Nasihat Sa’id Hawwa kepada Pemuda-pemudi Islam
“Seharusnya umat Islam menyedari
penipuan-penipuan yang telah dilakukan. Apa yang dirancang oleh Al
Khumaini merupakan pengkhianatan besar-besaran keatas umat Islam.
Kegilaan ingin menguasai dalam dirinya merupakan jenayah besar kepada
Islam. Berhati-hatilah umat Islam dari disengat dalam satu lubang dua
kali.
Begitulah sebagaimana dinyatakan,
beberapa pegangan dan pendirian nyeleneh Syi’ah yang dipelopori oleh Al
Khumaini yang akan mengancam kebangkitan semula umat Islam. Kerinduan
umat Islam kepada Khilafah Islamiah akan terkubur seandainya ada
dikalangan Ahli Sunnah wal Jama’ah yang menyokong baik tindakan-tindakan
nyeleneh Al Khumaini tersebut dan menyangka bahwa Iran itu adalah
sebuah Daulah Islam yang sebenarnya.
Jangan terpedaya dengan trik Al Khumaini.
Apa yang didakwanya bahwa Iran adalah sebuah “Masyarakat yang Haq,
Masyarakat yang Merdeka, Masyarakat yang Kuat”, sedangkan slogan sebuah
Gerakan Islam sebenarnya adalah berdasarkan aqidah yang Shahih (Ahli
Sunnah wal Jama’ah).
Wahai para pemuda, idamlah kamu semua
akan sebuah Daulah Islam yang Haq, jangan ditipu oleh Al Khumaini yang
mengispirasikan Daulah Islam yang Bathil yang akan membawa umat Islam
terkebelakang.
Cukuplah sekadar Al Khumaini yang
melakukan kebiadaban dengan jalinan persekomplotan dan saling tolong
menolong bersama Israel. Dia selama-lamanya tidak akan keluar dari Iran
melainkan setelah melakukan elbagai kekacauan, kerusakan dan wala’(tunduk) kepada musuh-musuh Allah.”
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda: “Bahwasanya Dajjal akan keluar dari Khurasan, bersamanya 70 ribu dari kota Yahudi Isfahan (Khurasan).”[1]
Nasihat Al Mursyid Sa’id Hawwa terhadap Pengaruh Khumainisme
Ibnu Umar pernah menyebut tentang keadaan sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya
kami telah hidup dalam satu jangka masa yang kami telah membawa
keimanan dalam diri sebelum Al Quran (sebelum Al Quran memperincikan
secara menyeluruh tentang manhaj / sistem kehidupan).”
“Perkara mula-mula disebut dalam surah Al Fatihah adalah berkenaan Aqidah, kemudian berkenaan Ibadah dan yang ketiga tentang manhaj
(sistem) hidup. Apa yang kita cuba ketengahkan disini adalah tentang
kelompok Aqidah yang Shahih dan benar disisi Allah itu adalah acuan
utama Islam kepada umatnya, berpegang dengannya, tindakannya,
pendiriannya dan barulah kepada seluruh sistem hidupnya.
Dalam satu hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Akan
berpecah umatku kepada 73 kelompok, semuanya akan ke neraka melainkan
satu kelompok, Lalu para sahabat bertanya: Siapakah mereka Ya Rasulullah
? Nabi menjawab: Apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya (Islam yang tulen).” (Riwayat Sunan Tarmizi)
Akan tetapi Al Khumaini berbeda dengan
kita. Aqidahnya bukan aqidah kita, ibadahnya bukan ibadah kita, sistem
hidupnya bukan sistem hidup kita. Ini adalah karena pendirian asal
mereka adalah untuk menyalahi dan berselisih dengan kita (Ahlus Sunnah
wal Jamaah).
Aku memohon bersungguh-sungguh kepada
golongan intelektual agar membuka mata kalian semua supaya dapat melihat
keburukan rancangan Al Khumaini. Aku juga memohon bersungguh-sungguh
agar para ilmuan boleh menggunakan mata pena dan lidah mereka untuk
mencegah pengaruhnya.
Ini karena “wabah tha’un” yang dibawa oleh Al Khumaini telah mulai meresap masuk ke dalam negara-negara Islam yang lain.
Umat Islam mestilah bersama membuka
kembali tanah Iran dengan Aqidah yang shahih, bukan sebagaimana tindakan
Syi’ah yang mereka-reka acuan Aqidah sendiri. Kita juga wajib untuk
menghentikan penindasan dan berbagai intimidasi yang dilakukan mereka
keatas umat ini.
Setiap “slogan transformasi” oleh Al
Khumaini dan sekutunya merupakna pegkhianatan terhadap Allah, Rasul-Nya
dan sekalian orang mukmin. Adakah kita semua masih buta untuk melihat
dengan kedua mata kita dan masih pekak untuk mendengar terhadap apa yang
telah terjadi disebalik sorotan sejarah yang lepas dan peristiwa yang
terjadi sekarang?
Sesungguhnya mereka itu sesat lagi
menyesatkan kaum Muslimin. Mereka tidak sesekali akan dimaafkan terhadap
konflik dan persengketaan yang telah diadaptasikan oleh mereka sendiri.
Dari Abu Hurairah, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melalui hadits qudsi pernah bersabda: “Allah
berfirman: Sesiapa yang memusuhi wali-waliKu (sahabat-sahabat Nabi
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan penolong-penolong agama Allah), maka
Aku isytiharkan perang terhadapnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Firman Allah Ta’ala: “Janganlah kamu
cenderung kepada orang yang zalim yang akan menyebabkan kamu disentuh
oleh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun
melainkan Allah, sehinggalah kamu tidak akan diberikan pertolongan.” (Surah Hud: 113)
Telah jelas bahwa Al Khumaini dan
pengikutnya telah memerangi dan terjadi zhalim kepada para
sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sekalian Sunni.
Mereka dengan sewenang-wenang mencemuh dan mencerca bahkan sehingga
mengkafirkan sahabat-sahabat agung dalam kacamata Islam. Mereka telah
menghalalkan darah-darah umat Islam lain dan harta mereka adalah halal
untuk dirampas.
Adakah tidak kita lihat bahwa di Iran,
1/3 darinya adalah kelompok Sunni namun tidak di berikan pengakuan
kepada mereka untuk mendapatkan hak. Masjid tidak dibina, bantuan
ekonomi tidak disalur, pemimpin tidak dilantik melainkan hanya beberapa
orang saja yang mewakili suara rakyat Sunni di Iran dalam dewan
Parlimen, namun dikunci mulut dan dirantai tengkuk-tengkuk mereka.
Adakah kita juga tidak melihat apa yang
telah dilakukan kepada Sunni di Lebanon, demikian juga Sunni Lebanon
ataupun rakyat Palestina yang berteduh mendapatkan perlindungan di sana.
Adakah kita tidak merenung kejadian yang
terjadi di Syria dahulu, Al Khumaini juga telah memberikan bantuan
kepada pemerintahan Syria yang dipimpin Hafizh Al Assad (yang diteruskan
sekarang oleh anaknya Basyar Al Assad) yang membunuh umat Islam karena
kepentingan politik dan pegangan Syi’ahnya.
Adakah itu semua memadai untuk
menyedarkan kita? Ataupun kita akan memaafkan mereka atas tipu daya dan
trik jahat yang telah dilakukan mereka?
Aku menegaskan, mereka itu adalah musuh Islam, musuh umat Islam, musuh rakyat-rakyat mereka, musuh tanah air mereka.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku
memohon kelepasan dari-Mu dari Al Khumaini dan pengikut-pengikutnya, aku
mohon kelepasan dari penguasaannya, sekutu-sekutunya dan dari menjadi
sekutunya.. Ya Allah, perkenankanlah doa kami ..”
[1]
Hadits Shahih riwayat Imam Tarmizi. Ulama’ bersepakat bahwa Isfahan itu
adalah Khurasan yang merupakan kota ketiga terbesar di Iran.
No comments:
Post a Comment