Dewasa ini, Bangsa Yahudi, keturunan-keturunan yang diduga keras berasal dari kelompok Suku dari Israel yang menolak Isa ‘Alaihissallam dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam - dan melanjutkan untuk melakukannya – terbagi menjadi dua kategori yang luas: Sephardhim dan Ashkenazim. Jumlahnya jauh lebih banyak Yahudi Ashkenazi dibandingkan dengan Yahudi Sephardhic. Asal-muasal mereka masing-masing bersifat sangat berbeda.
Sephardhim, secara umum bisa dikatakan, adalah Yahudi yang 'dari dahulu kala' sudah tinggal di Afrika Utara, Timur Tengah dan jauh di selatan Eropa Timur. Pada suatu waktu mereka juga tinggal di Spanyol selama periode Muslim di sana (711 M. - 1609 M.), tetapi apakah mereka dilenyapkan atau dipaksa melarikan diri oleh Trinitarian Christian Inquisition - Penyelidikan Kristen Tritunggal, yang secara resmi proyek ini berakhir dalam tahun 1492 M. Jadi; Dengan demikian setelah waktu itu hampir tidak ada Yahudi Sephardhic tinggal di Spanyol, dan banyak dari Yahudi Sephardhic tinggal di Afrika Utara, Timur Tengah dan jauh di selatan Eropa Timur, setelah kejadian itu kenyataannya Yahudi dari Spanyol - atau keturunan-keturunan mereka - merupakan keturunan-keturunan dari Bangsa Yahudi yang telah tinggal di negara-negara ini sejak masa Musa dan Isa - dan sebelumnya - yang terutama dari Suku Israel.
Hal itu jelas bahwa sebagian 'Yahudi dari Spanyol' yang asli berimigrasi ke sana dari tempat yang jauh di selatan Eropa Timur, Timur Tengah dan Afrika Utara selama periode Muslim memerintah di Spanyol - tetapi, sebagai kita akan lihat, insya'Allah - adalah mungkin bahwa sebagian dari Bangsa Yahudi dari Spanyol bukanlah imigran-imigran Sephardhic dari Timur, tetapi lebih merupakan Yahudi Ashkenazi dari Utara. Sejak diketahui bahwa Yahudi Ashkenazi bukan merupakan keturunan Suku Israel, itu jelas bahwa keturunan-keturunan 'Yahudi dari Spanyol' adalah Ashkenazim bukan Sephardhic - meskipun mereka mungkin dikira sebagai keturunan Shepardic dewasa ini.
Ashkenazim, secara umum bisa dikatakan adalah Yahudi dari abad ke-8 M sampai sekarang yang tinggal terutama di Eropa, dan belakangan ini tinggal di Amerika. Dikenal secara tertentu dan tanpa suatu bayangan keraguan bahwa Yahudi Ashkenazi bukan merupakan keturunan dari suku asli Israel. Arthur Koestler menulis sebuah buku tentang mereka dengan judul: 'Thirteenth Tribe' .
Dengan singkat, kisah tentang Yahudi Ashkenazi adalah:
Pada abad ke-7 ada sebuah suku Turki yang tangguh dan kaya menguasai wilayah yang terbentang antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Di sebelah utara berdiri Kerajaan Kristen Byzantium dan sebelah selatan berdiri Kekhalifahan Islam Abbasyiah, kedua negara ini merupakan negara adi daya pada waktu . Dalam rangka melindungi kerajaan mereka - dan secara murni semata-mata untuk tujuan politis dan bukan pertimbangan religius -pemimpin mereka memutuskan bahwa suku bangsa Khazars secara keseluruhan perlu mengadopsi agama Yahudi atau Judaisme dengan alasan orang-orang Kristen Eropa akan membiarkannya jika mereka menjadi pemuja Allah, dan bahwa orang Islam akan memperlakukan mereka dengan rasa hormat seperti terhadap 'Orang-orang Ahli Kitab', maka akan meninggalkan mereka setidak-tidaknya sendirian.
Ia juga memberi alasan bahwa jika suku bangsa Khazars itu mengadopsi baik Kristen maupun Islam, kemudian mereka akan secara langsung melibatkan diri mereka dalam konflik yang telah terjadi antara orang-orang Kristen Eropa dan Islam - dan secara setimpal agama Yahudi atau Judaisme nampaknya merupakan pilihan paling aman.
Michael Rice menguraikan secara singkat asal-muasal dan sejarah bangsa Khazars dalam bukunya berjudul : “ Warisan Palsu - False Inheritance , dalam kata-kata ini:
Suku bangsa Khazars adalah merupakan salah satu dari suku-suku Turki, yang pindah kearah barat sebagai suatu konsekuensi dari tekanan-tekanan yang tidak tergambarkan masih terjadi di sebagian besar wilayah Asia Dalam, mulai bermukim disekitar pinggiran utara Kerajaan Byzantium, dalam pertengahan millennium pertama. Kedatangan mereka di wilayah itu memprovokasi keadaan serupa seperti terjadinya invasi Mongol. Khazars untuk pertama kalinya muncul dan mendiami wilayah Rusia Sealatan, di wilayah antara Caucasus, Don dan Volga; di sana mereka mulai melepaskan karakter mereka sebagai pengembara untuk memperoleh status sebagai negara.
Bangsa Khazars setelah mantap, makmur namun sebagai akibatnya mereka menarik perhatian baik oleh kekaisaran Byzantium maupun Muslim, Khazars segera menghadapi keadaan yang sulit dalam menghadapi kedua negara adi daya pada waktu itu. Kedua negara adidaya itu melakukan penekanan terhadap penyembah berhala Khazars untuk menerima versi agama yang benar mereka, disatu pihak menghadapi kaum ortodox Kristen di pihak lainnya Islam. Khazars, jelas orang-orang yang cerdas, dengan semangat tetap membuka opsi Byzantium dan Islam, dan nampak bagi mereka setidak-tidaknya dengan mengambil pertimbangan politik secara genius, menyadari bawa dengan diterimanya salah satu dari dua keagamaan ortodoks yang besar itu akan dengan segera mengasingkan yang lain. Dalam keadaan seperti itu bangsa Khazars sepertinya berkewajiban untuk mencari sebuah solusi asli - an original solution atas dilema yang mereka hadapi, solusi yang mereka temukan luar biasa - mereka memilih agama Yahudi, dan mereka mengumumkan diri mereka sebagai Yahudi, yang dalam pelaksanaannya mengharapkan untuk menghindari perhatian kedua negara adi daya yang perkasa yang telah menekannya.
Khazars mengusahakan mencari-cari sebuah identitas yang bisa diterima dan sebuah agama yang dihormati sesuai metodenya, sedikitnya menurut versi yang dituliskan didalam apa yang disebut sebagai Khazar Correspondence . Dilaporkan bahwa kepada utusan Muslim yang berdakwah untuk mengkonversi mereka menjadi Islam, mereka menyampaikan pertanyaan, 'Keyakinan mana yang Anda lebih menghormatinya, Yahudi atau Kristen?' Utusan Islam tanpa ragu-ragu menjawab, 'Yahudi'. Kepada pendeta Byzantium, yang menawarkan agama Kristen ortodoks, mereka diberikan pertanyaan serupa, 'Keyakinan mana yang Anda lebih menghormatinya, Yahudi atau Islam?' Pendeta Kristen dengan suara bulat menyatakan, 'Yahudi'. Jadi, dengan demikian dibuat pilihan dan Khazars menjadi Yahudi.
Jadi, dengan demikian dalam waktu yang relatif singkat semua Khazars menjadi 'Yahudi', meski tidak satu pun dari nenek moyang mereka pernah tinggal Tanah Suci, dan tidak seorangpun dari mereka bahkan walaupun jaraknya sangat jauh terhubungkan kepada dua belas suku asli Israel – kepada siapa pengajaran Musa yang asli disampaikan secara rinci dan eksklusif.
Jelas bahwa orang Yahudi Eropa tidak pernah bisa mengaku-yang sesungguhnya - mereka mempunyai hubungan kesukuan dengan Bangsa Yahudi yang selalu tinggal di atau dekat Tanah Suci yang berasal dari keturunan suku dari Israel. Mereka adalah - dalam posisi yang sama seperti orang Kristen Eropa, yang menjadi orang Kristen karena kepercayaan dan ketaatan agamanya - tetapi bukan oleh keturunan dari suku dari orang Kristen Israel yang selalu tinggal di atau dekat Tanah Suci.
Lebih lanjut, sama seperti versi-versi Kekristenan yang menjadi lazim di Eropa bila dirunut kesumbernya jauh dari pengajaran Jesus yang asli, sehingga wujud dari agama Yahudi yang dipeluk bangsa Khazars bukan pengajaran-pengajaran asli Musa:
Hal i tu diterima oleh mayoritas luas sejarawan, bahwa pasti setelah - jika bukan sebelumnya – penjarahan Jerusalem oleh Nebukadnezar dalam tahun 586 SM. dan pengasingan yang dipaksakan kepada sebagian dari Bangsa Yahudi ke Babilonia, Taurat yang asli hilang keseluruhannya. Juga diterima bahwa salinan dari versi Ezra sesudah kejadian itu dituduh mengumpulkannya dari hafalan dan dihancurkan sewaktu invasi Antiochus ke Jerusalem dalam tahun 161 SM.
Jadi, dengan demikian, sebagai contoh, Maulana M.Rahmatullahi Kairanvi [dari India], dalam bukunya Izhar-ul-Haq , yang dikutip oleh ilmuwan Katholik abad ke-19, John Mill, menyatakan sbb:
Para ilmuwan dengan suara bulat setuju bahwa Taurat asli (Pentateuch) dan kitab asli lainnya, Perjanjian Lama dihancurkan oleh pasukan Nebukadnezar [586 SM.]. Ketika kitab itu disusun kembali melalui Ezra, kitab ini juga kemudian dihancurkan selama invasi Antiochus [161 SM].
Talmud, yang dituduh mencatat tradisi-tradisi lisan Musa, tidak benar-benar muncul dalam bentuk tulisan sampai kira-kira abad ke-17 setelah kematian Musa, dan sedikitnya sembilan abad kemudian setelah Taurat sendiri hilang keseluruhannya: Mishnah, bentuk tulisan dari tradisi-tradisi lisan yang dinisbatkan kepada Musa tidak disusun dalam wujud masa kini dan disusun dalam permulaan abad yang ke-3M. Kedua komentar atas Mishnah, Jerusalem Gemara dan Babilonia Gemara, tidak diselesaikan kecuali pada abad ke-5 dan ke-7 M., sementara komentar tertulis atas komentar ini, literatur Midrash yang ekstensif, ditulis antara tahun 400 dan 1200M.
Dalam rangka menghargai sepenuhnya tingkat pengajaran asli Musa yang telah diubah kedalam bentuk agama Yahudi atau Judaisme yang diadopsi Khazars, hal itu akan mengandung pelajaran dalam menguji sejarah pembentukan agama Yahudi atau Judaisme dalam posisi yang sedikit lebih terinci. Pertama hal ini hanya dapat dilaksanakan secara singkat dengan menguji sejarah dari dua belas suku asli Israel, yang akan diingat bahwa mereka semuanya merupakan keturunan Nabi Ibrahim:
Nabi Ibrahim ‘Alaihi wa sallam mempunyai dua orang putra dari dua orang istri yang berbeda. Kedua putra tersebut, yang pertama bernama Ismail (Hajar) dan yang kedua bernama Ishak (Sarah). Salah seorang putra Ishak bernama Ya'kub, juga dikenal sebagai Israel. Selama hidupnya Ya'kub mempunyai dua belas putra, dan pada akhirnya ia dan semua anak-anaknya bermukim di Mesir. Para putra Ya'kub dikenal secara bersama sebagai suku Israel, pada waktunya masing-masing dari mereka menjadi kepala suku. Jadi, dengan demikian mereka bersama-sama dengan keturunannya membentuk dua belas suku asli Israel. Nama-nama dari kedua belas putra Nabi Ya'kub menjadi nama dari dua belas suku, sedangkan (menurut Bibel 'Versi Baru' Internasional) mereka adalah Reuben, Simeon, Levi, Yehuda, Issacher, Zebulun, Benjamin, Dan, Naphtali, Gad, Asher dan Joseph.
Dalam perjalanan waktu kedua belas suku Israel tumbuh berkembang dengan jumlahnya yang banyak dan mereka ditindas serta diperbudak oleh Fira'un dan orang-orang Mesir. Selama waktu penindasan ini Nabi Musa ‘Alaihissallam lahir dari seorang wanita Suku Levi.
Tidak jelas berapa banyak orang Spanyol yang diusir keluar dari Spanyol oleh orang Kristen Eropa sewaktu terjadi Spanish Inquisition, sebenarnya yang mereka usir itu adalah Yahudi Khazar, sedikitnya sebagian dari Yahudi Spanyol itu mungkin orang Yahudi Khazar Eropa, dan hal ini berarti bahwa tidak hanya orang Eropa dan Yahudi Khazar Amerika dewasa ini tidak ada hubungannya dengan suku asli Israel, tetapi juga bahwa sebagian dari Bangsa Yahudi keturunan dari Yahudi Spanyol yang disebut Yahudi Sephardhic, sama tidak mempunyai hubungan darah dengan suku asli Israel dan Tanah Suci. Dengan kata lain sebagian dari mereka yang disebut Yahudi Sephardhic yang hari ini hidup di Afrika Utara, Timur Tengah dan Eropa Selatan kenyataannya secara genetik merupakan Yahudi Khazar dalam penyamaran.
Demikian pula, selama akhir abad ke-12 antara Yahudi Ashkenazim dan Sephardhim, pada tingkat tertentu, namun secara keseluruhan terjadi saling menikah, tidak hanya di Eropa kemudian Amerika, tetapi pada umumnya terjadi di seluruh dunia. Sesuai dengan hal itu, Yahudi 'Ashkenazim' yang hidup hari ini, kenyataannya membawa komposisi genetik yang secara dominan adalah Sephardhic, dan juga mereka yang merupakan Yahudi 'Sephardhim' kenyataannya sebagian besar membawa komposisi genetik Ashkenazi.
Akan tetapi, kedua ‘suku' Yahudi ini akan muncul secara keseluruhan, namun sedikit banyaknya tetap merupakan bagian yang 'tidak terpisahkan' dari sejarah mereka masing-masing. Ibarat pertemuan antara ikan air laut dengan ikan air tawar, pada tingkat tertentu dalam diri mereka terjadi percampuran, namun pada dasarnya kedua jenis air ini tetap terpisahkan.
Apapun yang pasti, pembagian antara Sephardhim yang adalah Sephardhim dan Sephardhim yang kenyataannya keturunan Khazars sesungguhnya adalah Ashkenazim – dan sebaliknya – dewasa ini terdapat pembedaan yang jelas antara Yahudi Ashkenazim dan Bangsa Yahudi yang dikenal sebagai Sephardhim atau Timur Tengah atau Oriental Jews.
Pada dasarnya Yahudi Ashkenazim masuk kepada kultur Teknologi Tinggi Utara - High-Tec North, Eropa dan Amerika – tentu saja sebagian besar kultur adalah dari mereka – sementara Yahudi Sephardhic masuk kepada kultur yang Miskin di Selatan - Poor South, Afrika Utara dan Timur Tengah. Inilah alasannya kenapa Ashkenazim, yang dewasa ini jumlahnya sangat melebihi Sephardhim, dan mereka memperlakukan Sephardhim sebagai Yahudi kelas dua, menyebut mereka dengan julukan 'schwarzen ', yang berarti' hitam'.
... Tidak hanya karena asal-muasal etnik masing-masing dari Ashkenazim dan Sephardhim sama sekali berbeda, juga cara hidup masing-masing mereka, hanya saja yang benar-benar saling melengkapi di antara mereka adalah dasar upacara keagamaan, dimana kedua kelompok ini bersama-sama. Banyak dari Sephardhim sekarang adalah Arab - sedangkan kebanyakan dari Ashkenazim itu bukan - dan di sana tidak diragukan bahwa mereka jauh lebih dekat dalam jalan hidupnya kepada cara nabi yang mereka menyatakan diri sebagai pengikutnya, dibanding Yahudi Khazar Eropa dan Amerika, bahkan dibagian dunia dimana mereka sekarang hidup berdampingan, seperti contoh, di Jerusalem.
Sekarang haruslah jelas bahwa tidak seorangpun dari Yahudi Khazar -apakah mereka adalah Ashkenazim tulen, atau 'Sephardhim' yang kenyataannya keturunan Khazars yang pernah bermukim di Spanyol atau negeri lain manapun di Eropa atau dunia – mungkin saja mereka mengaku bahwa 'akar dan asal-muasalnya dari Tanah Suci dan dari suku Israel, hanya karena mereka di Rusia dan dari suku Turki Khazars. Mereka adalah Turki, bukan Semit. Adalah Arab dan Sephardhim yang sebenarnya merupakan keturunan Semit, dan cara mereka telah diperlakukan di wilayah Tanah Suci oleh Yahudi Khazar, menunjukkan bahwa jika siapapun yang dicap sebagai anti-semitik, maka mereka adalah Ashkenazim.
No comments:
Post a Comment