Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg, bisa jadi tidak menyangka. Negaranya yang digadang-gadang sebagai Negara dengan demokrasi terbaik di dunia itu tiba-tiba berubah mencekam. Jum’at 22/7, salah seorang warga Norwegia melakukan aksi gila dengan membantai 93 warga Negara Skandinavia itu: 86 diberondong di pulau, sisanya meregang nyawa dalam ledakan bom mobil di luar gedung pemerintah di pusat kota Oslo.
Adalah Anders Behring Breivik, pria pirang berumur 32 tahun yang menaruh rasa benci kepada umat Islam. Ia ditangkap pihak kepolisian Norwegia setelah aksi sadis di Pulau berdarah dan mengaku bahwa dirinya ada dibalik aksi brutal itu. Lantas apa hubungan antara sikap permusuhannya terhadap Islam dengan warga Norwegia yang mayoritas Kristen? Rupanya, ia menilai Eropa telah gagal dan mengkhianati warisan luhur Kristen dengan murtad dari agama Kristus dan memeluk agama baru bernama Multikulturalisme.
Ia juga marah kepada Eropa. Benua ini dinilainya sebagai daratan penampungan para migran Islam dan telah membiarkan terjadinya proses Islamisasi di benua biru itu. Ya sebuah situasi antiklimaks bagi Eropa. Gagasan Barat yang mendorong perdamaian dunia lewat jalan multikulturalisme dan pencampuran agama-agama mendapat tantangan baru terhadap apa yang kita sebut dengan kelompok teroris Kristen. Ya stigma ‘teroris’ yang selama ini selalu disematkan kepada kaum muslimin, tanpa cek apalagi cross check.
Namun pertanyaannya betulkah ini adalah sebuah aksi yang murni dilakukan Anders Breivik seorang? Dan apakah betul Breivik adalah seorang Kristen sejati dengan aksi biadabnya membunuh 93 warga Negara Norwegia yang mayoritas Krsten? Kita perlu berdiskusi tentang itu.
Ada fakta menarik terungkap saat satu demi satu jatidiri Breivik mulai terendus ke muka publik. Selama menjalani interogasi, Breivik mengklaim diri sebagai Ordo Ksatria Kristen tingkat Internasional yang ditugaskan untuk melakukan perlawanan terhadap kaum muslimin. Ia mengaku menjalankan titah Suci sebagai pengikut Kristiani untuk menjaga moralitas Kristen. Jika anda pernah menonton Film Agora, peran Breivik layaknya Parabolani yang menjaga warisan Kristen Alexandria untuk tidak terkontaminasi oleh ajaran lain pada periode abad 4-M, beberapa tahun pasca ditetapkannya Konsili Nicea, pada 325 M.
Namun kasus Breivik sangat berbeda. Ia memang mengaku pengikut ajaran Kristen, tapi tidak menampik keyakinan Freemasons. Bahkan ia gandrung terhadap kelompok konspiratif Yahudi itu. Fotonya yang mengenakan jaket anti air dan menyandang senjata api otomatis, yang muncul dalam video anti-Muslim berdurasi 12 menit dan diberi judul “Knights Templar 2083″ menjadi bukti kuat bahwa Ordo yang ia maksud dalam interogosi tersebut adalah Knights Templar, ya sebuah milisi masonik abad lampau yang kini ia munculkan dengan jelmaan baru.
Jika anda masih ingat sejarah pasukan Salib, Ordo ini sangat terkenal dengan sebutan The Knights Templar. Menurut Harun Yahya, dalam bukunya Ancaman Global Freemasonry, Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentara salib merebut Yerusalem.
Pendiri ordo ini adalah dua ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan anggota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai kemudian karena mereka membangun basis di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .
Ordo ini kemudian mendapatkan restu dari uskup agung Warmund dari Jerusalem. Sejak tahun 1140 mereka lebih dikenal dengan nama Templar. Sejatinya tujuan mereka membangun kembali Haikal Sulaiman yang dihancurkan oleh raja Chosroe dari Persia pada tahun 610, dan menghidupkan kembali ajaran kepercayaan Kabbala di Palestina. Namun peran lobi Ordo ini ditubuh kerajaan sangat kuat. Salah satu aktor yang memainkan peran itu adalah Reynald de Chatillon. Seorang antek Yahudi yang kerap memprovokasi umat Kristen melawan Islam. Sejatinya, Islam adalah agama yang akan menjadi batu sandungan dalam memuluskan cita-cita mereka membangun Haikal Sulaiman.
Dalam Film Kingdom of Heaven, digambarkan Reynald de Chatillon sebagai orang yang picik lagi sadis. Ia pernah menyerang rombongan umat muslimin, tanpa seizin dan perintah dari Raja Baldwin IV. Secara sadis dan tanpa aba-aba, Reynald de Chatillon kemudian menghabisi Konvoi umat muslim di padang pasir. Mereka diserang, dibunuh, dan mayatnya dibiarkan bergelimpangan.
Sontak Raja Baldwin IV berang mendengar kejadian itu karena mereka memiliki perjanjian damai dengan Shalahuddin Al Ayyubi. Reynald de Chatillon langsung dihukum penjara oleh Raja Baldwin, namun karena memiliki hubungan khusus dengan menantu raja, Guy de Lusignan, Reynald kemudian dilepaskan.
Raja Baldwin IV yang sedikit memiliki toleransi dengan kaum non Kristiani, membuatnya sosok yang tidak disukai oleh Reynald de Chatillon. Maka itu ketika mendengar kabar bahwa Raja Baldwin IV meninggal, Reynald adalah salah satu orang yang menyambut gembira kabar itu sebagai sebuah kabar baik. Lebih-lebih ketika tampuk raja beralih ke Guy de Lusignan. Disinilah nafsu kebencian Reynald kepada kaum muslimin dapat tersalurkan. Guy yang juga dikenal sosok picik, haus darah, dan seorang Kristen pembenci umat Islam menjadi mitra sejati bagi Reynald de Chatillon. Maka kloplah duet duo Kristen-Yahudi ini dalam rangka memusuhi Islam.
Guy, dengan bantuan Reynald, kemudian menyulut peperangan dengan umat Islam dengan membunuh adik perempuan Shalahuddin Al Ayyubi, juga beberapa warga Muslim dan utusan Shalahuddin yang datang kepadanya. Bersama pasukan Ksatria Templar, Guy keluar dari kota Jerusalem ke gurun pasir untuk menyerang Shalahuddin, tanpa memikirkan pentingnya faktor persediaan makan dan minuman. Akibatnya, pasukan Muslim dengan mudah bisa mengalahkan pasukan Salib Templar yang telah lemah dan kelelahan itu, dimana pertempuran itu dikenal sebagai Perang Hattin. Raja Guy dan Raynald ditangkap dan kemudian dihukum penggal oleh Shalahuddin, yang kemudian bergerak bersama pasukannya ke Jerusalem.
Pauperes commilitones Christi Templique Solomonici, Jelmaan Knights Templar Baru?
Sejatinya, Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristen yang berdatangan dari Eropa ke Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank saat ini. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga.
Namun persoalannya tidak saja pada faktor ekonomis. Para Ksatria Templar sejatinya adalah seorang pengikut paganisme sejati, yang berlawanan pada domain teologi Kristen. Maka daripada itu, pada perkembangannya kedok mereka menyelinap di tubuh Kristen mulai terkuat ke permukaan. Ordo templar sedikit demi sedikit “tertangkap basah” menyeleweng dari iman Kristen. Saat di Yerusalem, mereka telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing dan menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.
Dan kini kita pun bisa menduga, bahwa Breivik adalah aktor yang digerakkan oleh Freemason Norwegia. Atau memang ini adalah Knight Templar jilid baru? Sebab dalam laporan situs berita Norwegia, www.dagbladet.no yang berjudul “Skulle drepe 4848 nordmenn”, ordo tempat Breivik beranung bernama lengkap “Pauperes commilitones Christi Templique Solomonici” atau singkat menjadi PCCTS.
Dalam catatannya, Ordo ini berdiri di London pada bulan April 2002 sebagai sebuah manifestasi ulang dari tatanan Perang Salib abad kedua belas. Organisasi ini didirikan untuk mengambil kontrol politik dan militer dari Eropa Barat, dengan anggotanya yang dikenal sebagai milisi perang Salib. Menurut laporan di dagladet.no, PCCTS didirikan oleh sembilan orang (jumlah yang persis seperti Knight Templars), yakni terdiri dari dua orang Inggris, seorang Prancis, seorang Jerman, seorang Belanda, seorang Yunani, Rusia, seorang Norwegia, dan Serbia. Inisiator utama tampaknya adalah Serbia, dimana Breivik mengaku telah mengunjungi Liberia dan telah menyatakan dirinya pahlawan perang di PCCTS. Sebuah fakta menarik.
Apakah PCCTS betul-betul sebuah milisi Templar jilid II yang menjadikan sikap “lembek” Eropa yang membiarkan imigran muslim menyerbu Eropa sebagai personifikasi Raja Baldwin IV yang baru? Dan apakah Breivik adalah perwujudan dari Reynald de Chatillon yang dipenjara karena aksinya membunuh warga tidak berdosa dan membenci umat Islam? Dan kalaulah memang setting itu berjalan, siapakah Guy de Lusignan yang akan membebaskan Breivik nantinya? Ini hanya pengadilan dagelan saja. Sama seperti kasus Geert Wilders, yang kemudian dibebaskan meski melukai hati umat Muslim Eropa. Ya tokoh Belanda yang juga dikagumi Breivik itu.
No comments:
Post a Comment