Editor dan Penerjemah: Muhammad Ihsan Zainuddin
"Dari semua yang terungkap dan terbaca, ada banyak rahasia yang tak terketahui. Karena itu, jangan pemah tertipu, mendengar lolongan srigala, menyaksikan musang kenakan sorban, sebab merekalah penipu tercerdik (terlicik-ed) dalam sejarah." (Suara hati sendiri)
Catatan Editor:
Dalam hitungan hari saja, dunia terperangah. Dan seolah tak pernah jemu, seluruh wajah dunia kembali berpaling ke wilayah paling panas di seantero jagat: Palestina dan Libanon. Ada puluhan rudal mungkin yang ditumpahkan ke kepingan wilayah itu, dan kemudian ada puluhan–bahkan mungkin ratusan–nyawa tak berdosa yang melayang, ratusan rumah tempat bernaung nyaris rata dengan tanah, dan gelombang pengungsian lalu menjadi fenomena yang tak terbendungkan.
Hampir bisa dipastikan, bahwa mayoritas jika tidak semua–korban kekejian itu–baik yang meninggal maupun yang harus berlari dengan wajah ketakutan meninggalkan negerinya–adalah sekumpulan manusia yang tidak tahu menahu mengapa orang-orang tercinta mereka harus menjadi korban. Mengapa tempat bernaung yang selama ini mereka bangun bata demi bata harus diremukkan begitu saja. Yah, mereka tidak pernah tahu, setidaknya hingga kini.
Mereka tidak tahu. Dan kita, kaum muslimin di Indonesia pun mungkin tak tahu mengapa Hizbullah Libanon menculik 2 tentara Israel. Tapi ketika Presiden Iran, Ahmadinejad datang ke Indonesia beberapa waktu yang lalu, kita dihinggapi sebuah euphoria yang gempita. Sebagian kita bahkan seperti menyambut seorang pahlawan agung. Kita kagum hanya karena kesederhanaannya... (Memang susah kita ini, karena jarang menemukan pemimpin yang sederhana, maka musang yang berlagak sederhana pun dengan mudah kita percayai...). Apakah kita kagum akan keberanian Iran–yang merupakan representasi kekuatan Syiah abad ini–'melawan' Amerika dalam hal nuklir? Apakah sebagai umat yang selama ini roda peradabannya sedang berada di bawah, kita menganggap 'keberanian' Iran itu sebagai awal kemenangan Islam? Bila jawabannya adalah ya, maka ketahuilah ada banyak hal yang tidak kita ketahui dari semua peristiwa itu.
Dalam terminologi Sunnah, kita saat ini sedang berhadapan dengan sebuah fitnah. Fitnah itu adalah saat berbagai peristiwa berkalut-kelindan satu sama lain, hingga kita terjebak dalam situasi dimana kita kehilangan nalar sehat untuk memilah mana hal dan pernyataan yang harus diapresiasi secara positif dan mana yang tidak. Atau dalam bahasa yang lebih tegas: nalar syar'i kita menjadi tumpul dalam menentukan yang haq dan yang batil. Akibatnya, karena kita merasa sebagai umat yang kalah, segala bentuk perlawanan yang memakai label keummatan, dengan segera kita anggap sebagai pahlawan Islam. Meski sesungguhnya ia tak lebih dari musang berbulu domba!
Tulisan ini sebenarnya adalah pengantar saja terhadap sebuah tulisan yang ditulis untuk menyikapi berbagai 'kekacaubalauan' yang hingga kini terus terjadi di Semenanjung Arabia; secara spesifik di Irak, dan Palestina serta Libanon belakangan ini. Tulisan ini sengaja saya terjemahkan dengan harapan agar kita semua dapat melihat krisis Timur-Tengah itu dengan pandangan yang jernih. Agar simpati yang terkirim tak menjelma menjadi simpati yang sia-sia karena salah alamat (Hmm, bukankah salah alamat jika Anda bersimpati pada musang dan serigala??). Tulisan yang saya maksud adalah: Mengapa Hizbullah Menculik 2 Tentara Israel?; Membaca Tujuan Hakiki di Balik Itu. Ditulis oleh DR. Muhammad Bassam, anggota Dewan Pendiri Rabithah Udaba' al-Syam (Ikatan Sastrawan Syam). Artikel ini dimuat dalam situs www.almoslim.net, edisi 21/6/1427.
Semoga bermanfaat!
MENGAPA HIZBULLAH MENCULIK
2 TENTARA ISRAEL?
Membaca Tuiuan Hakiki di Balik Itu
DR. Muhammad Bassam
Pada awal tulisan ini, menjadi penting untuk dijelaskan bahwa Israel tidak lebih dari sebuah lembaga Zionis yang 'disisipkan' dalam tubuh wilayah Arab-Islam kita. Dan sang penyusup ini harus dilawan dengan segala cara yang memungkinkan, hingga Palestina dapat dibebaskan seluruhnya, dari ujung laut hingga sungainya. Lembaga Zionis ini tidak lebih dari kanker yang ditanamkan Barat di pusat kawasan Islam demi melanggengkan tujuannya: memecah belah dan menghalangi terwujudnya sebuah kekuatan negara berperadaban yang menjadi Islam sebagai referensi tertingginya. Meskipun kita sangat yakin, bahwa ‘proyek’ Zionis itu akan berjalan menuju kepunahannya sebagai sebuah akibat yang pasti dari Sunnatullah di muka bumi ini.
Musibah apapun yang menimpa lembaga Zionis itu, dan apapun yang menimpa tentara-tentara negara pencuri itu; semuanya akan membuat kita gembira, ridha dan semakin yakin bahwa lembaga itu hanyalah sekumpulan omong kosong yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan label Islam, dan merasa cukup dengan gembar-gembor untuk membebaskan dataran tinggi Golan dan Palestina. lsu Palestina menjadi isu dagangan pokok kelompok-kelompok yang dimotori oleh mereka yang membangun ‘Proyek Shafawisasi’ atau ‘Persianisasi’ di semenanjung Arabia; sebuah proyek yang mengalami kemajuan cukup pesat sejak dimulainya penjajahan terhadap Irak a la Amerika-Shafawiy-Zionis, setidaknya sejak 3 tahun belakangan ini.
Di Damaskus, tiga bulan yang lalu, telah diumumkan terbentuknya sebuah aliansi strategis Iran-Suriah yang di dalamnya turut pula bergabung kelompok Hizbullah dan beberapa kelompok Palestina, setelah sebelumnya kaum Shafawiy Iran telah terlibat dalam suatu ‘permainan’ dengan Pemerintah Suriah. ‘Permainan’ itu sangat jelas aromanya di bumi Irak yang terjajah, tentu dengan irama yang sejalan dengan sang penjajah Amerika. Meskipun masing-masing pihak tetap menjaga ‘mimpi-mimpi’ mereka untuk menanamkan pengaruhnya di kawasan Arab dan Islam.
Di sini, mungkin menjadi sangat penting bagi kami untuk menunjukkan bahaya ‘mimpi-mimpi’ kaum Persianis-Shafawiy, yang didukung penuh oleh Pemerintah Suriah, Hizbullah dan kelompok-kelompok Syiah di Irak. Persekutuan gelap ini telah berubah menjadi gejala ‘kanker’ yang sangat parah (dan keji!), yang bahayanya bagi umat Islam (terutama di kawasan Arab) melebihi bahaya lembaga Zionis bernama Israel itu sendiri!
Berikut adalah beberapa fenomena ‘Proyek’ Rasialis Shafawiy ini:
- Adanya gerakan dan upaya pembersihan etnis dan madzhab terhadap Ahlussunnah Arab di Irak, yang gejalanya semakin meningkat beberapa bulan belakangan ini, seiring dengan upaya pengisoliran terhadap mereka di wilayah selatan Irak. Ditambah lagi dengan seruan untuk membagi kawasan Irak berdasarkan kelompok aliran, serta mendorong pasukan penjajah Amerika untuk terus melakukan penangkapan, penawanan, pembunuhan, penghancuran dan pembersihan terhadap kaum Ahlussunnah di Irak, terhadap masjid-masjid, lembaga-lembaga, dan juga gerakan-gerakan mereka (Ahlussunnah Irak-ed)!
- Keterlibatan kaum Persia Shafawiy di Irak dengan kerjasama yang sangat sempurna dengan pimpinan tertinggi kaum Syiah di Irak, khususnya yang memiliki ras Persia. Dan itu diwujudkan dalam bentuk kerjasama intelejen, militer, ekonomi, politik dan agama, dengan dukungan penuh dari Amerika baik secara militer dan logistik, hingga Irak menjelma menjadi negara yang tunduk di bawah penjajahan kaum Persia Shafawis dengan menggunakan tank-tank Amerika!
- Keterlibatan kaum Persia Shafawiy di Suriah untuk menjalankan gerakan Syiahnisasi di tengah rakyat Suriah yang muslim sunni, dan pemberian kewarganegaraan Suriah kepada para keturunan Persia dan warga Syiah Irak, dari pihak pemerintahan Hafzih al-Asad. Dan jumlah mereka hingga saat ini telah melebihi 1 juta jiwa. Mayoritasnya bermukim di Propinsi al-Sayyidah Zainab dan sekitarnya di Damaskus.
- Menonjolnya upaya-upaya pemalsuan yang sangat vulgar dalam perhitungan demografis terhadap rakyat Suriah. Dan mungkin bukti yang paling jelas atas itu adalah studi-studi fiktif yang dipublikasikan oleh intelejen Suriah bahwa masyarakat Suriah adalah masyarakat minoritas, dan prosentase Ahlussunnah dari keseluruhan jumlah masyarakat Suriah itu hanya 48%. Dan jumlah itupun mengalami perpecahan di dalam tubuhnya sendiri! Padahal, rakyat Suriah secara mayoritas mutlak terdiri dari Ahlussunnah, dan ini adalah sebuah fakta yang terlalu jelas di Suriah. Tetapi para pelaksana proyek Persianis-Shafawis ini mengira bahwa dengan melakukan pemalsuan terhadap angka-angka dernografis di Irak–tentu saja dengan mengorbankan Ahlussunnah yang mayoritas–, mereka juga dapat melakukan hal yang sama di Suriah!!
- Kesepakatan dan konspirasi bersama dengan kekuatan Amerika sang penjajah. Dan mungkin bukti paling jelas atas itu adalah apa yang dipublikasikan oleh pimpinan spiritual tertinggi Syiah di Irak, berupa fatwa-fatwa yang mengharamkan perlawanan terhadap sang penjajah Amerika dan membukakan pintu seluas-luasnya terhadap ‘proyek’ penyembelihan kaum Ahlussunnah di Irak, bahkan melabeli mereka dengan label teroris. Dan semua itu dilakukan seiring dengan upaya-upaya dusta mereka yang seolah mendorong perlawanan terhadap Amerika hingga negara itu merdeka! Sejarah memang selalu berulang. Peran-peran yang mereka lakukan hari ini sesungguhnya diilhami oleh peran-peran keji nenek moyang mereka: al-Thusiy dan Ibn al-Alqamy, bersama tentara Mongolia dan Tartar menjatuhkan umat Islam di akhir rnasa kekhilafahan Abbasiyah!!
- Semakin meningkatnya upaya-upaya penangkapan yang dilakukan oleh pemerintah Hafizh al-Asad terhadap warga Arab Iran (al-Ahwaz)[1]yang mencari perlindungan ke Suriah sejak puluhan tahun yang lalu. Tidak hanya itu, sebagian tokoh perlawanan al-Ahwaz itu (seperti Khalil ibn ‘Abd al-Rahman al-Tamimy dan Sa’id ‘Audah al-Saky) kemudian diserahkan kepada pihak intelejen Iran!
Sudah tentu proyek Shafawiyanisasi ini memerlukan ‘sampul’ dan ‘bingkai’ yang bisa diterima oleh seluruh bangsa Muslim. Harus ada upaya percepatan yang memungkinkan para pelaku proyek ini ‘mempermainkan’ keterlibatan emosional seluruh bangsa Muslim di dunia. Dan untuk saat ini, tidak ada cara yang terbaik kecuali mengangkat masalah Palestina, lalu kemudian ‘memainkannya’ dengan cantik. Dari balik ‘sampul’ itulah tersembunyi niat-niat keji para pelaku proyek busuk ini. Banyak yang tertipu. Sebagian gerakan Islam bahkan terbuai dalam permainan yang mereka mainkan. Semboyan-semboyan kosong yang memancing emosi dan solidaritas benar-benar menyilaukan mereka yang selalu menyederhanakan bahaya kaum Syiah Shafawiy ini.
Untuk upaya mempermainkan ‘kisah pilu’ Palestina ini maka dilakukanlah langkah-langkah berikut:
- Lebih dari sekali, Presiden Iran meneriakhan slogan-slogan kosongnya untuk seruan menghapuskan Israel (dari peta dunia)!
- Mengumumkan aliansi Iran-Suriah dengan beberapa organisasi Palestina yang memiliki citra yang baik di mata dunia Arab dan Islam. Mereka juga berlagak akan memberikan bantuan finansial kepada pemerintahan HAMAS. Tapi seperti biasa bantuan itu tak pernah ada! Bantuan-bantuan itu tak pernah sampai ke tangan yang berhak hingga sekarang. Dan yakinlah, bantuan itu tak akan pernah sampai hingga kapanpun. Menteri Luar Negeri Iran (10/7/2006) menjelaskan dalam sebuah jumpa pers bahwa proses pemberian bantuan 50 juta dolar itu masih dalam taraf pengambilan keputusan (4 bulan setelah janji itu disampaikan), dan hingga sekarang jumlah itu belum pernah dibayarkan.Maka bantuan Iran itu tidak lebih dari sekadar gembar-gembor dan janji kosong, sebab kaum Shafawiy-Persian itu tak akan dapat digerakkan kecuali dengan motif ras dan kelompok, yang salah satu konsekuensinya adalah tidak memberikan bantuan apapun terhadap gerakan Palestina manapun yang Ahlussunnah, bagaimanapun kondisinya!!
- Penyelenggaraan berbagai pertemuan mencurigakan antara pemerintah Suriah dengan pemerintah Zionis, yang diawali dengan jabatan tangan antara Presiden Suriah, Basyar al-Asad dan Moshe Katzav, Presiden Israel, saat mengunjungi jenazah Paulus di Vatikan. Hal itu kemudian diikuti dengan pernyataan-pernyataan pihak Zionis bahwa pemerintah Suriah adalah pilihan mereka yang harus didukung. Sementara pihak Suriah juga menyatakan keinginannya untuk berdialog dengan kaum Zionis, meski disaat yang sama, pihak Suriah gencar melakukan pembersihan etnis (genocide) terbesar dalam sejarahnya terhadap warga negaranya, melakukan konspirasi terhadap upaya pengajaran Islam Ahlussunnah, sembari memberikan dorangan bahkan bantuan moril dan materil terhadap pengajaran Syiah-Shafawiy. Peristiwa paling mutakhir yang membuktikan ha1 ini adalah pertemuan Duta Besar Suriah dengan pimpinan persatuan Zionis di London (Surat kabar al-Syarq al-Ausath, 12/7/2006) dan penyambutan terhadap pemuka Zionis Amerika untuk menyampaihan ceramah di salah satu masjid jami’ terbesar di Halab (Surat kabar al-Khalij, 11/7/2006).
- Keterlibatan Mossad yang cukup dalam di Irak dengan dukungan pemerintah Irak buatan Amerika, dengan koordinasi yang kuat dengan apa yang disebut al-Haras al-Tsaury al-Irany (Pengawal Revolusi Iran) dan berbagai milisi Syiah Shafawiyah di Irak; untuk menangkap dan membunuh para ulama dan tokoh Ahlussunnah yang berpengaruh di Irak. Mereka bahkan melakukan berbagai tindakan terror terhadap Ahlussunnah di Irak berupa penculikan, penyiksaan hingga pembunuhan. Dan aliansi strategis ini bahkan telah siap melakukan langkah yang sama di tiga wilayah: Irak, Suriah dan Lebanon. Karena itu, tindakan apapun yang dilakukan oleh salah satu dari aliansi ini, sesungguhnya merupakan bagian dari proyek global Shafawiyanisasi di sepanjang kawasan yang memanjang dari Iran hingga Libanon, termasuk di dalamnya Irak dan Suriah! Karena itu–berdasarkan kesatuan strategi dan tujuan, serta komperhensifitas peran antara pemerintahan Persianis Iran, pemerintahan al-Asad di Suriah dan gerakan-gerakan Syiah di Libanon–kita dapat menyimpulkan berbagai upaya dan tindakan yang selama ini dilakukan, serta menentukan arahnya: apakah ia sepenuhnya untuk kemaslahatan bangsa Arab dan kaum muslimin, atau untuk kepentingan pelaksanaan rencana kaum Shafawis Persianis untuk menguasai wilayah dan kekayaan kita, untuk kemudian melakukan gerakan pembersihan etnis dan aliran terhadap Ahlussunnah di wilayah ini, untuk selanjutnya memperluas aksinya ke semenanjung Arabia hingga Afrika Selatan, demi mengembalikan kejayaan Dinasti Shafawiyah dan Fathimiyah, dengan menguasai wilayah Arab dan kaum muslimin!!
Coba Anda renungkan:
Apa arti dari peristiwa kemarahan Basyar al-Asad di Damaskus terhadap Pemerintah Libanon, yang lalu diikuti dengan mundurnya 5 menteri Syi’ah dari Hizbullah dan Gerakan Amal. Mereka mengundurkan diri lalu membekukan kegiatan mereka di sana??!
Apa arti dari apa yang dilakukan oleh sebagian peserta Konferensi Advokat Arab – yang diselenggarakan di Damaskus beberapa bulan yang lalu–, yang mengangkat bendera Hizbullah di konferensi itu, sedang tidak ada satu pun tanda atau simbol Libanon sebagai negara yang diangkat di sana, bahkan untuk bendera kebangsaannya sekalipun??!
Mengapa Hasan Nashrullah meletakkan foto “Imam” Khomeini itu di atas kepalanya dalam ruang kerjanya di Libanon??
Dan sebelum itu, apa makna dari jawaban salah seorang pemimpin Hizbullah atas pertanyaan wartawan di tahun 1987, “Apakah kalian merupakan bagian dari Iran?” (lalu dijawab), “Bahkan kami adalah Iran di Libanon dan Libanon di Iran” ??
Nah, atas dasar fakta-fakta inilah seharusnya kita menghukumi berbagai hal dan kejadian yang belakangan ini terjadi, yang notabene diprovokasi dan diledakkan oleh Hizbullah di balik strategi aliansi Shafawiy-nya–yang katanya–melawan keberadaan Zionisme!!
***
Sesungguhnya tujuan utama dari proyek Kaum Shafawiy Persia ini adalah menguasai dunia Arab dan Islam, yang dimulai dengan menundukkan wilayah bulan sabit (negeri-negeri Syam dan Irak). Proyek ini setidaknya dibangun di atas 5 pijakan:
- Bekerja sama dengan kekuatan Barat di bawah komando Amerika semaksimal mungkin untuk menguasai negeri-negeri kaum muslimin, serta melakukan peran-peran keji yang tidak kalah kejinya dengan apa yang dilakukan oleh Ibn al-Alqamy saat bekerja sama dengan Hulagu Khan untuk menjatuhkan Khilafah Islamiyyah. Dan seluruh dunia mengetahui dengan baik, bahwa Iran memiliki peran yang sangat besar dalam bekerja sama dengan Amerika untuk menjatuhkan Afghanistan, kemudian Irak. Para petinggi Iran sendiri mengakui hal itu. Bahkan mereka bangga akan itu. Muhammad Ali Abthahi, wakil presiden Iran yang lalu mengatakan, “Seandainya bukan karena Iran, Amerika tidak mungkin mampu menguasai Irak...Seandainya bukan karena Iran, Amerika tidak mungkin mampu menundukkan Afghanistan.” Tentu ini semua demi untuk melemahkan Ahlussunnah, lalu kemudian menghancurkan mereka di bawah payung pendudukan Amerika!!
- Menyalakan api peperangan antar kelompok, melakukan upaya pembersihan etnis dan kelompok, bekerja keras untuk membagi-bagi wilayah kita kaum muslimin, mengusir warga Irak yang Ahlussunnah dari propinsi-propinsi dimana mereka hidup bersama dengan kaum Syiah, ditambah dengan peran-peran merusak para pemimpin spriritual Syiah di Irak untuk menghancurkan Ahlussunnah dan semua lembaga yang mereka miliki. Ingat! Al-Syirazy menyerukan dalam khutbahnya untuk menghancurkan mesjid-mesjid Ahlussunnah di Irak. Dan mereka benar-benar menghancurkan ratusan mesjid Ahlussunnah, atau mengubahnya menjadi Husainiyat dan pusat-pusat Syiah Shafawiyyah.
- Membunuh tokoh-tokoh potensial Ahlussunnah–baik dari kalangan ilmuwan, militer dan agama–, dan melakukan semua upaya keji untuk meneror, mengusir atau membalas dendam pada mereka!
- Melakukan kamuflase demografis sebagaimana yang terjadi di Suriah secara khusus. Dan juga seperti yang terjadi di Libanon dan Yordania, apalagi di Irak. Ditambah lagi bertebarannya para missionaris Syiah di tengah shaf (barisan) Ahlussunnah.
- Menciptakan benturan-benturan fiktif dengan kaum Zionis Israel. Padahal itu hanyalah sebuah pancingan agar Israel mengamuk lalu menghancurkan negeri-negeri kita kaum muslimin. Dan bila kekacauan itu terjadi, mereka dengan mudah memainkan strategi Shafawiyanisasi mereka demi mewujudkan tujuan-tujuan kejinya, persis seperti kondisi yang mereka ciptakan sebelumnya di Afghanistan dan Irak!!
Sesungguhnya proyek Shafawiy Syiah itu menyerupai proyek Zionis dalam berbagai sisinya. Namun sebenarnya lebih berbahaya dari proyek Zionis. Para pendukung proyek ini tidak akan berhenti hingga berhasil melenyapkan seluruh Ahlussunnah. Sebuah proyek yang mengemban kedengkian sejarah yang membuncah, yang dibangun di atas sampah-sampah agama mereka, seperti Mushaf Fathimah, nikah mut’ah, menuhankan para imam, menghina para sahabat Rasulullah, menyimpangkan al-Qur'an dan Sunnah, dan mengkafirkan Ahlussunnah. Karena itu, proyek ini jauh lebih berbahaya dari proyek Zionis dan Westernisasi Kolonialis Barat Amerika. Meskipun kaum muslimin tetap berkewajiban untuk melakukan perlawanan terhadap kedua proyek tersebut, namun tetap saja perlawanan terhadap proyek Shafawiyanisasi Persia itu harus lebih kuat dan keras!!
Sesungguhnya 4 wilayah yang dipilih oleh kaum Syiah Shafawiy sebagai jejak awal merealisasikan tujuan dan rencana mereka adalah:
- Wilayah Iran; di kawasan ini operasi pembersihan terhadap Ahlussunnah sangat luas terjadi. Ini diikuti dengan penghalalan harta, kehormatan dan bahkan masjid-masjid mereka (perlu diingat, bahwa di seluruh Teheran–ibu kota Iran–tidak ada satu pun masjid Ahlussunnah!)
- Wilayah Irak; di kawasan ini, mereka bekerja sama dengan penjajah Arnerika untuk melakukan upaya-upaya seperti penghancuran dan membaca-bagi wilayah Irak, mempersenjatai milisi-milisi Syiah untuk menyerang Ahlussunnah, pembersihan dan pengusiran Ahlussunnah, dan memalsukan prosentase jumlah penduduk Irak dengan menyebarkan studi-studi palsu yang menyatakan kemayoritasan Syiah, padahal sebelumnya Ahlussunnah menempati posisi 52% penduduk Irak!! Di sini harus pula disebutkan adanya misi-misi bersenjata yang ditujukan pada saudara-saudara kita rakyat Palestina yang hidup di Irak. Berupa tekanan, pembunuhan, penangkapan, pelecehan kehormatan, dan penghancuran tempat tinggal. Dan fakta menunjukkan bahwa teror-teror itu jauh lebih berat daripada teror yang selama ini mereka terima dari bangsa Zionis. Mereka bahkan berharap dapat kembali ke bumi Palestina dan berada di bawah kaki penjajah Zionis, daripada harus merasakan teror kaum Syiah!!
- Di wilayah Suriah; pemerintah Suriah–yang merupakan sekutu strategis Iran–telah melakukan berbagai upaya penangkapan dan pembersihan yang sangat luas terhadap rakyat Suriah sendiri. Mereka melakukan pembatasan terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan memberikan keleluasaan bagi lembaga-lembaga Syiah. Padahal Syiah di Suriah sama sekali tidak mempunyai wujud riil. Pemerintah Suriah juga melindungi upaya Syiahnisasi di tengah kaum muslimin Suriah, memberikan kewarganegaraan pada kaum Syiah yang datang dari Iran dan Irak, serta mempersempit ruang gerak orang-orang al-Ahwaz yang mengungsi ke Damaskus. Suriah juga menyiapkan dirinya sebagai pangkalan penggempuran terhadap Libanon dan Yordania, tentu dengan menggunakan masalah Palestina sebagai ‘senjata’ untuk kepentingan aliansi keji ini!!
- Di wilayah Lebanon; Hizbullah dan Gerakan Amal–keduanya jelas gerakan Syiah–memainkan peranan sebagai gerakan perlawanan palsu. Mereka berlagak melakukan perlawanan terhadap Israel demi menjaga senjata tetap di tangan mereka, dan untuk memainkan lobi politik mereka di Libanon demi kepentingan aliansi Shafawiy-Persia. Kedua gerakan ini jelas-jelas melancarkan Syiahnisasi dan–yang tak kalah penting–sengaja memancing Israel untuk menghantam Libanon kapan saja aliansi Shafawiy itu membutuhkannya. Tentu disertai dengan upaya yang terus-menerus menghancurkan keutuhan Libanon, dan membentuk sebuah negara Syiah dalam negara Lebanon!!
Maka menjadi sangat penting–saat kita melihat kawasan yang terbentang dari Iran hingga Libanon dan Palestina–untuk memahami secara utuh apa yang telah kita gambarkan sebelumnya. Ini untuk menggambarkan secara utuh dan jelas apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari setiap tindakan para pendukung Proyek Shafawiyanisasi di kawasan manapun. Dasar inilah yang harus jadi pijakan kita dalam melihat tindakan militer yang dilakukan oleh Hizbullah belakangan ini: penculikan 2 tentara Israel, pembunuhan terhadap 7 orang dari mereka.
Garnbaran keadaan sebelum terjadinya tindakan militer ini dapat digambarkan sebagai berikut:
- Terjadinya peningkatan usaha pembersihan etnis clan aliran yang dilakukan oleh milisi Shafawi-Syiah di Irak, yang juga diikuti dengan pemusnahan yang keji terhadap penduduk yang berasal dari Palestina, dan pengusiran Ahlussunnah dari wilayah Selatan Irak (saat ini di Bashrah tersisa 7% Ahlussunnah, padahal sebelumnya selama puluhan tahun mereka mayoritas di sana, dan menjelang pendudukan Amerika jumlah mereka adalah 40%)!! Peristiwa ini diselingi juga dengan pernyataan Presiden Iran untuk melenyapkan Israel!!
- Gerakan perlawanan Palestina–yang tentunya memiliki latar belakang Ahlussunnah–menyita perhatian publik bahwa dialah satu-satunya yang terlibat dalam perlawanan terhadap Israel, dimana Israel telah sampai pada jalan buntu untuk mewujudkan tujuannya melawan rakyat Palestina dan gerakan-gerakan perlawanannya.
- Tersingkapnya keterlibatan Hizbullah dalam kesepakatan sekutunya, Iran, yang bersama dengan penjajah Amerika bersepakat untuk menghancurkan gerakan perlawanan Irak. Hizbullah juga terlibat dalam pelatihan milisi Syiah Shafawiyah di Irak, dan dengan milisi yang sama, mereka melakukan pemusnahan terhadap warga Palestian dan Ahlusunnah di Irak!
- Mulainya kejatuhan misi-misi Syiah di Suriah dan Libanon sebagai sebuah dampak terbalik dari tersingkapnya sikap-sikap politik para ‘peserta’ aliansi Shafawiy yang ternyata mendukung Zionis dan pendudukan Amerika di Irak–yang notabene telah mendapatkan penolakan luar biasa dari rakyat Irak–lalu disusul oleh munculnya bibit-bibit perbenturan dalam pelaksanaan kedua proyek besar Irak: proyek Amerika dan proyek Persia-Shafawiy!!
- Semakin kuatnya tekanan nasional pihak Libanon, yang merupakan reaksi negatif atas pemerintah Suriah setelah pengusirannya dari Libanon. Dan juga semakin rapuhnya posisi pemerintah Suriah akibat semakin dekatnya tudingan dunia internasional atas pembunuhan Presiden Rafiq al-Hariri beberapa waktu lalu.
Karena semua faktor itu, maka:.
Harus ada upaya memalingkan pandangan mata dunia dari apa yang terjadi di Irak, baik yang dialami oleh Ahlussunnah maupun warga Palestina berupa tekanan kaum Syiah Shafawiy...
Harus ada upaya untuk ‘mencuri’ pandangan dunia dari gerakan perlawanan Ahlusunnah Palestina yang berhasil membuktikan kelemahan Israel...
Harus ada upaya untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap upayaupaya 'zending' Syiah di kawasan itu...
Harus ada usaha untuk mengembalikan ‘kebenaran’ sesumbar dusta Ahmadinejad untuk melenyapkan Israel dan melawan negara Zionis itu...
Harus ada upaya untuk menutupi kesepakatan Hizbullah yang ingin melawan gerakan-gerakan perlawanan Irak...
Harus ada upaya untuk mengacaukan politik di Libanon demi menciptakan kekacauan yang telah diancamkan oleh Presiden Suriah, Basyar al-Asad...
Semua itu harus dilakukan, meski harus mengorbankan Libanon. Seluruh Libanon bahkan. Yah, meskipun itu harus menyebabkan kehancuran negeri bernama Lebanon!!
Untuk itu semualah, Hizbullah–sebagai salah satu pendukung proyek Shafawiy-Persia–menjalankan usaha atau petualangannya belakangan ini ‘melawan’ Sang Zionis!!
Apakah kita kontra terhadap sebuah gerakan yang melawan Zionis?? Tentu saja tidak! Kita mendukung setiap gerakan yang dapat melemahkan dan menjatuhkan negara pencuri Zionis itu! Tapi kita tidak bisa menerima jika gerakan itu menjadikan upaya perlawanannya sebagai bagian dari sebuah pewujudan tujuan yang jauh lebih berbahaya dari proyek Zionisme di negeri-negeri kita. Kita tidak setuju jika para pelaksana proyek itu menjadikan masalah Palestina sebagai barang dagangan mereka; sementara di saat yang sama, di Baghdad, mereka menyembelih orang-orang Palestina, merampas harta dan kehormatan mereka.
Kita tidak pernah bisa menerima jika kaum Shafawiy-Syiah itu ingin mengacaukan keamanan Suriah dan Lebanon demi mewujudkan tujuan-tujuan agama mereka...
Selamanya, kita tidak akan menerima jika Libanon dihancurkan dan rakyatnya dibunuh hanya karena ulah provokatif yang dilakukan oleh pendukung proyek Shafawiy-Persia, yang eksekusinya dijalankan oleh kaum Zionis!!
Kita tidak bisa menerima jika kaum Neo-Shafawiy itu berlagak ingin mengorbankan diri mereka, bahwa merekalah gerakan perlawanan itu. Sementara dengan sangat jelas mereka juga melirik dan mendukung proyek Amerika dan Zionis...
Kita tidak bisa menerima jika dunia memalingkan pandangannya dari segala kekejian dan kejahatan kaum Syiah-Shafawiy terhadap saudara-saudara, keluarga dan rakyat muslim kita di Irak...
Kita tidak bisa menerima jiha operasi-operasi militer gelap itu dijadikan sebagai ajang penguluran waktu untuk membangun proyek Senjata Nuklir Iran-Shafawiy, yang kelak akan digunakan untuk menghancurkan bangsa Arab dan kaum muslimin, untuk merampas negeri, kekayaan dan juga harga diri mereka!!
Periksalah semua lembaran sejarah, Anda tidak akan pernah menemukan bahwa Iran pernah terlibat dalam peperangan melawan kaum Zionis sekalipun. Atau bahkan melawan `Si Setan Besar' Amerika!! Anda tidak akan pernah menemukan satu huruf pun di dalam sejarah yang menunjukkan itu. Bahkan Iran justru pernah mempermalukan dirinya dengan mengimpor senjata dari Israel dan Amerika saat berperang melawan Irak (ingat kasus Iran-gate!) Iran sendirilah yang membujuk dan mendukung keberlangsungan pendudukan Amerika di Irak. Iran-lah yang ikut campur dan memudahkan pemerintah Suriah untuk melenyapkan putra-putra terbaiknya. Iran-lah yang menggunakan Hizbullah untuk memancing tindakan penghancuran Libanon oleh Israel. Iran sendiri-lah yang merebut tiga pulau milik Emirat Arab. Dan Iran-lah yang berusaha mengubah gerakan perlawanan Palestina menjadi selembar kertas yang kelak dengan mudah ia mainkan, meski harus mengorbankan stabilitas keamanan seluruh kawasan Arab dari Islam!!
Bila aliansi Neo Syiah-Shafawiy itu sungguh-sungguh melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel, mengapa dataran tinggi Golan masih tenang-tenang saja hingga kini??!
Bila Hasan Nasrullah clan Hizbullah-nya memang ingin mernbebaskan tawanan-tawanan Libanon, mengapa ia tidak menuntut sekutunya, Suriah, untuk melepaskan ratusan orang-orang Libanon di penjara Suriah??!
Bila aliansi Neo Syiah-Shafawiy ini jujur dengan semua gembar-gembornya, lalu siapakah yang menyambut pasukan Zionis dengan karangan bunga ketika mereka berhasil menguasai wilayah Libanon Selatan bulan Juni 1982??!
Lalu siapa yang mengundang pasukan Amerika ke Irak, dan hingga kini–saat kalimat-kalimat ini dituliskan–aliansi itu masih terus berlanjut??!
Jika Hizbullah memang ingin melindungi Libanon dan rakyatnya, mengapa mereka melakukan upaya provokatif baru-baru ini tanpa sepengetahuam pemerintah Libanon, yang Rabu sore (12/7/2006) mengeluarkan pernyataan: "Pemerintah Libanon sama sekali tidak mengetahui operasi yang dilakukan oleh Kelompok Hizbullah ini"??!
Jika mereka–kaum Neo Syiah-Shafawiy–itu memang ingin meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina yang terus terancam oleh tekanan Zionis, lalu mengapa mereka menghabisi kaum muslimin Palestina yang bermukim di Baghdad dengan cara yang jauh lebih keji dan kejam??!
Maka setelah semua ini, menjadi kewajiban kita semua–bangsa Arab dan seluruh kaum muslimin–untuk memahami sebaik-baiknya kenyataan politik, keamanan dan pandangan keagamaan yang ada saat ini.
Mereka (kaum muslimin) harus menyadari kedahsyatan bahaya kaum Neo Syiah-Shafawiy terhadap tidak saja bangsa Arab, namun seluruh kaum muslimin.
Lalu kemudian merumuskan langkah yang tepat untuk melawan kedua proyek keji ini: prolek Zionis-Salibis dan proyek Neo Syiah-Shafawiy-Persi–dimana yang terakhir disebutkan jauh lebih keji dan berbahaya dari yang sebelumnya–. Selamatkan agama, peradaban, masa depan negeri dan generasi kita dari mereka (kuam Neo Syiah Shafawiyyah)!!
DR. Muhammad Bassam Yusuf
Pembaca yang budiman...
Ketika saya menerjemahkan tulisan ini, bayangan-bayangan kengerian sungguh berkelebat dalam benak saya. Mengapa? Karena saya tahu betul–dan mungkin Anda juga demikian–betapa gerakan Neo-Syiah ini secara perlahan tapi pasti mulai menjelma menjadi gerakan yang akrab, bahkan diminati oleh sebagian penduduk negeri ini. Wajah gerakan ini tampil begitu manis dan lembut di mata banyak orang. Tapi kita tidak pernah tahu–bahkan sebagian cendekiawan selalu berapologi tentang kebaikan mereka–seberapa dalam kelicikan yang terhunjam dalam wajah manis itu.
Terakhir, saya hanya menitipkan harapan sederhana agar kita selalu mewaspadai bahaya Neo-Syiah ini. Jangan terpesona hanya karena wajah yang manis dan tutur kata yang penuh rayu, sebab berislam yang benar tidak pernah didasarkan pada kehalusan tutur dan perilaku semata, tapi pada kekuatan hujjah yang berlandaskan al-Qur'an dan Sunnah yang shahihah. Mudah-mudah Anda dapat memahami itu. Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment