Terdapat 4 penulis Injil iaitu Mark (Markus), Matius (Matthews), Luke (Lukas) dan John (Johannes). Dua nama iaitu Mark dan Luke dinisbatkan kepada nama penulis dan pengkompilasi Injil itu sendiri iaitu Mark dan Luke. Matthews dan John pula dikatakan sahabat-sahabat nabi Isa (Apostles) tetapi dalam dunia Kristian sendiri banyak berbalah siapakah sahabat Nabi Isa a.s yang benar-benar melihat wajahnya, bersama-samanya dan mendengar khutbahnya. Dalam hal ini sudah pasti ada pengarangnya untuk Injil Matius dan Johannes.
Siapakah mereka? Adakah mereka pernah melihat Jesus?
Mark (Markus) adalah teman seperjalanan Paul (siapa Paul akan dibincangkan kemudian). Dia tidak pernah melihat Nabi Isa a.s. dan dia juga tergolong dalam Kristian terkemudian seperti Paul (Paulus). Luke (Lukas) pula adalah seorang Greek yang baru memeluk Kristian dan bahasanya sudah tentu bukan Aramaik. Dia adalah doktor peribadi Paul dan sudah pasti tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa a.s. Juga perlu diingatkan bahawa semua penulis Injil ini termasuk Paul, semuanya berbahasa Graeco, iaitu bahasa Yunani-Hellenistik dan sudah pasti mereka semua tidak menggunakan bahasa Aramaik sebagai bahasa mereka seharian.
Tradisi menyebutkan Injil Johannes (John) ditulis oleh seorang pengetua dari Gereja Asia pertama di Efesus (Ephesus). Injil Yohanes ditulis lebih kurang tahun 85-95 Masehi dan kemungkinan diterbitkan sesudah Johannes meninggal dunia.
Berkenaan dengan Injil Lukas, Somerville (seorang sarjana) berpendapat bahwa masa penulisan Injil Lukas sekitar tahun 80 Masehi, atau mungkin beberapa tahun lebih awal atau lebih akhir kerana tidak ada cukup bukti yangg meyakinkan.
"Lukas, penyusun Injil ini menurut Paulus adalah seorang dokter" (Kolose 4:14)
Diantara para penulis Injil, dia merupakan satu-satunya penulis bahasa Yunani (Greek) yang bukan orang Yahudi, tetapi seperti yang lain, dia juga tidak pernah bertemu Jesus. Tapi dia telah menghabiskan waktu beberapa lama dengan Paulus. Tapi sayang, Paulus sendiri tidak cukup beruntung kerana tidak pernah melihat Jesus.
Dari pengaturan tulisan, diduga bahwa penulisnya kemungkinan seorang yang sangat terpelajar. Dalam pernyataan pendahuluannya, dia mempersembahkan tulisannya kepada Theophilus, seorang pemikir Yunani yang terkenal ketika itu,
"Theophilus yang mulia, banyak orang yang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang telah disampaikan kepada kita oleh mereka yang dari mula-mula adalah saksi mata dan pendukung Firman. Kerana itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahuinya, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Lukas 1:1-4)
Teka-Teki Penulis Injil
Kajian yang teliti dan cermat terhadap ayat ini, bahawa telah banyak penulis sebelumnya, yang berusaha menyusun gambaran atau cerita (tetapi bukan Injil) dengan berdasarkan pengetahuan mereka pada tradisi-tradisi lisan atau pernyataan-pernyataan para saksi langsung dan para pendukung Injil.Pada waktu Lukas menulis bukunya, Injil yang telah ada hanya dua, yaitu Injil Markus dan Matius. Dua adalah angka pembatas, dan seandainya hanya dua gambaran tentang kehidupan Jesus, maka Lukas tidak akan menyatakan bahwa "banyak penulis" telah melakukan hal itu. Secara kronologis, Injil Markus ditulis lebih kurang tahun 65 Masehi dan Lukas pasti telah mengetahuinya, dan tentang Injil Matius tidaklah pasti, sebab pada waktu dia menulis Injilnya, Injil Matius kemungkinan besar belum ditulis, Injil Johanes apatah lagi, ditulis pada masa yang lebih akhir. Oleh sebab itu tidak boleh termasuk diantara yang banyak.
"Pada saat itu Injil Johanes belum ditulis dan tidak pasti apakah Lukas mengenal Matius. Dan satu-satunya sumber yg jelas pastilah Injil Markus" (DR. William Wrede, The Origin of New Testament, hal.48)
Jadi satu-satunya Injil yg tersedia adalah hanya Injil Markus. Empat ayat Lukas ini telah membingungkan banyak sarjana Bible mengenai siapakah banyak penulis tersebut."Banyak penulis" adalah sedutan dari kata-kata Lukas sendiri. Pernyataan Lukas pada 2 ayat terakhir ("banyak penulis") memperlihatkan bahwa dia telah mempergunakan secara luas bahan-bahan ini dan telah mengumpulkan, mengkaji, mengubah dan mengatur kembali bahan-bahan tersebut menurut syarat-syarat dan pilihannya sendiri, dan dia memutuskan untuk menulis suatu penceritaan yang saling berhubungan yang tidak pernah dia dakwa sebagai Injil. Dia bukannya mengaku menulis dibawah bimbingan inspirasi atau ilham, tapi dia bahkan mengakui bahawa dia memiliki dokumen-dokumen yang dimiliki oleh orang lain sebagai sumbernya. Oleh sebab itu disini tidak ada kaitannya dengan persoalan wahyu. Dia menulis bagi Theophilus dan dia tidak pernah mengira bahwa karyanya akan melengkapi perjanjian baru yang diakui secara rasmi oleh orang-orang Kristian dimasa datang.
Penyelesaian Teka-teki Penulis Injil
Sampai di sini anda nampak jawapan kepada 'puzzle' ini? Kalau tidak cuba lihat kembali kata-kata Lukas (Luke) sendiri dalam (Lukas 1:1-4)
"Theophilus (sebutan Forasmuch dalam versi King James) yang mulia, banyak orang yang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang telah disampaikan kepada kita oleh mereka yang dari mula-mula adalah saksi mata dan pendukung Firman. Kerana itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahuinya, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Lukas 1:1-4)
Ini adalah ayat yang merungkai sejarah penulisan Injil.Ia seakan lima kata kunci untuk membuka 'cipher code' bagi peta ke arah Cibola dalam National Treasure 2. Dalam hal ini ia akan membuka Pintu Rahsia Ke Taman Gethsemane; ketika Nabi Isa a.s bermunajat dengan penuh mengharap kepada Allah s.w.t di waktu dingin dinihari.
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." (Al-Maidah ayat 116)
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (Al-Maidah ayat 117)
Untuk menyelesaikan adakah Injil yang dipakai oleh dunia Kristian adalah benar-benar asli,kita lihat kembali turutan susunan usia Injil yang empat itu (Mark,Matthews,Luke dan John).Pertama sekali sudah tentu Mark kerana Mark iaitu penulisnya adalah teman rapat Paul (Paul adalah teman seperjalanan pula kepada Barnabas-sahabat termuda Nabi Isa a.s).Keduanya Matthews.Tentang Injil Matthews (Matius) pula,sering ditegaskan oleh gereja bahwa St.Matius, salah seorang murid Jesus, adalah penulis Injil ini. Menurut para pakar Bible, Injil ini ditulis antara tahun 70 Masehi dan 90 Masehi (Sunderland).
Dalam Injil Matius sendiri menentang penegasan tentang penulisan oleh Matius.
“Setelah Jesus pergi dari situ, dia melihat seorang laki-laki bernama Matius duduk di rumah cukai, dan dia (Jesus) berkata kepadanya, “Ikutlah Aku” maka Matius berdiri dan mengikutinya” (Matius 9:9)
Pernyataan ayat ini memperlihatkan bahwa penulis ayat ini bukan Matius,kerana jika St. Matius sendiri yang menulisnya tentulah dia menuliskan begini:
“Setelah Jesus pergi dari situ, dia melihat daku duduk di rumah cukai, dan dia (Jesus) berkata kepada aku, “Ikutlah Aku” maka aku pun berdiri dan mengikutinya” (Matius 9:9)
Tapi pada masa berikutnya dinisbahkan kepadanya oleh seorang penulis yang tidak dikenal.
W.C. Somerville Ph.D. dari Gereja Scottish cukup berani mengakuinya:
“Injil ini ditulis sekitar tahun 80 Masehi oleh seorang penyusun yang tidak dikenal. Injil tersebut nampaknya dihasilkan oleh seorang yang sangat tertarik kepada agama Yahudi dan tertarik kepada Perjanjian Lama, dan kemungkinan dipersiapkan untuk dipergunakan pada suatu pusat dimana majoriti orang Kristian sebelumnya adalah orang-orang beragama Yahudi. (Somerville, A First Introduction to the New Testament, hal.620)
Dari sini terlihat bahwa Injil tersebut ditulis Oleh seorang yang bukan murid Jesus, tetapi oleh seorang yang tidak memiliki maklumat tangan pertama dari ajaran-ajarannya, dan mengumpulkan maklumat sedikit demi sedikit dari tradisi-tradisi popular tentang Jesus dan ajaran-ajarannya, dan penegasan bahawa ia merupakan dokumen yang diwahyukan adalah tidak benar sama sekali.
“Dari apa yg telah dikatakan, akan jelas terlihat bahawa penulisan langsung Injil ini oleh Matius murid Yesus, adalah tidak mungkin” (Komentar Dummelow terhadap The Holy Bible, hal 620)
Alasan utama bahwa penulis Injil Matius tidak puas dengan Injil Markus, dan menulis suatu Injil yg lebih komprehensif dari Injil ini, menunjukkan bahwa dia memiliki akses kepada suatu sumber sebagai tambahan bagi Injil Markus. Sebagai contoh, Markus tidak membuat garis keturunan Yesus dan juga tidak membuat penyebutan yang begitu penting tentang mukjizat Jesus sebagai kelahiran suci, tapi sebaliknya Matius menggabungkan bahan semacam ini dengan cara menyalin apa adanya. Keilmuan moden telah memperlihatkan bahwa pada masa itu kedua Injil ini masih dalam tahap 'janin dalam kandungan'.
J. B. Phillips nampaknya sama dengan pandangan Islam dan seolah-olah bersepakat dengan hujah para ilmuan Islam tentang ketidakaslian Bible dalam penemuan ini. Beliau adalah sarjana yang dibayar oleh Gereja Anglikan, Inggeris. Tak ada alasan baginya untuk berbohong atau berkhianat atas kerosakan pandangan gerejanya! Merujuk kepada kata pengantarnya untuk "Injil Matius" (lihat salinannya pada halaman 362).
Phillips mengatakan tentang penulisannya sebagai berikut:
"Tradisi terdahulu menganggap Injil ini berasal dari St. Matius, tetapi para sarjana saat ini hampir semuanya menolak pendapat ini." Dengan kata lain, Matius tidak menulis Injil yang memuat namanya. (Husting’s, Encyclopaedia of Religion and Ethics)
Terdapat sumber lain dari sebuah sumber umum yang dijadikan contoh oleh Matius, Markus dan Lukas. Ketiga penulis ini, siapa pun mereka, telah melihat dokumen umum tersebut. Mereka menulis seolah melihat melalui mata "seseorang". Dan kerana mereka sepakat, ketiga kitab Injil pertama tersebut dikenal sebagai Injil Sinoptik.
Jika penulis yang tidak dikenal dari Injil tersebut tidak secara tegas mengakui sumber ini, maka jelas dapat disimpulkan bahwa Injil Matius merupakan karya dari seorang pembangkang Yahudi. Ketidak jelasan dari penulisnya, menutup setiap kesempatan bagi Injil tersebut sebagai sebuah dokumen yang diwahyukan.
Selepas Matthews (Matius),Injil Lukas ditulis dan kemudiannya John (Johannes). Kita kesampingkan injil terakhir (John) kerana jika ketiga-tiga injil yang awal sudak berkecamuk dan boleh diragukan apatah lagi injil yang baru ditulis ini.
Mari kita selesaikan kod rahsia dari kata-kata Lukas ini atau yang digelar orang Kristian Luke The Evangelist.
"Theophilus yang mulia, banyak orang yang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita..."
'Theophilus' merujuk kepada seorang pemikir Yunani. Ayat seterusnya bermaksud ramai orang telah menulis (berusaha menyusun) ke dalam kitab-kitab atau cerita yang dibukukan (suatu berita) mengenai peristiwa yang terjadi antara Luke dan Theophilus.
Apakah PERISTIWA ITU?. Kita lihat ayat seterusnya,
"...seperti yang telah disampaikan kepada kita oleh mereka yang dari mula-mula adalah saksi mata dan pendukung Firman."
'...seperti yang disampaikan kepada kita...' adalah jawapannya. Peristiwa itu adalah seperti satu perbahasan atau perbincangan atau khutbah atau pemberitahuan. Juga tidak keterlaluan jika Luke dan Theophilus telah menghadiri satu majlis ilmu. Mereka telah mendengar seseorang atau sekumpulan orang menyampaikan sesuatu kepada mereka. Soalnya, SIAPA MEREKA ITU YANG MENYAMPAIKAN SYARAHAN KEPADA LUKE DAN THEOPHILUS? Lihat seterusnya,
'... oleh mereka yang dari mula-mula adalah saksi mata dan pendukung Firman',
ini adalah orang yang berbicara kepada Luke dan Theophilus. 'Saksi mata' adalah orang yang menyaksikan sesuatu dengan matanya sendiri, bukan mendengar cerita dari orang lain. Dalam kes ini, orang yang memberi syarahan adalah tergolong dalam kelompok Hawariyyun (The Apostles) iaitu orang yang melihat dan bersama-sama Jesus (Nabi Isa). 'Pendukung Firman' adalah orang-orang yang berjuang mendukung kitab Injil yang asli dan mereka sudah pasti menghafal atau menulisnya dalam bahasa asalnya iaitu Aramaik.
'...Kerana itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya,...'.
Dalam ayat ini Luke telah mengambil inisiatif membuat penyelidikan dari hasil syarahan dalam majlis ilmu tadi. Dia mula memikirkan apa yang dikatakan oleh si Hawariy yang pernah melihat Nabi Isa dan hidup bersama-samanya. KEMUDIAN APA YANG DILAKUKAN OLEH LUKE SELEPAS ITU?
'... aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahuinya, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar...'.
Luke telah bertindak menulis kembali apa yang dikatakan oleh si Hawariy tadi, seperti seorang murid yang menuliskan nota-nota pengajian sekolahnya. 'membukukan dengan teratur' bermaksud menjadikannya sebuah buku yang kemas untuk diberikan kepada Theophilus (bagimu) supaya Theophilus dapat memikirkan dan mengkaji kembali (supaya engkau dapat mengetahuinya) semua yang didengar mereka adalah sesuatu yang benar.
Dari sini dapatlah kita simpulkan bahawa Injil Luke bukanlah yang asli, ia cuma kompilasi dari apa yang didengarnya dari sebuah majlis ilmu, atau majlis syarahan golongan Nasrani awal yang berdakwah tentang keesaan Tuhan. Bukanlah persoalannya mengapa kita hendak meragui Luke, tetapi DARI SINI KITA TAHU YANG BIBLE LUKE INI TIDAK ASLI DAN HASIL TULISAN LUKE BUKAN WAHYU ATAU HASIL TULISAN SAHABAT JESUS. Apabila hasil tulisan seorang yang hanya mendengar seseorang berkata-kata, maka ia tidak lepas dari kesalahan mendengar atau mentafsir, menambah atau mengurangi perkataan. Tambahan pula, ia tulisan pihak ketiga, iaitu orang yang mendengar dari Hawariyyun. Luke juga bukanlah dari kalangan Yahudi tetapi berbangsa Greek, jadi makin kelirulah pemahaman antara kiasan dalam bahasa Aramaik dengan bahasa Greek.
Sebab itu ada istilah Bapa dan Anak Allah. Dalam kiasan sastera Aramaik, Bapa merujuk kepada Tuhan dan Anak Allah merujuk kepada orang-orang dicintai-Nya atau orang-orang menyeru kedamaian dan kasih sayang di jalan-Nya. Jika orang Kristian mengatakan Jesus adalah Anak Allah, sebenarnya di dalam Bible sendiri terdapat banyak konotasi Anak Allah yang ditujukan kepada orang lain.
"Diapun akan berseru kepada-Ku: 'Bapaku Engkau, Allahku pelindung dan penyelamatku." (Psalm 89:26)
Ayat ini mengatakan Daud anak Allah.
"Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung" (Exodus 4:22)
Ayat ini mengatakan Yaakub anak Allah.
"Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku." (Jeremiah 31:9)
Ayat ini mengatakan Efraim anak Allah. Jadi bukan sahaja Jesus anak Allah malah ramai 'anak Allah' sebenarnya.
Perkara di atas sebenarnya ingin menjelaskan bahawa dalam dalam bahasa Aramaik anak Allah bererti orang yang dikasihi-Nya kerana berbuat kebaikan.
"Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang kerana mereka itu akan disebut anak Allah" (Matthews 5:9)
SEbab itu terdapat kecelaruan dari orang yang menulis kitab Injil dari orang yang mengajar Injil itu sendiri. Para Hawariyyun adalah mereka yang berbangsa dan berbahasa sama dengan Jesus atau Isa sendiri. Jadi bagaimana orang yang berbahasa Graeco atau Yahudi-Hellenistik atau Greek/Yunani atau Latin dapat menulis kitab Injil dengan jelas dan tepat seperti yang diwahyukan kepada Jesus sendiri.
- Persoalannya, mengapa tidak diambil sahaja Injil-Injil yang berada di tangan para Hawariy (apostles)?
- Kalau di masa Luke sendiri dia mengakui ramai yang menulis apa yang diajarkan oleh golongan awal Kristian itu, ke mana perginya Bible yang lain?
- Takkanlah tiada satu Bible pun yang bertulis bahasa Aramaik atau sekurang-kurangnya bahasa Ibrani (Hebrew) atau paling tidak pun berbahasa Arab (kerana orang Arab lebih dekat nasab dan hubungan geografinya dengan Yahudi)?
Jelas yang diambil adalah Injil orang-orang yang baru memeluk Kristian (mualaf) seperti Luke dan Mark. Orang-orang bukan berbahasa Aramaik. Memanglah ada di antara mereka seperti Paul (salah seorang yang menambah Injil dan menokok tambah kepercayaan Kristian, karyanya ialah Surat-surat Paul yang terkenal itu) itu orang Yahudi tetapi dia bukanlah satu 'suku' dengan Jesus. Paul menggunakan bahasa Graeco (Greek) sebagai bahasa sehari-hari. Samalah seperti orang Jawa dan orang Banjar. Mereka Melayu tetapi menggunakan dialek atau bahasa suku berbeza.
KE MANA HILANGNYA BIBLE YANG LAIN? TERUTAMA YANG BERBAHASA ARAMAIK?
Jika kita tahu ke mana hilangnya Bible yang lain, kita semakin cepat meneka kunci yang mana satu adalah betul untuk membuka HARTA KARUN KNIGHT TEMPLAR!!
Tamat Sub topik: Pintu Rahsia ke Taman Gethsemane, namun masih ada lagi yang perlu kita rungkai bersama, nantikan siri Membongkar Dua Rahsia 'Sulit' Terbesar yang selanjutnya.
Bibliografi:
Prof. H.S. Tharick Chehab 'Sejarah AlKitab'
KH. Bahaudin Mudhary 'Dialog Masalah Ketuhanan Jesus'
No comments:
Post a Comment