Troya kembali memperoleh bantuan, kali ini datang dari bangsa Amazon, kemudian nantinya dari bangsa Ethiopia, atau dari bangsa Assyria. Ratu Amazaon, Penthesileia, adalah putri dewa Ares dan saudari Hippolita. Ketika dia tiba di Troya, dia menyombongkan kehebatannya. Namun Andromakhe, janda Hektor, menegurnya, dan memberitahu Penthesileia bahwa ada sejumlah prajurit tangguh di pihak Yunani.
Setelah pemakaman Hektor, pasukan Yunani dan Troya kembali bertempur. Penthesileia dan pasukan Amazonnya ternyata cukup hebat. Dia membunuh banyak prajurit Yunani dan memukul mundur mereka, sebelum akhirnya sang ratu Amazon dihabisi oleh Achilles. Salah satu orang penting di pihak Yunani yang mati oleh tombak Penthesileia adalah Makhaon, seorang tabib dan putra dewa Asklepios.
Setelah Penthesileia gugur, Achilles melucuti baju perangnya. Achilles terkejut ketika tahu bahwa Penthesileia masih muda dan cantik. Achilles jatuh cinta pada sang ratu Amazon, dan menyesal mengapa terlalu gegabah membunuhnya.
Achilles meratapi jenazah Penthesileia.
Salah satu prajurit Yunani bernama Theristes mengejek Achilles karena Achilles meratapi kematian musuh. Achilles marah dan meninju wajah Theristes, dan Theristes pun langsung mati seketika.
Theristes bukanlah orang yang disenangi. Ketika dia mati, hanya Diomedes, sepupunya, yang berduka untuknya. Diomedes tadinya mau membalaskan kematian Theristes, namun para pemimpin Yunani lainnya berhasil mencegah terjadinya pertarungan antara Achilles dan Diomedes. Sebagai gantinya, Diomedes mengambil jenazah Penthesileia dan melemparkannya ke sungai. Dalam versi lainnya, jenazah Penthesileia dikirimkan kembali ke Troya untuk dimakamkan secara layak.
Sementara itu, Odisseus membantu menyucikan kembali Achilles yang telah membunuh sesama orang Yunani. Odisseus membawa Achilles ke pulau Lesbos, di sana Achilles memberi korban pada Leto beserta kedua anaknya, Apollo dan Artemis.
Troya memperoleh bala bantuan lagi dari bangsa Ethiopia atau bangsa Assyria. mereka dipimpin oleh pangeran Memnon, putra Tithonos dan Eos, dewi fajar. Tithonos adalah saudara Priamos. Memnon membunuh banyak prajurit Yunani dan memaksa mereka untuk mundur.
Ketika berusaha mundur, terjadi kekacauan pada pasukan Yunani, akibatnya Nestor, yang sudah tua, dikepung oleh musuh, termasuk Memnon. Antilokhos, putra Nestor, mencoba menyelamatkan ayahnya, namun dia dibunuh oleh Memnon. Melihat putranya mati, Nestor marah dan meminta bertarung pada Memnon. Akan tetapi Memnon melihat kondisi Nestor dan berkata bahwa tidak ada gunanya bertarung dengan Nestor yang sudah tua.
Nestor lalu memanggil Achilles dan memintanya membalaskan kematian Antolokhos. Sebenarnya Achilles sudah diberitahu oleh ibunya bahwa kematiannya akan tiba tidak lama setelah kematian Memnon. Namun Achilles tidak mempedulikan peringatan ibunya. Achilles tetap bertarung dan membunuh Memnon.
Dengan matinya Memnon, pasukan Troya kehilangan nyali dan akhirnya mundur ke dalam kota, dengan dikejar oleh Achilles. Ketika Achilles tiba di depan gerbang Skaia, Paris mengarahkan panahnya dan membidik Achilles. Paris lalu melepaskan anak panahnya. Anak panah tersebut diarahkan oleh Apollo sehingga tepat mengenai tumit Achilles, yang merupakan satu-satunya bagian tubuh Achilles yang tidak kebal terhadap senjata. Akhirnya Achilles pun meninggal dunia.
Jenazah Achilles
Setelah itu terjadi baku hantam memperebutkan jenazah Achilles. Dalam pertempuran tersebut, Aias membunuh Glaukos, pemimpin bangsa Likia. Aias lalu berusaha membawa jenazah Achilles menuju kamp Yunani sementara Odisseus menghalau gerak maju pasukan Troya.
Ada versi lainnya mengenai kematian Achilles. Achilles jatuh cinta pada Polixena, putri Priamos dan Hekabe. Achilles diam-diam mendatangi rumah Polixena. Di sana dia dibunuh oleh Paris dan Deifobos, saudara Polixena. Versi yang kedua ini memang kurang heroik namun ini menjelaskan mengapa nantinya arwah Achilles meminta pasukan Yunani untuk mengorbankan Polixena untuknya.
Ketika pemakaman Achilles dilaksanakan di kamp Yunani, Thetis datang beserta saudari-saudarinya, para Nereid, dan mereka berduka cita atas kematian putra Thetis. Kemudian dilakukan upacara pembakaran jenazah Achilles, dan abunya disatukan dengan abu sahabat baiknya, Patroklos. Setelah pemakaman selesai, disepakati bahwa peralatan perang Achilles akan diwariskan pada prajurit Yunani terhebat. Para pemimpin Yunani berdikusi dan akhirnya memilih Odisseus sebagai penerima peralatan perang Achilles.
Namun ternyata ada yang tidak puas dengan keputusan itu, yakni Aias. Aias merasa dirinya lebih pantas sebegai penerima warisan Achilles. Aias pun memutuskan untuk membunuh Odisseus pada malam hari. Athena, pelindung Odisseus, mengetahui rencana Aias dan langsung menggagalkannya. Athena mengacaukan pikiran Aias sehingga Aias mengira dia membunuh pemimpin Yunani yang memberi pakaian perang Achilles pada Odisseus, padahal Aias hanya membunuh sekawanan domba. Aias lalu membunuh seekor domba besar, yang dia pikir sebagai Odisseus.
Ketika Aias kembali waras, dia langsung menyesali perbuatannya. Aias mengambil pedangnya dan bunuh diri.
Agamemnon dan Menelaos tidak mau memakamkan Aias secara layak, dan lebih suka membiarkan jenazahnya dimakan burung hering dan anjing. Saudara tiri Aias, Teuker, menuduh mereka melanggar tradisi dan merendahkan martabat Aias. Teuker nyaris bertarung dengan Atrid (Agamemnon dan Menelaos) kalau saja tidak dihentikan oleh Odisseus. Odisseus sendiri lebih setuju jika jenazah Aias dimakamkan dengan layak karena menurutnya Aias adalah prajurit yang hebat dan gagah berani.
Aias bunuh diri
Karena Odisseus sudah meminta begitu, Agamemnon dan Menelaos tak punya pilihan selain memakamkan Aias dengan layak. Odisseus memberitahu Teuker bahwa jika dia tahu Aias sangat menginginkan peralatan perang Achilles, dia akan mengalah dan menyerahkannya pada Aias. Peralatan perang Achilles nantinya akan diberikan pada Neoptelemos, putra Achilles. Dalam versi lainnya, peralatan perang itu dikubur bersama jenazah Aias.
Mental pasukan Yunani semakin terpuruk setelah kematian dua prajurit terhebat mereka. Sementara kota Troya masih tak punya celah untuk ditembus. Kalkhas sang peramal memberitahu pasukan Yunani bahwa Troya tidak akan jatuh sebelum Neoptelemos, putra Achilles, ikut serta dalam perang. Kalkhas juga bilang bahwa busur dan anak panah Herakles harus dibawa ke Troya.
Odisseus dengan mudah berhasil membujuk Neoptelemos untuk datang ke Troya dan bergabung dengan pasukan Yunani. Neoptelemos sebelumnya tinggal bersama ibunya Deidameia di pulau Skiros. Sementara itu busur Herakles dipegang oleh salah seorang pemimpin Yunani bernama Filoktetes, yang ditinggalkan oleh pasukan Yunani di pulau Lemnos karena dia digigit ular berbisa. Dia memiliki busur Herakles karena dulunya dia atau ayahnya menyalakan api pembakaran pada jenazah Herakles, sehingga ketika Herakles telah menjadi dewa, Herakles memberikan busur itu padanya.
Filoktetes masih marah pada pasukan Yunani. Ketika pasukan Yunani mendatanginya, dia berusaha membunuh Odisseus, Agamemnon, dan Menelaos, karena merekalah yang menginginkan dia ditinggalkan di pulau tersebut. Filoktetes nyaris saja membunuh Odisseus, kalau saja dia tidak dihalangi oleh kemunculan Herakles. Herakles lalu membujuk Filoktetes untuk kembali bersama Odisseus ke Troya. Herakles menjanjikan bahwa Filoktetes pasti akan sembuh.
Di Troya, Filoktetes disembuhkan oleh Makhaon, seorang tabib Yunani dan putra Asklepios. Filoktetes kemudian ikut berperang dengan menggunakan busur dan panah Herakles. Orang pertama yang dia lukai adalah Paris, dan luka tersebut amatlah parah karena panah Herakles telah diolesi darah beracun Hidra.
Ketika sedang terluka, Paris teringat kata-kata istri pertamanya, Oinone. Oinone pernah bilang pada Paris bahwa jika suatu saat Paris terluka, Oinone akan menyembuhkannya. Paris pun mendatangi Oinone, namun apa daya, Oinone sudah terlanjur benci karena Paris lebih memilih Helena daripada dia. Oinone pun tak mau menyembuhkan Paris. Akhirnya Paris harus kembali ke Troya dan mati di sana. Sementara itu Oinone malah menyesali penolakannya pada Paris. Oinone pun berangkat menuju Troya dengan membawa obat-obatan untuk Paris. Ketika tahu bahwa Paris sudah meninggal, Oinone sangat berduka dan kemudian bunuh diri.
Sekutu terakhir yang datang membantu Troya adalah Euripilos, putra Telefos. Tindakan Euripilos bertentangan dengan keinginan ayahnya, karena Telefos telah berjanji pada pihak Yunani unuk tidak membantu Troya. Namun Euripilos malah datang dengan pasukan dari Misia. Euripilos berhasil menewaskan banyak sekali prajurit Yunani, termasuk Makhaon sang penyembuh. Euripilos sendiri pada akhinya dibunuh oleh Neoptelemos.
Setelah kematian Paris, kedua saudaranya, Helenos dan Deifobos, saling memperebutkan Helena. Rakyat Troya akhirnya memilih Deifobos sebagai suami baru Helena. Kecewa, Helenos memilih untuk meninggalkan kota namun ditangkap oleh Odisseus. Helenos adalah putra Pria dan Hekabe, sekaligus seorang peramal. Pasukan Yunani berhasil mengorek informasi dari Helenos bahwa Troya tak akan jatuh selama Palladium, patung Athena, masih berada di dalam kota. Maka, malam itu Odisseus dan Diomedes menyelinap ke dalam kota dan mencuri Palladium.
Pihak Yunani menyadari bahwa mereka bisa menaklukan Troya hanya jika mereka mampu memasukkan sejumlah prajurit ke dalam kota Troya. Adalah Odisseus yang memberi ide, dia mengusulkan untuk membuat sebuah kuda kayu raksasa, mengisinya dengan para prajurit terbaik Yunani, dan meninggalkannya di pantai. Pasukan tersebut akan dipimpin oleh Odisseus dan bersembunyi di dalam perut kuda raksasa itu. Setelah itu armada utama Yunani berpura-pura meninggalkan Troya padahal mereka bersembunyi di balik pulau terdekat.
Seorang mata-mata Yunani bernama Sinon sengaja ditinggalkan di Troya dan bertugas meyakinkan pasukan Troya bahwa armada Yunani telah benar-benar pergi. Dia juga meyakinkan bahwa kuda raksasa tersebut harus dibawa ke dalam kota Troya. Peramal di Troya, Kassandara dan Lakoon, hendak memperingatkan rakyat Troya untuk tidak mendengarkan kata-kata Sinon, namun tiba-tiba muncul seekor monster laut kiriman Poseidon yang memakan Lakoon dan kedua putranya. Intervensi Poseidon membuat rakyat Troya semakin yakin bahwa mereka telah menang perang, jadi mereka pun memasukkan kuda kayu raksasa itu ke dalam kota.
Rakyat Troya menarik kuda kayu, yang ditinggalkan oleh pasukan Yunani, ke dalam kota Troya.
Rakyat Troya merayakan kemenangan mereka dengan meriah sebelum kemudian mereka pergi tidur. Setelah keadaan sepi, para prajurit Yunani yang bersembunyi dalam kuda kayu akhirnya keluar dari persembunyian mereka dan membuka gerbang Troya dari dalam kota. Dengan terbukanya gerbang kota, pasukan Yunani pun bisa masuk dan mengacak-acak kota.
Pada malam itu, pertempuran besar berkecamuk di dalam kota Troya. Meskipun pasukan Troya melawan dengan gigih, namun terlalu banyak prajurit Troya yang gugur pada jam-jam pertama serangan Yunani. Hanya ada dua pemimpin Troya (Dardania) yang selamat. Yang pertama adalah Antenor beserta keluarganya. Dia dilindungi oleh Menelaos dan Odisseus, yang menggantung kulit panther di depan pintu rumah Antenor. Ini menjadi tanda bagi prajurit Yunani bahwa rumah Antenor tidak boleh diserang.
Penghancuran Troya
Antenor dilindungi karena dia pernah membantu pihak Yunani. Sebelum perang Troya dimulai, Antenor menasihati Priamos untuk mengembalikan Helena pada Menelaos. Selain itu, Antenor juga melindungi utusan Yunani yang datang ke Troya, sedangkan para tetua Troya yang lain ingin membunuh mereka.
Antenor memiliki seorang putra bernama Helikaon, yang ikut bertempur dan terluka. Odisseus mengenali Helikaon dan menyelamatkannya ke tempat yang aman. Dalam versi lainnya, putra Antenor yang diselamatkan oleh Odisseus adalah Glaukos. Helikaon sendiri merupakan suami Laodike, yang disebut-sebut sebagai putri Priamos dan Hekabe yang tercantik. Ketika pasukan Yunani berhasil memasuki Troya, cukup banyak yang ingin menangkap Laodike, namun tiba-tiba bumi membelah dan menelan Laodike.
Permimpin Troya lainnya yang selamat adalah Aineias, putra Aphrodite dan Akhises. Ada beberapa versi mengenai bagaimana Aineias bisa kabur dari Troya. Dalam satu kisah, setelah Lakoon sang peramal Troya meninggal, Aineias pergi dari Troya beserta beberapa pengikutnya menuju Gunung Ida. Dalam versi lainnya, Aineias (dan Andromakhe) sempat ditangkap oleh Neoptelemos sebelum kemudian dibebaskan di Farsalia. Ada juga versi bahwa pasukan Yunani membiarkan Aineias pergi karena mereka tergugah oleh kebaikan Aineias, yang ketika itu menggendong ayahnya keluar dari Troya. Selain itu, ada versi bahwa Aineias memang telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin rakyat Troya yang tersisa dan membangun peradaban di tempat baru. Menurut sumber-sumber Romawi, Aineias bermigrasi ke Italia dan menjadi leluhur dari Romulus, pendiri kota Roma.
Aineias menggendong ayahnya kabur dari Troya.
Menjelang pagi, Troya telah benar-benar luluhlantah. Neoptelemos membunuh Priamos di istananya (atau di kuil Zeus). Menelaos atau Odisseus (atau keduanya) membunuh Deifobos, suami baru Helena. Astianaks, putra Hektor, juga dibunuh. Dalam satu versi, Astianaks mati setelah dilemparkan dari atas dinding Troya. Dalam versi lainnnya, Astianaks dibunuh oleh Odisseus (atau mungkin Neoptelemos).
Tiba-tiba datanglah arwah Achilles, yang meminta supaya Polixena, putri termuda Priamos, dikorbankan. Polixena sendiri lebih memilih mati daripada menjadi budak, maka dengan sukarela dia membiarkan Neoptelemos memotong lehernya di atas makam Achilles. Aithra, ibu Theseus, merupakan budak Helena sejak ditangkap oleh Dioskouri. Cucu Aithra, Demofon dan Akamas, membebaskannya dan membawanya kembali ke kapal Yunani.
Kassandra, putri Priamos dan Hekabe, berusaha mencari keselamatan dengan cara berpegang pada patung Athena. Namun kemudian dia malah diperkosa oleh Aias Kecil (bedakan dari Aias Besar yang telah mati sebelum kuda Troya dibuat). Odisseus tahu tindakan ini akan membuat marah para dewa, maka dia pun menyarankan supaya Aias dihukum mati. Namun Aias menghindari hukuman dengan cara mendekatkan diri pada patung Athena yang baru saja dia nodai.
Aias hendak memperkosa Kassandra.
Para perempuan Troya menjadi budak dan gundik untuk para pemimpin Yunani. Neoptelemos memperbudak Andromakhe, janda Hektor. Sementara Kassandra diambil oleh Agamemnon, dan Hekabe menjadi budak Odisseus.
Athena dan Poseidon adalah dewa yang memihak Yunani sepanjang Perang Troya. Namun kegagalan para pemimpin Yunani dalam menghukum tindakan Aias yang telah menodai altar Athena, membuat armada Yunani harus menderita kerugian dari kemarahan para dewa. Athena meminta Poseidon menghukum armada Yunani, dan Poseidon pun mengirim badai yang menghancurkan kapal-kapal Yunani. Kapal Aias hancur namun dia masih selamat. Aias lalu memanjat ke sebuah batu karang dan menyombongkan diri bahwa dia tak bisa dibunuh bahkan oleh dewa sekalipun. Poseidon murka dan menghujamkan trisulanya pada batu karang tempat Aias berpijak. Karang tersebut terbelah dan Aias pun tenggelam ke dasar laut. Selain Aias, banyak juga para pemimpin Yunani lainnya yang mati dalam perjalanan pulang mereka.
Aias berdiri di atas batu karang dan menyombong terhadap para dewa.
Beberapa prajurit Lokris (anak buah Aias) berhasil selamat dan sampai di Lokris. Namun tiga tahun kemudian wabah penyakit melanda Lokris. Rakyat Lokris bertanya pada orakel dan diberitahu bahwa mereka diharuskan membawa sejumlah perawan Lokris ke Troya sebagai pendeta dan itu harus dilakukan selama seribu tahun. Undian dilakukan dan terpilihlah Piriboia dan Kleopatra sebagai gadis pertama yang dibawa ke Troya. Di sana, mereka bertugas menjaga kuil, hidup dalam kemiskinan, hanya mengenakan jubah, tidak mengenakan alas kaki, dan harus mencukur rambut mereka. Jika mereka mencoba kabur, mereka akan dibunuh. Mereka bertugas sampai mati. Setelah mati, gadis baru akan dikirimkan dari Lokris. Begitu seterusnya sampai waktu seribu tahun selesai.
Beberapa pemimpin Yunani berhasil menghindari badai dan kembali ke Yunani dengan selamat, sementara beberapa yang lainnya diusir dari rumah mereka atau pindah ke tempat lain seusai perang, dan mendirikan kota-kota baru di berbagai tempat di Asia Minor (Turki modern). Kapal-kapal yang selamat dari badai masih harus menghadapi bahaya lainnya. Nauplios, ayah Palamedes, ingin membalaskan kematian putranya, yang dihukum mati oleh para pemimpin Yunani.
Ketika armada Yunani yang tersisa mendekati pulau Euboia pada malam hari, Nauplios membakar daging babi di Gunung Kaferios. Pasukan Yunani berpikir bahwa ada pelabuhan yang aman di pulau tersebut. Ketika mereka hendak berlabuh ternyata kapal-kapal mereka malah menabrak batu-batu karang dan hancur. Banyak prajurit Yunani yang terbunuh, sebagian karena tenggelam, sebagian lainnya karena menghantam karang. Maka Nauplios pun dikenal sebagai Sang Penghancur Kapal.
Amarah Nauplios tidak berhenti sampai di situ. Ketika suami-suami mereka sedang berperang, Nauplios berhasil mengajak beberapa istri dari para pemimpin Yunani untuk berselingkuh dengan pria lain. Para pemimpin Yunani yang dikhianati antara lain Agamemnon, Idomenios, dan Diomedes. Para pemimpin Yunani ini berhasil sampai di rumah dengan selamat, namun kemudian mereka mengetahui bahwa istri-istri mereka telah bercinta dengan orang lain.
Setelah sampai di Argos, Diomedes mengetahui bahwa Kometes, putra dari temannya, Sthenelos, telah memiliki hubungan asmara dengan istrinya Aigialeia, putra Adrastos. Diomedes lalu diusir oleh Kometes ke luar wilayah Argos. Diomedes berpindah ke Italia selatan, menetap di Apulia dan mendirikan kota Argiria, yang kelak disebut Arpi.
Idomenios adalah raja Kreta dan salah satu pemimpin tertua di pasukan Yunani. Istrinya bernama Meda, yang kemudian berselingkuh dengan Leukos. Akibat dari berhubungan dengan Meda, Leukos berhasil menguasai sepuluh kota di Kreta. Setelah itu Leukos membunuh Meda dan putrinya Kleisthira, lalu Leukos mengusir Idomenios keluar dari Kreta. Seperti Diomedes, Idomenios juga pindah ke Italia dan menetap di Dataran Tinggi Sallentine.
Filoktetes, pemilik panah Herakles, juga pindah ke Italia. Pertama, dia pergi ke Campania, lalu bergerak ke selatan dan terlibat dalam perang menghadapai bangsa Lucania. Filoktetes pada akhirnya bermukim di dekat Croton, di sana dia mendirikan kota Crimissa.
Kalkhas sang peramal mengikuti para pemimpin bangsa Lapith, Polipoites dan Liontios, yang bermigrasi ke Kolofon di Asia Minor. Di sana mereka menemukan jasad Teiresias sang peramal buta dari Thessali, yang meninggal setelah Perang Epigoni. Untuk selanjutnya, mereka menetap di Kolofon.
Beberapa waktu kemudian, Kalkhas bertemu peramal lain bernama Mopsos, keturunan Teiresias. Kalkhas menantangnya beradu kemampuan meramal. Kalkhas bertanya pada Mopsos berapa daun yang ada di pohon ara, dan Mopsos menjawab dengan benar. Giliran Mopsos yang bertanya, dan Mopsos menanyakan berapa anak babi yang akan dilahirkan oleh seekor induk babi yang sedang hamil. Kalkhas menjawab delapan, namun ditolak oleh Mopsos yang berkata bahwa babi tersebut akan melahirkan sembilan anak babi jantan pada esok pagi. Keeseokan harinya, terbukti bahwa ramalan Mopsos akurat. Kalkhas pun mati akibat rasa frustasinya karena telah kalah. Kalkhas dikuburkan di Notion.
Sebelum meninggalkan Troya, para pemimpin Yunani melakukan pembagian budak. Hekabe, mantan ratu Troya, menjadi budak Odisseus. Dulu, sebelum Perang Troya dimulai, Priamos dan Hekabe menitipkan salah satu putra mereka, Polidoros, di Thrakia, yang ketika itu dipimpin oleh raja Polimestor. Dengan melakukannya, mereka berharap setidaknya ada putra mereka yang bakal tetap bertahan hidup setelah perang.
Dalam perjalanan pulang, Odisseus berhenti sebentar di Thrakia, dan Hekabe mengetahui bahwa raja Polimestor telah membunuh Polidoros demi uang. Hekabe marah dan membunuh Polimestor. Tindakan ini membuat para dewa murka sehingga Hekabe diubah menjadi seekor anjing.
Dalam versi lainnya, pasukan Yunani membebaskan Hekabe untuk diurus oleh Helenos. Hekabe dan Helenos lalu pergi ke Chersonese, dan entah bagaimana pada akhirnya Hekabe diubah menjadi seekor anjing. Selain itu, ada juga versi bahwa Apollo memindahkan Hekabe ke Likia.
Menelaos marah pada para dewa karena menjadikan perangnya sangat lama. Menelaos pun tidak memberikan korban sebelum meninggalkan Troya. Akibatnya Menelaos dan Helena harus terdampar selama tujuh tahun di Mesir. Di kemudian hari, setelah Menelaos dan Helena berhasil tiba di Sparta, Telemakhos, putra Odisseus, bertemu Menelaos dan Helena di Sparta. Telemakhos berusaha mencari tahu keberadaan ayahnya.
Saudara Menelaos, Agamemnon memperoleh Kassandra, putri Hekabe, sebagai budaknya. Agamemnon memberikan korban pada para dewa sebelum pergi dari Troya, sehingga kapal-kapalnya tidak hancur diterjang badai. Setelah sampai di Mikenai, Agamemnon dan Kassandra mati dibunuh oleh Klitaimnestra, istri Agamemnon, dan selingkuhannya, Aigisthos.
Klitaimnestra, dengan dibujuk oleh Aigisthos di belakangnya, hendak membunuh suaminya Agamemnon yang sedang tertidur.
Orestes, putra Agamemnon, membalaskan kematian ayahnya dengan cara membunuh Aigisthos dan ibunya sendiri Klitaimnestra. Karenanya, para Erinya (dewi angkara murka) mengejar-ngejarnya dan memberinya kegilaan. Setelah dibebaskan dari para Erinya, Orestes menjadi raja Mikenai dan Argos.
Andromakhe, janda Hektor, serta Helenos sang peramal menjadi budak Neoptelemos. Helenos menasihati Neoptelemos untuk melakukan perjalanan lewat darat. Dalam versi lainnya, Neoptelemos memperoleh nasihat ini dari ibunya, Thetis. Neoptelemos memperlakukan Andromakhe dan Helenos dengan cukup baik.
Ketika melewati Thrakia, Neoptelemos berperang dengan raja Harpalikos. Neoptelemos melukai sang raja, namun putri Harpalikos, Harpalike, adalah seorang petarung yang tangguh dan berhasil memukul mundur Neoptelemos.
Neoptolemos pergi ke Phthia, di sana Peleus, kakeknya, masih berkuasa. Helenos lalu menasihatinya untuk pergi ke barat laut Yunani. Di sana, Neoptelemos menjadi raja Epiros. Suatu hari Neoptelemos pergi ke Sparta untuk menikahi Hermione, putri Menelaos dan Helena, dan dia memerdekaan Helenos dan Andromakhe.
Akan tetapi, Orestes, putra Agamemnon dan Klitaimnestra, juga ingin mendapatkan Hermione. Orestes berhasil membujuk Hermione untuk menyingkirkan Neoptelemos. Orestes membunuh Neoptelemos lalu menikahi Hermione dan kemudian memerintah Sparta setelah kematian Menelaos.
Peleus kini telah kehilangan putra dan cucunya. Untungnya Peleus berhasil menyelamatkan cicitnya, Molossos dan Pergamos. Setelah dewasa, Molossos menjadi raja di Epiros bagian utara. Sementara Pergamos pindah ke Misisa bersama pengikutnya. Pergamos menaklukkan dan kemudian menetap di kota Teuthrania, yang dia ganti namanya menjadi Pergamon.
Sebagai salah satu pahlawan favorit Athena, Odisseus tetap saja harus menerima kemarahan para dewa. Odisseus tinggal di Troya agak lama untuk lebih dulu memberi korban pada para dewa sebelum berlayar pulang dengan dua belas kapalnya. Awalnya cuaca cukup bagus untuk perjalanan Odisseus, tetapi dia telah ditakdirkan memerlukan waktu sepuluh tahun untuk mencapai kediamannya di Ithaka.
Odisseus berlayar dengan cuaca yang cukup mendukung. Namun di tengah perjalananya, Odisseus membutakan mata Polifemos, seorang Kiklops putra Poseidon. Sang dewa laut marah dan membuat perjalanan pulang Odisseus menjadi sepuluh tahun. Odisseus banyak melakukan tindakan kepahlawanan dalam perjalannya namun dia juga kehilangan banyak kapal dan anak buahnya.
Polifemos dan Odisseus.
Di Ithaka, sebelum dia bisa bersama kembali dengan istrinya yang tercinta Penelope dan putranya Telemakhos, Odisseus harus terlebih dahulu mengalahkan dan membunuh para pria yang ingin menikahi Penelope.
No comments:
Post a Comment