Pendahuluan
“Mormon” adalah sebuah sebutan (julukan) bagi seorang anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (The Church of Yesus Christ of Latter-Day Saints). Sama halnya seperti orang-orang yang baru menjadi anggota Gereja Kristus pada abad pertama disebut orang-orang Kristen, maka pada abad ke 19, mereka yang menyatakan percaya pada Kitab Mormon disebut orang-orang Mormon. Sebutan itu tetap dipertahankan dan hanya sedikit tindakan diambil untuk mengubahnya, dan secara bertahap perubahan itu membuka jalan untuk digunakannya nama Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Bagi orang Mormon yang dinamakan Gereja adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Mereka tidak mau jika dikatakan anggota Gereja Mormon. Mereka hanya mengaku bahwa mereka adalah orang-orang Mormon.
Sejarah Gerakan Mormon (Mormonisme)
A. Pendiri
Joseph Smith yang dilahirkan pada tanggal 23 Desember 1805 di Sharon, Vermont-Amerika Serikat berasal dari keturunan kaum petani yang miskin. Orang tuanya adalah penganut dan anggota Gereja Presbyterian, namun Smith sendiri tidak suka pergi ke Gereja atau berhubungan dengan segala sesuatu yang “berbau” kegerejaan.
Namun pada suatu hari ia menerima sebuah pernyataan ilahi yang membuat dirinya berkeinginan untuk mencari Tuhan. Pada tanggal 21 September 1823 setelah ia berdoa sepanjang malam dengan sungguh-sungguh, ia didatangi oleh Malaikat Moroni dalam cahaya yang sangat terang. Moroni adalah utusan Allah yang menyampaikan berita bahwa Allah mempunyai suatu tugas untuk Smith.
Moroni menjumpai Smith sebanyak 4 kali dan dalam setiap perjumpaan Moroni memberitahukan:
1. Bahwa tersimpan tulisan-tulisan di atas lempengan- lempengan emas yang isinya adalah riwayat benua Amerika, selain itu juga terdapat Urim dan Tumin yang dapat digunakan sebagai “pelihat”.
2. Tentang penghakiman atas bumi.
3. Bahwa Smith akan diganggu oleh setan.
4. Bahwa Smith akan pergi ke Manchester di Ohio (setelah sebelumnya sekali lagi Moroni menceritakan ulang berita-berita pertemuan pertama, kedua dan ketiga).
Pada tanggal 28 September 1827, lempeng-lempeng emas diperoleh Smith dari utusan surgawi dan ia harus bertanggung jawab atas benda-benda tersebut. Pada tanggal 26 April 1830, Smith mendirikan gereja dan meresmikannya dengan nama Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Pada tahun itu juga diterbitkan pula Kitab Mormon.
Melihat sejarah berdirinya Gereja ini, ada kemiripan dengan sejarah berdirinya Gereja Adventis, yang dimulai dengan pewahyuan kepada Ellen G. White dan sama seperti Smith, maka pendiri Gereja Advent ini dianggap sebagai nabi.
B. Kitab Mormon
Kitab Mormon ini terdiri dari lima belas bagian utama, namun yang dikenal hanya sebuah. Masing-masing bagian ditulis dengan nama penulis utamanya. Inti Kitab Mormon adalah ringkasan yang merupakan terjemahan dari apa yang tertulis dalam lempengan-lempengan emas Nephi.
Bagian akhir dari Kitab Mormon merupakan lanjutan catatan kisah kehidupan Mormon yang dibuat oleh Moroni (anaknya). Ia juga membuat sebuah catatan Yared, kemudian menambahkan bagian-bagiannya yang masih kurang dan akhirnya dikenal sebagai Kitab Moroni.
Pada tahun 600 SM, Moroni menyembunyikan lempengan-lempengan emas yang berisi tulisan-tulisan itu dengan pengawasan Tuhan. Pada tahun 1827, Moroni yang telah meninggal menampakkan diri dan menyerahkan lempengan-lempengan emas itu kepada Smith dan dikemudian hari menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.
C. Mormonisme di Indonesia
Tahun 1969, seorang penginjil dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang menjabat sebagai nabi saat itu, mendapat penglihatan melalui mimpi. Dalam mimpi itu ia diutus untuk memberitakan Injil ke suatu tempat. Di sana ia melihat pohon-pohon besar ditepi jalan dengan diberi garis putih pada batangnya. Lama ia berpikir dan bertanya di mana letak tempat itu. Akhirnya ia ingat bahwa hanya di Indonesia terdapat pohon-pohon besar di tepi jalan yang diberi warna putih sebagian pada batangnya.
Penginjil ini datang ke Indonesia dan mulai dengan pekabaran Injilnya di Mega Mendung (Puncak – Jawa Barat). Pada saat ini telah berdiri Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di sembilan kota di Indonesia dengan jumlah anggota sekitar 4500 jiwa sedangkan di seluruh dunia terdapat kurang lebih 8 juta jiwa.
Adapun kota-kota besar yang telah di “injili” oleh Gerakan Mormon ini adalah: Jakarta, Bogor, Bandung, Solo, Jogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya dan Menado.
D. Ajaran Mormonisme
Ajaran-ajaran pokok atau ajaran yang menjadi ciri khas Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (GYKOZA) tidak mungkin dibandingkan dengan ajaran-ajaran dari aliran-aliran lainnya.
Orang-orang Mormon sendiri tidak mau bila alirannya disamakan atau disejajarkan dengan aliran-aliran yang lain. Dalam pemahaman mereka, Mormonisme merupakan aliran baru sebagai pewahyuan dari Allah. Dalam penggunaan Kitab Suci, mereka menggunakan Alkitab (PL dan PB) dengan penambahan 3 “Kitab Suci” lainnya.
Dalam Mormonisme terdapat ajaran yang merupakan Kata-Kata Bijak dari Smith, yaitu larangan untuk meminum segala minuman yang beralkohol, teh dan kopi. Ada juga larangan untuk merokok dan memakan makanan yang mengandung lemak. Semua itu dilarang karena dapat merusak tubuh yang merupakan “Rumah Tuhan”.
Ajaran Mormonisme sangat banyak, ada yang sama dengan ajaran-ajaran dari gereja lain, misalnya menyebarkan Injil Kristus agar diterima oleh seluruh dunia. Namun disamping
itu ada banyak perbedaan ajaran Mormonisme dengan ajaran-ajaran Gereja lainnya, khususnya Gereja-gereja beraliran Protestan.
No comments:
Post a Comment