Friday, January 31, 2014

Komplotan Roma

(The Club of Rome)
Aurelio Pecci. Dialah industriawan Italia pendiri Klub Roma pada tahun 1968. Klub Roma adalah salah satu organisasi rahasia terbesar di dunia. Keberadaannya memunculkan banyak kegelisahan. Ada yang menyebut Klub Roma sebagai kanal pengalir isu global berbasis di Hamburg. Ada yang menyebutnya komplatan elit rahasia yang sangat ambisius menguasai dunia. Mereka selalu berinovasi memanipulasi politik serta perekonamian internasional. Untuk menjalankan misi, mereka bertameng "kerja sama" yang didukung oleh kalangan elit penguasa dunia, Bank Dunia dan Dana Moneter lnternasianal.
Di situs internet (www.clubofrome), Klub Roma memaparkan misi katalisator global dan independen. Slogannya adalah memajukan dunia. Mereka laksanakan rencana setelah menyusunnya dengan cermat. Kecuali anggota elit; pecatur politik tingkat i:nternasional yang berada di balik layar, nama-nama dan alamat ratusan anggotanya terpajang di situs Klub Roma. Seluruh rincian hasil rapat- rapat yang telah dilakukan dan bermacam hasil riset juga bisa disaksikan disitu.
Mereka bernafsu menebar masalah paling rumit dan krusial bagi umat manusia. Jebakan mereka adalah tawaran penyelesaian masalah masyarakat di seluruh dunia (Negara¬negara berkembang) yang tertatih-tatih akibat tarikan arus globalisasi. Seolah mereka satu-satunya pemilik riset hingga mematenkan solusi alternatif masa depan yang wajib ditaati masyarakat dunia. Sejak awal, mereka menjala para pemimpin dunia yang menentukan kebijakan umum rakyatnya masing-masing. Bahkan seringkali dengan para pemimpin itu mereka berkolaborasi membuat skenario agar dunia diguncang "badai masalah". Setelah masyarakat terjebak kepanikan, baru kemudian mereka menyodorkan solusinya.

Tahun 1972, Klub Roma menerbitkan buku berjudul The Limits to Growth. Buku ini memaparkan hasil riset bahwa sumber daya alam di bumi ini semakin menipis. Perkara ini kemudian mereka asumsikan sebagai akibat negatif dari pesatnya pertumbuhan penduduk dunia. Buku ini best-seller dalam waktu sekejap dan telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa serta terjual lebih dari 30 juta copy.
Publikasi buku Klub Roma itu memastikan perdebatan serius para pakar teori konspirasi. Apa yang terjadi? Celaka! Pakar-pakar itu menegaskan bahwa Klub Roma nyata mencipta "senjata" pemusnah massal. Penegasan ini tidak asing. Sudah menjadi rahasia umum. Mereka menyebar virus AIDS. Pendapat ini dikuatkan oleh beberapa sumber informasi bahwa AIDS adalah virus buatan manusia yang sengaja dikembangbiakkan oleh Klub Roma melalui para penguasa elit dunia, yaitu CIA dan jaringan Bilderbergers.
Sasaran pemusnahan penduduk melalui AIDS ini adalah kelompok masyarakat yang dianggap "tidak layak hidup" hingga harus dilenyapkan. Termasuk di antaranya ras kulit hitam, kaum Hispanik dan kaum homoseksual. William Cooper menyebutkan bahwa sejumlah penduduk terbunuh pada 5 November 2001 atas dasar penegakan hukum. Proyek pengembangbiakan AIDS diberi nama MK-NAOMI. Benua Afrika terinfeksi virus AIDS melalui vaksin cacar tahun 1977, penduduk Amerika Serikat terinfeksi tahun 1978 melalui vaksin Hepatitis B di Pusat Kontrol Penyakit dan Bank Darah New York." (lihat www. thewatcherfiles.coml cooper laids.htm).
Pemusnahan penduduk secara massal itu bukan tragedi kemanusiaan yang pertama kali mereka lakukan dengan dalih mengendalikan jumlah penduduk dunia. Tahun 1948, George W. McKennan dari Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan Foreign Policy Statement-21 (FPS-21 [Surat Pernyataan Kebijakan Luar Negeri 21]). Isi pernyataan itu menekankan pentingnya AS menyusun rencana pengurangan jumlah penduduk dunia yang membengkak.
Tanggal16 Maret 1970, Presiden Richard Nixon diduga kuat menandatangani undang-undang PL91-213. Surat itu adalah pengesahan untuk "stabilisasi" penduduk Gurun Sahara, Afrika. Dengan kata lain mengesahkan pemusnahan
penduduk di sana. Untuk misi itu dia menunjuk John D. Rockefeller III sebagai "pelaksana proyek" biadab ini.
Demikian juga proyek MK-NAOMI. Program riset ini bukan yang pertama kali dirancang CIA untuk memproduksi dan menguji-coba obat-obatan dan senjata biologis. Tahun 1953, proyek 10 tahunan yang disebut MK¬ULTRA, para ahli psikologi dan perilaku melaksanakan program yang bertujuan mengarahkan pikiran dan budaya manusia. Setelah dinyatakan berhasil, proyek tersebut dilanjutkan dengan misi MK-SEARCH dan MK-OFTEN.
Sebagai program lanjutan, tahun 1960, Dr. Robert MacMahan dari Departemen Pertahanan AS meminta $10 juta kepada Kongres AS sebagai dana awal untuk pengembangan senjata biologis yang merusak sistem pertahanan tubuh manusia. Tujuan mereka agar orang¬orang yang "dikehendaki mati" perlahan, mejalani hidup dengan kehilangan daya tahan tubuh alaminya. Proyek ini dijalankan selama kurun waktu sekitar 5-10 tahun. Permintaan ini dikabulkan oleh penyandang dana proyek. Mereka mendapat kucuran dana pada tahun 1970 di bawah H.R. 15090. Dana tersebut dialirkan untuk melicinkan proyek MK-NAOMI tersebut.
Cara yang mereka lakukan sangat rapi dan super canggih. Nyaris tak diketahui bahwa petaka yang timbul di tengah masyarakat adalah hasil dari desain mereka. MK-NAOMI menggunakan teknik-teknik biologi sub¬molekuler sebagai penghasil virus penghancur kekebalan tubuh manusia semisal retro virus AIDS. Bersama dengan itu, CIA meriset dan menebar senjata biologis "pemusnah etnis" yang mampu bekerja sendiri untuk memilih calon korbannya. Setelah ditentukan sasarannya, saat ditebarkan, senjata biologis ini mampu mandiri mengidentifikasi suatu etnis yang menjadi target sasaran berdasarkan genetika dan variasi DNA-nya. Eksperimen-eksperimen untuk menguji senjata biologis itu dilakukan oleh Divisi Operasi Khusus AS di Fort Detrick, Maryland, Amerika Serikat.
Bukti penting yang ditemukan orang-orang yang meneliti bahwa AIDS adalah virus yang sengaja diciptakan adalah berkas catatan hasil penelitian; Progress Report AIDS tahun 1971. Indikasi ini mengabarkan langkah terkoordinir melalui lebih dari 20.000 dokumen paper saintifik dan penelitian yang dilakukan selama 15 tahun oleh Program Federal untuk mengembangbiakkan virus yang identik dengan epidemologi AIDS.
Dokumentasi yang dipublikasikan oleh Freedom of Information Act (Arus Informasi Terbuka) menunjukkan fakta-fakta biadab bahwa masyarakat yang "tidak dikehendaki" hidup dijadikan "kelinci percobaan" oleh Amerika Serikat selama lebih dari 70 tahun.
Tahun 1930-an, serdadu-serdadu Amerika Serikat dan pasien-pasien di rumah sakit sipil dijadikan kelinci percobaan untuk serangkaian program yang membutuhkan eksperimen itu. Masih di tahun 1930-an, Studi Siphilis Tuskegee mendapati 200 orang kulit hitam mengidap penyakit siphilis dibiarkan semarak tanpa pernah diberitahu efek penyakit itu dan tidak mendapat pengobatan. Akibatnya dengan cepat penyakit itu mewabah dalam waktu yang lama.
Komisi Senat Ameika Serikat melakukan investigasi setelah praktek-praktek MK-ULTRA mereka laksanakan. Kesimpulan Komisi Senat AS adalah: Sejak dimulai pada awal tahun1950-an hingga diberhentikan pada tahun 1963, pelaksanaan program LSD yang dilakukan sembunyi¬sembunyi agar tidak diketahui orang-orang yang tanpa sadar hingga hanya bisa menerima dirinya dijadikan obyek penelitian, menunjukkan bahwa kepemimpinan CIA gagal dan hanya efektif membimbing para agen CIA. Kemudian diketahui bahwa uji coba tersebut berbahaya, yaitu mempermainkan dan mengabaikan nyawa manusia yang dijadikan "kelinci percobaan" tersebut. Meski melanggar hukum Amerika Serikat, uji coba tersebut tetap berlanjut. Contoh sebagian kecil orang-orang yang dijadikan kelinci percobaan adalah para pelaku Perang Teluk. Para tentara AS yang diberangkatkan ke medan perang diberi minuman cocktail bercampur obat. Mereka menjadi eksperimen. Obat ini menyebabkan ribuan tentara menderita sindrom Perang Teluk.
Tanggal 3 Oktober 1995, Presiden AS, Bill Clnton akhirnya mengakui bahwa eksperimen radiasi pernah dilakukan Amerika Serikat, karena itu pemerintah AS memberi kompensasi kepada para korban eksperimen tersebut.
Perkembangan AIDS di Barat masih bisa dikendalikan. Tapi tidak demikian dengan Benua Afrika. Fakta menunjukkan virus ganas ini mewabah dan berkembang pesat melintasi Benua Afrika. Seorang pengurus Klub Roma berapologi bahwa buku The Limits to Growth dipahami keliru sebagai sebuah dokumen curang dengan menggunakan rekayasa analisa komputer menyesatkan. Setelah kebusukannya diketahui, dia berkilah bahwa jutaan manusia telah mati akibat virus AIDS selama 25 tahun terakhir dan lebih 70 persen korbannya berasal dari Benua Afrika, tempat epidemi AIDS berkembang pesat. Pernyataan ini justru menjadi bumerang baginya.
Meski asal-usul AIDS dicitrakan masih diselimuti misteri. Namun satu hal yang pasti dan tidak dapat dipungkiri, apapun dalih mereka setelah mencipta kepanikan dan kesengsaraan, bahwa "rekomendasi paksa" rancangan Klub Roma nyata dilaksanakan secara brutal, biadab dan licik serta menyengsarakan masyarakat dunia.

No comments:

Post a Comment