebut ditulis pada abad XVII atau XVIII di Keraton Mataram. Terpaut lebih dari 100 tahun dengan kejadian yang sebenarnya. Nampak jelas kecenderungannya untuk memuliakan dan membesar-besarkan jasa pendiri Dinasti Mataram itu. Para sejarawan menyarankan untuk berhati-hati membaca legenda Jawa itu.

Sayangnya, pada periode banjir darah itu, orang-orang Portugis (atau Eropa lainnya) bungkam. Mungkin mereka lebih konsentrasi pada perintisan jalur menuju Maluku dari pada membuat masalah (lagi) dengan orang-orang Jawa. Kekalahan di Sunda Kelapa mereka tebus dengan menguasi bagian Timur Pulau Timor.

Portugis jaya di tempat lain, tetapi tidak di Sunda Kelapa pada tahun 1527. Mereka dikalahkan oleh pasukan Demak yang sudah bercokol disana. Kedatangan armada Portugis itu adalah untuk melaksanakan perjanjian 1522 dengan Raja Pajajaran, pemilik sah Sunda Kelapa. Mereka didahului oleh pasukan Demak yang dipimpin oleh Syarif Hidayatullah. Kejadian itu membuat Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta (artinya adalah kota kemenangan, disingkat Jakarta) oleh orang-orang Demak.

Hanya ada satu catatan Portugis mengenai periode berkuasanya Susuhunan Prawata. Seorang duta Portugis bernama Manuel Pinto sempat mengunjungi Raja Demak terakhir itu. Menurut laporannya, Sang Raja sesumbar tentang ambisinya hendak menjadi Segundo Turco (Sultan Turki Kedua) di tanah Jawa.

Maksud Susuhunan adalah ingin mengislamkan seluruh Jawa seperti Sultan Turki melakukannya di Eropa. (Sultan Sulaiman I dari Turki, pada tahun 1547 mulai membariskan pasukannya untuk menguasai Hungaria). Hal ini membuktikan bahwa Susuhunan memiliki wawasan yang cukup sampai mengetahui kondisi politik Eropa saat itu. (Atau memiliki penasihat yang mengetahui hubungan internasional ?). Susuhunan juga bermaksud menghalang-halangi Portugis untuk berkuasa di Sulawesi.

Tetapi Manuel Pinto tidak menyebut adanya kemelut di pedalaman, Arya Penangsang Jipang maupun Jaka Tingkir Pajang. Kemelut itu tidak sempat dilaporkannya (mungkin karena tidak diketahuinya ?). Kehati-hatian sejarawan modern akan periode ini barangkali karena kemudian ditemukannya bukti-bukti lain yang lebih bisa dipercaya.

Di tahun-tahun (yang diuraikan panjang lebar dalam babad-babad Jawa) setelah terbunuhnya Susuhunan Prawata dan berkuasanya Sultan Hadiwijaya di Pajang, seorang penguasa lain di Nusantara ternyata masih mengirimkan duta ke Demak untuk mengajak bersekutu.

Seorang musafir Portugis lain, De Couto, memberitakan bahwa pada tahun 1564 (15 tahun setelah terbunuhnya Prawata), Sultan Aceh yang perkasa Alauddin Riayat Shah, mengirimkan utusan ke Demak. Utusannya bermaksud meminta bantuan kepada O Rey de Dama Imperador de Java (Raja Demak, Maharaja Jawa) untuk memerangi Portugis di Malaka. Tetapi raja ini menolak memberikan bantuan.

Siapa Raja Demak yang kekuasaannya (dikira) masih cukup besar ini, sampai Sultan Aceh mengusulkan suatu persekutuan ? Membandingkannya dengan teks lain, ternyata ditemukan nama Pangeran Pangiri (Pangeran Kediri). Kekuasaannya ternyata lebih bersifat rohaniah belaka (semacam pemimpin agama). Ia tunduk kepada Sultan Hadiwijaya di Pajang, pelindung duniawinya. Mungkin dialah yang dimaksud sebagai ‘Kaisar Jawa’ oleh De Couto.

Tidak ada alasan untuk menduga De Couto mengacaukan Demak sebagai Jepara atau Pajang. Karena De Couto juga melaporkan : utusan Sultan Aceh tadi lebih berhasil di Jepara.

Setelah sumpahnya terpenuhi (dengan terbunuhnya Arya Penangsang), Ratu Kalinyamat aktif kembali di dunia politik. Kemenangan iparnya (Sultan Pajang) atas pengancamnya pasti membuat ia merasa hidup lebih aman di istananya. Uluran Sultan Aceh disambutnya dengan mengirim armada perang ke Malaka 2 kali, yaitu tahun 1551 dan 1574 . Ini pasti, karena orang-orang Portugis menguraikannya dengan jelas. Bersama-sama, Angkatan Laut dari Aceh, Jepara dan Johor berusaha membebaskan Malaka dari pendudukan Portugis. Suatu usaha yang lagi-lagi menemui kegagalan.

Mengenal dan Memahami 99 Asmaul Husna

Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluhsembilan nama baik Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".


Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :

1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Mari menghafal Asmaul Husna Sekarang Insya Allah Kita Akan Masuk Golongan Orang-Orang Yang Ahli Surga Amien...!!

Mengenal dan Memahami 99 Asmaul Husna

Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluhsembilan nama baik Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".


Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :

1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Mari menghafal Asmaul Husna Sekarang Insya Allah Kita Akan Masuk Golongan Orang-Orang Yang Ahli Surga Amien...!!

Jenis-Jenis Ayam Yang Ada Di Dunia



























































Monday, November 22, 2010

aLEjanDrO... By LaDY GagA

All Seeing Eye Symbol
Terdetik hasrat dihati untuk menyiasat perkembangan terbaru Lady Gaga yang seperti kita sedia maklum mengenai penglibatannya sebagai penyampai dan perkaitanya dengan pertubuhan rahsia illuminati. Video klip terbarunya yang bertajuk alejandro telah pun berada di segenap alam maya dan telah di siarkan di serata dunia. Terdapat banyak kontroversi mengenai video ini. Di sebabkan terdapat beberapa elemen yang seperti all seeing eye dan tidak kurang juga boleh dikelaskan sebagai video clip yang agak lucah. Oleh kerana niat dihati untuk melakukan kajian saya mainkan juga video ini untuk cuba mencari mesej-mesej yang tersembunyi di sebalik klip video. Seperti yang dijangka. Terdapat banyak perkara yang dapat kita saksikan didalam video yang telah membuktikan bawah lady gaga adalah Illuminati puppet. Rujuk artikel yang lalu mengenai artis-artis illimuniti. KLIK DISINI. Video yang telah mencapai lebih dari 20 juta viewer kali ini lebih berani dan mengandungi banyak simbolik serta sub conscious message.

Pada videonya kali ini terdapat suatu mesej yang cuba disampaikan oleh lady gaga. Terdapat sub conscious message yang jika hanya sekadar mendengar lagu berkemungkinan tidak banyak perkara yang akan kita tahu. Baiklah kita akan mula membedah dan menganalisa dari permulaan video klip lagu Alejandro oleh Lady Gaga sehingga selesai. Sekadar berkongsi, buka n hanya melihat menggunakan mata tetapi gunakan juga minda dan akal yang diberi oleh Illahi, EnsyaAllah pasti kita akan dapat melihat disebalik penipuan dan kesesatan yang telah diatur oleh musuh-musuh Allah dalam menyesatkan kita semua.

Video dimulakan dengan sekelompok lelaki membuat beberapa formasi dan beberapa orang dari mereka memakai sarung bagi menutupi kepala. Berkemungkin mengisyaratkan bahawa mereka itu adalah orang-orang tahanan. Salah seorang lelaki-lelaki berada didalam bentuk piramid sementara tahanan yang lain berbaris dalam bentuk hexagram.

"I know that we are young. And I know you may love me. But I just can't be with you like this anymore, Alejandro."

Selepas itu diteruskan pula dengan proses pemakaman . Perarakan membawa keranda yang dapat kita lihat dimana terdapat lady gaga berada di hadapan dengan mengenakan jubah hitam dan membawa Sacred Heart (Hati Kudus) . Apa itu Sacred Heart?. Sacred Heart adalah pendarahan hati Tuhan untuk umat manusia (dalam kepercayaan agama kristian). Kenapa saya katakan Sacred Heart? Cuba anda perhatikan gambar yang dipaparkan. Hati yang Lady Gaga pegang tu ada bukan hati biasa tetapi jelas kelihatan terdapat paku dan dawai yang dililit (simbolik). Ia tidak jauh beza dari Sacred Heart of Jesus (merujuk kepada hati Jesus). Untuk mengetahu lebih lanjut sila KLIK DISINI.

"But I just can't be with you like this anymore, Alejandro". Siapakah Alejandro? Adakah Seorang lelaki yang lady gaga tidak dapat hidup bersama? Kemudian dia curang dan mencari Roberto dan Fernando? (berdasarkan lirik). Pada pengamatan lirik itu terdapat second layer answer. Alejandro bukanlah seorang lelaki. Kalau kita hanya mendengar lagu tanpa menonton video ini pasti kita tidak akan dapat menangkap apa yang di maksudkan. Gambaran video ini jelas menyatakan bahawa Alejandro mungkin membawa maksud sesuatu yang lebih dalam. Jadi kalaulah Alejandro bukan manusia. Apa dan siapa sebenarnya Alejandro?.

Kemudian kita dapat lihat lady Gaga berada didalam kedudukan sebagai seorang ketua yang memiliki kuasa, memakai mahkota hitam sambil melihat tahanan melakukan persembahan untuknya. Lady Gaga kemudian mengalihkan satu goggle. Sekaligus ia mempamerkan simbol illuminati - The All-Seeing Eye (bukan sekali tapi banyak kali) untuk mendedahkan sifat yang sejati dari kekuatannya.

Selepas itu ada sebuah lagi adegan yang penuh simbolik dimana seorang tentera dipaparkan beraksi seperti boneka. Yang jelas menunjukkan yang ada seseorang yang sedang mengawal dirinya. Atau dengan bahasa yang lebih mudah, kita gunakan istilah 'mind-control slave' . Apa yang kita lihat tentera tersebut tidak mampu mengawal pergerakan sendiri hanya memegang senjata di kemaluannya. Wajahnya kelihatan tampak kosong, seperti seorang hamba yang bingung dan segala pergerakan di kawal oleh Lady Gaga.

Dalam adegan selanjutnya, Lady Gaga sedang baring dengan memakai red latex suit yang digunakan oleh biarawati(Kristian) dan memegang tasbih . Dalam paparan ini kita dapat melihat lady gaga memandang kelangit sambil menyanyi atau dengan kata lain berseru dengan kata-kata ini: "Stop,please, just let me go, Alejandro". Sebaik saja dia menyebut "Alejandro" Lady Gaga mengangkat dua tangannya kelangit. Jadi kita boleh lihat dengan jelas bahawa Alejandro yang disebut-sebut merujuk kepada tuhan bukannya manusia.

"She hides true love En su bolsillo. She's got a halo 'round her finger, around you."

Maksud lirik ini pula. A halo' bermaksud ia dianggap "suci"(holy). Around her finger (cincin kawin) bermaksud penyatuan Gaga dengan tuhan melalui agama, tetapi dia sekarang malu dengan pernikahan ini kerana suaminya telah mati. Jadi dia menyembunyikan cincin itu di "bolsillo" nya, bolsillo dalam Sepanyol yang bermaksud poket dan mula menyalahkan tuhan.

Selepas sahaja lirik itu. Konsep penolakkan (rejection) ditujukan kepada Tuhan pun bermula. Kerana Tuhan kelihatan tidak memenuhi keperluan lady Gaga. Dia kemudian memutuskan untuk mencari ketuhanan diri. Dengan melakukan spirituality yang baru dalam mencari agamanya yang baru. Dalam video ini lebih menunjukkan bahawa Lady Gaga telah bertukar dari biarawati menjadi paderi Luciferian(Syaitan). Kenapa kata jadi paderi Syaitan?

Saya berani katakan lady gaga menjadi paderi syaitan disebabkan oleh jubah Gaga seperti di atas. Terdapat banyak sekali simbol salib yang terbalik .

Ini menunjukkan bahasa simbol yang jelas tanpa kita ragukan. Seperti yang kita sedia maklum salib adalah simbol keimanan bagi agama Kristian kerana mewakili pengorbanan Jesus & kebangkitan. Dalam Kristian, salib terbalik dikenali sebagai "Cross of St. Peter", untuk menghormati Simon Peter yang diminta untuk disalibkan terbalik kerana dia merasa tidak sesuai untuk dihukum mati dalam hal yang sama seperti penganut Kristian yang lain. Tapi dalam kalangan bukan-Kristian, salib terbalik merupakan simbol penyelewengan dan sesuatu yang membawa kuasa negatif kerana simbol terbalik selalu ditemui dalam ilmu hitam dan Satanisme iaitu pemujaan syaitan. Untuk mengetahui dengan lebih lanjut sila KLIK DISINI.

Salib terbalik dan pentagram terbalik adalah simbol yang selalu digunakan untuk berhubung dengan syaitan dan ritual memuja dan menyeru syaitan.

“In symbolism, an inverted figure always signifies a perverted power, Black magic is not a fundamental art; it is the misuse of an art. Therefore it has no symbols of its own. It merely takes the emblematic figures of white magic, and by inverting and reversing them signifies that it is left-handed."|Manly P. Hall|

Waktu ini lirik yang dinyanyikan menunjukkan lady gaga tidak mahu diganggu oleh tuhan. Don’t bother me, Don’t bother me, Alejandro (merujuk kepada tuhan)

Don't call my name, Don't call my name, Bye Fernando.I'm not you're babe, I'm not you're babe, Alejandro (tuhan)Salib terbalik (simbol syaitan) ditempatkan pada kedua bahu gaga, menjadi simbol tiang. Dilapiskan dan digabungkan dengan simbol terbalik di alat kelaminnya. Diangkat oleh sekumpulan lelaki dalam satu bulatan. Menjulang seperti mengagungkan Lady Gaga, menyambut kedatangan Lady Gaga ke dalam kumpulan mereka.

Selepas itu Lady Gaga memasukkan tasbih kedalam mulutnya. Tasbih adalah serangkaian manik-manik yang digunakan didalam tradisi Katolik untuk berdoa dan bermeditasi. Didalam Islam sendiri terdapat tasbih. Tasbih juga melambangkan simbolik keagamaan diantara manusia dan penciptanya. Jadi dengan menelan tasbih, Lady Gaga mengambarkan penggabungkan dalam dirinya sebagai simbol ketaatan dalam agama dan juga bermaksud memperlihatkan Lady Gaga dalam usaha untuk mendapatkan Ketuhanan dengan cara sendiri. Dia ingin mencapai keillahian dengan cara sendiri. Itu adalah prinsip yang dibawa oleh Lucifer .Di sini Jelas menunjukkan bahwa Lady Gaga bukanlah penyembah tuhan tetapi Lucifer.

I'm not your babe I'm not your babe, Fernando. Sewaktu menyebut perkataan Fernando, Lady Gaga membuat simbol tangan seperti ini(yang merujuk kepada Jesus). Itu adalah tanda berkat bagi ajaran Kristian Katolik kepada mereka yang dianggap Suci. Adakah anda merasakan bahawa Lady Gaga membuat simbol itu tanpa ada apa-apa maksud tersendiri. Mari kita sama-sama fikirkan ia.

Didalam keratan Video klip ini anda juga dapat melihat di belakang Lady Gaga terdapat salib, Di sini kita lihat bahawa Lady Gaga telah menghina agama Kristian secara terang-terangan dan kemudianya dia meneruskan nyayian dengan mengulang lirik ini: "Don't call my name, Don’t call me Name Bye Fernando (Jesus)"

Dan di akhir video ini Diperlihatkan Lady Gaga muncul bersama strings. Pada mulanya Lady Gaga mengawal askar dan diakhir video ini menunjukan Lady Gaga pula di-kawal, Persoalannya disini siapakah yang mengawal Lady Gaga. Siapakah dalang disebalik semua ni ?

Sebagaimana disebutkan di atas, video Alejandro sangat kompleks dan penuh dengan sub conscious. Boleh jadi pelbagai perkara yang mahu disampakan oleh “mereka”. Apapun ia bergantung kepada pengetahuan si pemerhati serta sudut pandangan pada diri masing-masing. Namun demikian, pada pendapat saya rasanya bahagian-bahagian video Alejandro ini mudah untuk di tafsirkan dengan jelas tidak perlu mengkaji terlalu dalam seperti video-videonya yang terdahulu Telephone dan Bad Romance. Jadi apa yang Lady gaga nak cuba sampaikan dari video nya? Apa yang boleh kita lihat dalam video klip terbarunya lady gaga menolak iman Kristian secara terang-terangan dengan memanipulasikan simbol dan mengetengahkan suatu perkara yang lain iaitu agama penyembah syaitan, mungkin suatu hari dia akan berani Menghina Al-Quran dan Islam?

Lady Gaga membawa bersamanya kesemua agenda illuminati dan yang membuatkan saya berasa hairan mengapa kita terpukau dan lagu-lagu dia menjadi nyayian dan siulan kita semua. Namun saya yakin ramai yang dah mula berasa ragu-ragu dan was-was kepada Lady gaga dalam setiap video clip yang dipaparkan. Nasihat yang diberti hentikanlah mendengar lagu Lady Gaga kerana tidak mustahil suatu masa nanti dia akan dan cuba menyelitkan lirik yang akan menghina islam yang kita sayang ini mungkin ada liriknya akan berbunyi La-la-la Allah(Tiada Allah) kerana kita sebagai manusia sentiasa lalai. Tanpa iman, mungkin kita turut akan menyanyikan lirik tersebut (dengan alasan ia hanyalah lagu) dan pada saat itu, apa akan jadi ? Ya Allah, lindungi kami dari tipu daya syaitan dan sekutunya.