Statistik Pertempuran
Waktu : September 490 SM
Hasil : Kemenangan Pasukan Koalisi Athena-Plataean
Perubahan Teritori : Persia gagal menaklukkan Attica.
Pihak yang Terlibat : Athena-Plataean Versus Imperium Persia Achaemenid
Panglima : Miltiades (Athena-Plataean) dan Datis (Persia)
Kekuatan : 7.000-11.000 infantri hoplite Athena-Plataean melawan 20.000 pasukan Persia
Korban : 203 pasukan Athena-Plataean dan 6.400 pasukan Persia gugur, tujuh kapal Persia ditawan
Pengaruh bagi Sejarah : Athena tumbuh sebagai negara-kota demokrasi, pionir demokrasi di dunia.
Latar Belakang Pertempuran
Tahun 511 SM, rakyat Athena mengusir pemimpinnya yang tiran: Hippia. Hippia pergi ke salah satu satrap (gubernur) Persia di Sardis. Ia menjanjikan pada Persia akan menjadikan Athena dalam kekuasaan Persia jika Persia membantunya merebut Athena. Persia bersedia membantunya.
Sementara itu di Athena, Raja Cleomenes I, raja Sparta yang membantu rakyat Athena memberontak justru mengangkat diktator pro-Sparta: Isagoras. Sementara Cleisthenes yang seharusnya menjadi penguasa Athena diusir beserta keluarganya. Cleisthenes menjanjikan bagi rakyat Athena bahwa ia akan membangun demokrasi di Athena. Rakyat Athena mendukungnya dan memberontak. Isogoras pun diusir dan Clesithenes menjadi pemimpin Athena. Ia mendirikan demokrasi di Athena dan membawa Athena menjadi salah satu negara-kota termaju di Yunani. Namun akibat lainnya, Athena harus bersiap menghadapi dua pihak: Sparta dan Persia yang mendukung Hippia.
Athena kemudian mendukung Pemberontakan Ionian--kota-kota Ionia direbut oleh Persia beberapa tahun sebelumnya--. Namun pemberontakan ini gagal dan mengakibatkan Darius I, kaisar Persia, berniat menghukum kota-kota yang mendukung pemberontakan, salah satunya Athena.
Tahun 492 SM, Darius mengirim menantunya, Mardonius, untuk menyerbu Yunani. Ia berhasil merebut Thrace dan menjadikan Kerajaan Makedonia yang dipimpin oleh Raja Alexander I dari Makedonia (kakek Alexander the Great) sebagai sekutu. Dalam pelayaran ke selatan Yunani, kapal-kapal Persia diserbu badai dan menyebabkan mereka kehilangan 300 kapal dan 20.000 pasukan. Mardonius pun mundur kembali ke Asia dan semakin terpukul ketika mereka diserang suku-suku dari Thrace.
Tahun 490 SM, Darius kembali mengirimkan pasukannya ke Yunani. Pasukan ini dipimpin oleh Arthapernes--anak dari satrap yang dikunjungi Hippias-- dan Datis. Tujuan pasukan ini adalah menghukum Naxos (pemimpin Pemberontakan Ionian) dan menaklukkan Athena serta Eretria. Pasukan ini berlabuh di tanah Attica. Lokasi tempat mereka berlabuh berada di dekat Marathon, dan pasukan Athena mulai bersiap diri untuk menahan mereka.
Lokasi Marathon, Attica, di Yunani
Komposisi dan Formasi Tempur
Pasukan Persia terbiasa menempatkan pasukan infantri elitnya di tengah dan pasukan infantri ringannya di sayap. Infantri ini biasanya melepaskan panah pada musuh dan sangat efektif untuk menghadapi pasukan hoplite Yunani yang terkenal lambat karena mereka harus selalu merapatkan dan menjaga formasi phalanx-nya. Mereka membawa juga kavaleri yang akan membantu pasukan infantri menghancurkan lawan yang telah dilemahkan dengan panah.
Holpite Athena secara normal hanya memiliki 8 baris, kemudian dikembangkan menjadi 16 baris oleh Raja Phillip dari Makedonia (ayah Alexander Agung) seperti gambar di atas
Pasukan Elit Immortal dari Persia
Sementara Miltiades yang telah mempelajari kelemahan hoplite terhadap panah, memerintahkan pasukanny untuk berlari mendekati musuh, baru kemudian kembali pada formasi phalanx. Hoplite di tengah memiliki empat baris, lebih tipis daripada biasanya. Sedangkan di sayap, ia meletakkan hoplite dengan delapan baris normal. Sedangkan pasukan Persia berbaris dalam sepuluh baris yang konstan sepanjang barisan pasukan. Jika mereka bertempur dalam jumlah sekitar 40.000-50.000 pasukan, mereka akan memiliki sekitar 40-50 baris pasukan.
Jalan Pertempuran
Ketika kedua pasukan berhadapan, jarak antara keduanya sekitar 1,5 km. Pasukan Athena-Plataean bergerak maju dan mulai berlari ketika mereka memasuki jangkauan panah dan lembing musuh. Sebagian ahli mengatakan bahwa pasukan Athena berlari dalam jarak 1,5 km tersebut, tetapi hal ini cenderung tidak mungkin mengingat baju besi mereka memiliki berat sekitar 32 kg. Sementara pasukan Persia memilih bertahan dan melepaskan panah maupun lembing mereka.
Setelah Pertempuran
Segera setelah Datis berada di kapal, dua resimen hoplite pasukan tengah tetap tinggal dan sisanya pergi kembali untuk melindungi Athena karena kapal-kapal Persia yang dipimpin Artaphernes masih bermaksud menyerbu Athena. Namun, kapal-kapal Persia segera mundur kembali ke Asia ketika pasukan Athena juga telah tiba.
Akibat lebih jauh dari kekalahan Persia ini adalah kekacauan merebak di kota-kota Yunani yang ditaklukkan Persia. Pemberontakan terus terjadi. Sementara Athena berhasil menyelamatkan demokrasinya.
Simpulan
Untuk pertama kalinya, tentara Yunani mampu mengalahkan pasukan Persia di atas daratan. Marathon juga menandai kegagalan operasi maritim skala besar dari Darius I.
Secara taktis, pertempuran ini mewarisi taktik double envelopment 'penyelubungan ganda' dalam pertempuran-pertempuran masa berikutnya. Taktik ini dipakai dengan efektif oleh:
1. Hannibal dalam Pertempuran Cannae
2. Khalid ibn Al-Walid dalam Pertempuran Walaja, meskipun dengan metode yang dibuatnya secara mandiri
3. dalam skala besar oleh pasukan Jerman dalam Pertempuran Tannenberg pada Perang Dunia I.
No comments:
Post a Comment